Revitalisasi Terminal Tidar Magelang Adalah Harga Mati, agar Magelang Makin Maju dan Bahagia

Revitalisasi Terminal Tidar Magelang Adalah Harga Mati, agar Magelang Makin Maju dan Bahagia

Revitalisasi Terminal Tidar Magelang Adalah Harga Mati, agar Magelang Makin Maju dan Bahagia (Pixabay.com)

Terminal tipe A mendominasi sepanjang jalan Solo hingga Magelang. Beberapa dari terminal ini begitu nyaman, beberapa masih butuh perbaikan. Salah satunya adalah, Terminal Tidar Magelang.

Sama seperti tulisan di pintu depannya, Magelang Kota Harapan, orang-orang berharap agar terminal ini segera direvitalisasi. Sebab, Terminal ini adalah salah satu pusat berkumpulnya transportasi di Magelang. Lihat saja, banyak bus antarkota seperti bus Jogja-Magelang, Purworejo, dan bus daerah Pekalongan serta Cilacap.

Melihat geliatnya yang ramai, terminal ini butuh dan harus segera berbenah. Sarana prasarana yang tersedia juga cukup membuat saya geregetan. Apa saja itu?

Cat-catnya sudah mulai mengelupas

Jika kalian tiba di Terminal Tidar, terlihat dari luar jika terminal ini kurang terawat dan tampilannya sudah tidak begitu indah dipandang. Tempat-tempat jualan juga terlihat menua. Entah kapan terakhir terminal ini diperbaiki. Nyatanya hingga sekarang masih gini-gini aja.

Padahal ya, banyak penumpang yang naik turun di sini. Terlihat dari luar, warna cat tampak mengelupas dan sudah tidak terlihat segar lagi dipandang. Gimana caranya mau maju, kalau fasilitas umum masih belum berbenah.

Kurangnya toilet umum di Terminal Tidar Magelang

Selain bangunan yang menua, yang kentara begitu kurang adalah toilet umum Terminal Tidar Magelang. Di terminal ini, toilet umum kurang layak. Sudah banyak alat alat mandi yang tidak layak pakai. Untungnya sirkulasi air di sini lancar. Tapi ya nggak untung juga sih.

Padahal, toilet umum ini vital. Ya jelas vitalnya lah, manusia kan butuh buang hajat. Kalau fasilitas sevital ini saja kurang terawat, artinya ya, perbaikan itu kayak Thanos: inevitable.

Tempat tunggu bus Terminal Tidar Magelang yang kurang luas

Sembari menunggu bus datang, tentu menunggu di ruang tunggu adalah pilihan utama. Sayangnya ruang tunggu bus masih kurang nyaman. Mungkin karena Terminal Tidar Magelang tidak memakai desain modern ya, jadi tempat duduknya masih klasik, dan jauh dari kata cukup.

Bangunan kios yang mulai usang

Menilik ke tempat jualan dan tempat biro bus, tampilannya mengingatkan saya akan tahun 90-an. Masih kerasa sekali nuansa klasik di sini. Papan tulisan dari kayu, dan etalase-etalase ala zaman dulu yang masih tersedia. Bangunan kios juga sudah nggak sekinclong itu. Jadinya sangat terlihat memorabale banget kalau kalian jajan atau beli tiket di sini.

Memorable lho, saya nggak bilang bagus. Sebab, kalau mau bagus ya, perbaiki. Ya toilet, ya infrastruktur yang lain.

Yang perlu disadari, Terminal Tidar ini nggak hanya terminal biasa, tapi juga wajah Magelang. Eksistensinya tak hanya sekadar pusat transportasi, tapi juga harga diri Magelang.

Toh yang seneng nggak cuma kami sebagai penikmat bus. Tapi sopir dan penjual di terminal turut merasakan senang juga. Merasakan fasilitas umum yang baik dan tentunya menunjang mobilitas adalah harapan bagi mereka yang menggantungkan hidup di terminal ini.

Penulis: Wulan Maulina
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Terminal Tidar Magelang, Tempat Menyendiri di Tengah Keramaian

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version