Indomie Goreng Aceh Rasanya Kayak Sambal Kalajengking dan Tomat Busuk? Lidahmu Aja yang Memang Busuk

Review Busuk Indomie Goreng Aceh Rasa Sambal Kalajengking (Wikipedia Commons)

Review Busuk Indomie Goreng Aceh Rasa Sambal Kalajengking (Wikipedia Commons)

Tasyi Athasyia sekali lagi menciptakan kontroversi. Kali ini, dia membuat review busuk tentang Indomie Goreng Aceh yang rasanya kayak pakai sambal kalajengking dan tomat busuk.

“Lo tau gak sih sambal yang dijual di mi ayam yang kayak bau kalajengking? Ada sambel yang namanya kalajengking. Waktu itu pernah digosipin di saus itunya dikasih kecoa gitu yang suka ada di abang-abang mi ayam. Rasanya kayak gitu lagi menurut gue. Maaf banget ada aroma tomat busuk sumpah. Bener-bener kayak gitu sih arahnya. Enggak banget sih menurut gue.”

Kalimat-kalimat di atas keluar dari mulut seorang konten kreator (yang bukan food vlogger atau food reviewer) bernama Tasyi Athasyia ketika mencoba Indomie Goreng Aceh. Tidak hanya dari perkataan. Dari raut mukanya di video itu juga sudah ketahuan bahwa ada yang nggak beres. Entah itu Indomie Acehnya yang nggak beres (kedaluwarsa) atau lidahnya yang nggak beres. Entahlah.

Review/kritik Tasyi yang agak berlebihan dan nggak on point ini sontak bikin warganet geram. Tasyi, yang memang punya sejarah kurang baik dengan produk-produk makanan, terutama UMKM, kembali jadi sasaran amuk warganet. 

Hujatan kembali terarah kepada Tasyi. Setelah pernah dinilai “menjatuhkan UMKM”, mereview ngawur soal Bika Ambon, sekarang yang jadi korban review ngaco-nya nggak main-main: Indomie dan Indomie Goreng Aceh.

Sebagai orang yang rutin mengonsumsi Indomie, saya agak heran ketika ada orang yang mengatakan Indomie Goreng Aceh dengan kalimat-kalimat di atas. Indomie Aceh ini enak banget, lho. 

Bahkan kalau diranking, Indomie Aceh ini masih masuk ke 5 besar Indomie terenak, bahkan menurut saya lebih enak dari Indomie Rendang. Makanya, saya agak kaget ketika Tasyi bilang bahwa rasa Indomie Aceh mirip sambal kalajengking dan tomat busuk.

Spektrum rasa mie Aceh dan Indomie Goreng Aceh memang begitu

Dari banyaknya hujatan dan amarah yang muncul, ada beberapa pendapat yang bernada agak membela. Ada orang-orang yang bilang bahwa mereka nggak cocok dengan Indomie Goreng Aceh. 

Mereka juga bilang bahwa Indomie Aceh itu memang rasanya rempahnya terlalu kuat. Selain itu, aroma bawangnya juga terlalu mendominasi, dsb, dsb. Dan nggak ada yang salah, sebab begitulah rasa mie Aceh.

Kalau kita pernah atau bahkan sering makan mie Aceh (yang asli, bukan dalam bentuk Indomie), kita akan paham bahwa rasa rempah dan bawangnya memang terasa sekali. Mereka mengedepankan rasa itu, yang dipadukan dengan asam-manis dari tomat, hingga pedas dari cabai. Ya selayaknya makanan dari Tanah Sumatera, lah. Apalagi dimakan pakai acar bawang, plus ada tambahan seafood-nya. Lebih nikmat itu. 

Spektrum rasa mie Aceh memang begitu. Gurih, asam, dan pedas. Dan dalam konteks Indomie Goreng Aceh, rasa khas mie Aceh tentu nggak benar-benar disamakan. Aroma dan rasa Indomie Aceh tentu nggak sekuat, dan nggak seenak mie Aceh asli. Namun, rasanya masih ada di satu spektrum yang sama. Masih berangkat dari rasa gurih, asam, dan pedas, meski ada di level yang berbeda.

Nah, rasa mie Aceh yang seperti itu memang bikin orang terpecah jadi dua, antara suka banget atau nggak suka banget. Namun, seenggak sukanya orang sama rasa mie Aceh (baik yang asli maupun yang versi Indomie), kayaknya nggak ada yang sampai bilang bahwa rasanya kayak sambal kalajengking atau tomat busuk, deh.

Baca halaman selanjutnya: Review ngawur dari orang yang suka menjatuhkan UMKM.

Rasa sambal kalajengking dan tomat busuk atau lidahmu aja yang memang sudah busuk?

Saya memang nggak pernah nyobain sambal kalajengking Tapi, saya pernah nyobain saus/sambal “murahan” di mie ayam. Saus yang banyak jadi korban gosip, katanya pakai bahan-bahan busuk atau tercampur kecoa. 

Rasanya memang nggak enak. Saya juga nggak suka. Tapi selama ini, saya nggak menemukan ada rasa seperti itu di Indomie Goreng Aceh.

Saya juga tahu seperti apa tomat busuk. Saya tahu bagaimana bentuk dan aroma tomat busuk. Tapi, saya nggak tahu gimana rasanya tomat busuk, dan tentunya, saya yakin dunia-akhirat bahwa nggak ada rasa/aroma tomat busuk di Indomie Goreng Aceh. 

Saya juga yakin, bahwa hidung dan lidah manusia normal yang berakal itu pasti bisa membedakan mana aroma dan rasa rempah mie Aceh, mana aroma dan rasa tomat busuk. Itu 2 hal yang berbeda jauh.

Makanya, saya heran banget ketika ada yang bilang bahwa Indomie Goreng Aceh ini rasanya kayak sambal kalajengking dan tomat busuk. Kok bisa, sih? Cara kerja isi kepalanya gimana itu? Sebab hanya 2 hal yang bisa bikin Indomie Goreng Aceh ini punya rasa yang nggak enak. 

Pertama, Indomie Aceh-nya sudah kedaluwarsa, atau kedua, lidah orang yang makan dan bilang begitu memang udah busuk aja. Dan untuk kasus ini, yang terjadi sepertinya adalah yang kedua.

Indomie memang seleraku, tapi kalau mau review ya jangan ngawur juga kali

Sesuai jargon mereka, Indomie memang seleraku. Seleraku dan selera kalian memang nggak sama. Selera juga seharusnya nggak jadi landasan perdebatan. 

Saya bisa saja bilang bahwa Indomie Goreng Aceh ini enak dan cocok dengan selera saya. Tapi, ada orang yang beranggapan sebaliknya. Nggak apa-apa, namanya juga selera. 

Namun, selera juga nggak bisa dijadikan tameng buat kita untuk bilang hal-hal yang ngawur dan nggak punya dasar. Khususnya terhadap makanan yang nggak sesuai selera kita. Apalagi kalau kita punya pengaruh dan pengikut. 

Nggak suka Indomie Goreng Aceh itu satu hal. Tapi nggak suka Indomie Aceh lalu bilang bahwa rasanya kayak sambal kalajengking dan tomat busuk itu hal yang lain. Itu kelewat ngawur namanya. 

Ini menyedihkan banget, lho. Bayangkan saja, orang yang selama ini dikenal suka review makanan, tapi mereview makanan yang paling mudah, yaitu mie instan sejuta umat saja ngawur dan gagal. Kasihan banget.

Penulis: Iqbal AR

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Indomie Goreng Aceh, Varian Mi Instan Pedas yang Paling Enak

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version