Review Kualitas Tri Setelah Merger dengan Indosat: Kok Nggak Ada Bedanya?

: Kok Nggak Ada Bedanya?

: Kok Nggak Ada Bedanya? (Susilo Prambanan via Shutterstock.com)

Sebagaimana yang kita ketahui bersama, dua jaringan telekomunikasi Tri dan Indosat Ooredoo melakukan merger sejak 4 Januari 2022 lalu dan membentuk perusahaan bernama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk

Sebagai pengguna Tri sudah pasti saya berharap ada peningkatan kualitas setelah resmi bergabung dengan Indosat. Saya memang pengguna Tri, namun kalau boleh jujur saya kurang suka dengan kualitasnya yang kadang-kadang buruk di sinyal dan jaringan.

Untung saja murah dan di kota sinyalnya masih lumayan oke. Kalau tidak, sudah dari lama saya beralih ke operator seluler lain.

Sedangkan berdasarkan review dari keluarga dan teman-teman, sinyal dan jaringan Indosat sedikit lebih baik daripada Tri. Maka dari itu, dengan bergabungnya Tri ke Indosat, harusnya membuat kualitas Tri sama bagusnya dengan Indosat

Ceritanya chattingan (Pixabay.com)

Apakah hal tersebut benar-benar terjadi? Inilah review dari saya sebagai pengguna Tri pasca-mergernya dengan Indosat Ooredoo

#1 Tarif tetap sama

Sehari setelah kepastian merger, saya langsung mengecek tarif paket SMS, paket nelpon, dan paket internet dan ternyata tidak ada perubahan. Ketika itu saya berpikir, oh mungkin karena masih baru kali. Makanya belum ada perubahan harga sama sekali.

Hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berlalu tetap tidak ada perubahan sama sekali. Tarif paket internet tetap sama seperti dahulu. Termasuk paket AON yang sering saya beli yaitu 12 GB (6 GB Kuota Utama + 6 GB Kuota Movie) seharga Rp39.000. Dari zaman dulu sampai sekarang harganya tetap sama.

Secara umum, tidak ada perubahan tarif yang sangat signifikan. Hanya beberapa tarif yang hanya naik 1000 rupiah dan turun beberapa rupiah saja. Saya nggak tau apakah akan seperti ini terus kedepannya.

Namun, yang pasti saya cukup senang karena tidak ada peningkatan harga paket internet yang membuat saya tidak perlu mengeluarkan budget yang besar.

#2 Kualitas sinyal tetap sama

Selain harganya yang sama dan tidak ada perubahan, kualitas sinyalnya pun masih sama seperti dahulu. Bagus di kota, namun sangat buruk di desa.

Saat di desa, sinyal Tri benar-benar kosong satu garis pun tidak ada. Apalagi jika desanya masuk ke pedalaman, mending matikan HP saja udah, dihidupin pun tidak bisa digunakan.

Ceritanya sedih nggak ada sinyal (Pixabay.com)

Ternyata bergabung dengan operator seluler yang sinyalnya lebih bagus tak serta merta langsung membuat kualitas sinyalnya jadi bagus. Saya berharap tidak selamanya begini, dan orang-orang yang ahli di sana bisa mengatasi permasalahan ini.

#3 Kualitas jaringan pun sama

Begitu juga kualitas jaringan yang tak ada bedanya sebelumnya merger dengan Indosat Ooredoo. Di desa susah sekali mendapatkan jaringan 4G. Jangankan 4G, 3G pun susah kali dan jaringan internet pun mati.

Bagi pengguna Tri tentu sangat akrab dengan tulisan “Panggilan Darurat Saja”. Dan sampai sekarang tulisan yang tidak diinginkan tersebut masih saja sering muncul dan bikin kecewa.

Ceritanya sedih nggak ada jaringan (Pixabay.com)

Jadi kesimpulannya adalah tidak ada peningkatan kualitas setelah bergabung dengan Indosat Ooredoo. Tapi untungnya harga tidak naik dan itu sedikit mengobati rasa kekecewaan saya.

Saya sadar Tri ini memang operator seluler yang murah, namun bukan berarti kualitasnya harus murahan bukan? Banyak kok operator lain yang cukup bagus dengan tarif yang tidak terlalu mahal. Semoga ke depannya Tri bisa meningkatkan lagi kualitasnya terutama sinyal dan jaringan menjadi lebih baik lagi.

Sebab, sesungguhnya sinyal dan jaringan adalah tolok ukur bagus tidaknya kualitas dari operator seluler. Dah, itu doang.

Penulis: Firdaus Deni Febriansyah
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version