Review Attack on Titan Final Season Episode 1: Bagus, namun Tetap Khawatir

Review Attack on Titan Final Season Episode 1: Bagus, namun Tetap Khawatir

Review Attack on Titan Final Season Episode 1: Bagus, namun Tetap Khawatir (Instagram resmi Attack on Titan)

Seninku secerah matahari bersinar. Bukan karena sekolah, namun Attack on Titan Final Season tayang.

Penantian setahun kurang akhirnya terbayar. Attack on Titan Final Season telah rilis pada 10 Januari 2021 pagi di Indonesia di platform legal kesayangan kalian. Butuh waktu setahun bagi kami untuk mendengarkan kembali “tatakae tatakae” Eren serta adegan terakhir yang menggantung di episode sebelumnya.

Saya nggak peduli kalau anime ini dibilang overrated, overhype, ending ampas, dan bacotan tai kucing lainnya. Saya rela sisain uang jajan buat beli komik AoT di toko buku biar Hajime Isayama bisa bikin onsen. Bahkan, disuruh menunggu setahun buat kembali nonton part 2 saya tetap sabar. Walaupun saya sendiri nggak bisa munafik, kalau part satu lalu memang pantas buat dikritik.

Penantian selama setahun kurang akhirnya terbayar lunas. Attack on Titan Final Season bagus, berkembang, dan menakjubkan. Itulah ulasan secara singkat setelah saya menonton. Opening serta ending tidak pernah dibuat seenak jidat dari season satu dan menyesuaikan dengan cerita yang akan diadaptasi.

Bagian opening menggambarkan tentang tindakan Eren diiringi lagu metal untuk membawa dirinya bebas. Sedangkan ending memperlihatkan adegan emosional dengan Eren berperan sebagai aktor utama. Untuk part 2, cerita akan menitikberatkan pada segala tindakan yang akan dilakukan Eren sehingga visual dan soundtrack dibuat untuk terasa emosional

Masuk ke cerita, sebenarnya hanya melanjutkan saja dari episode terakhir yang menggantung ketika Marley telah datang ke pulau Paradis. Adegan gelutnya juga masih sama mengandalkan teknologi CGI. Namun, perbedaan terlihat ketika perkelahian dimulai. MAPPA benar-benar belajar dengan memperlihatkan adegan yang tidak murahan.

Visual disajikan dengan paduan hand draw dan CGI serta memperbanyak screen time perkelahian antartitan. Sangat berbeda saat part satu lalu. Masih ingat di kepala ketika Warhammer Titan melawan Attack Titan pada episode 6 part satu, adegan yang disajikan sangat membosankan dan tidak ada kepuasan dari hati penonton.

Sangat berbeda dengan part satu, part dua sama sekali kurang diperhatikan oleh masyarakat. Mungkin karena manga sudah tamat sejak April tahun lalu. Attack on Titan sudah seperti tempat wisata bagus yang ditinggal pengunjung. Namun setelah perilisan part dua, timeline serta trending di Twitter kembali diramaikan oleh hal-hal yang berbau AoT seperti “Levi”, “Eren”, dan “Attack on Titan Final Season Part 2”. Sepertinya jeda kurang dari setahun tidak disia-siakan oleh studio untuk melakukan perbaikan animasi sehingga nama Attack on Titan masih eksis di masyarakat.

Tapi, jujur saja saya masih trauma. Saya takut bahwa kualitas animasi yang bagus di awal akan menurun seiring berjalannya waktu. Season-season sebelumnya sudah menunjukkan hal tersebut. Diperbaiki memang, tapi tetap tidak memuaskan.

Dan MAPPA sepertinya menggunakan strategi yang sama. Jor-joran untuk episode pertama, maksudnya. Nah, kita lihat saja selanjutnya seperti apa. Setidaknya, mereka berhasil mengembalikan minat penonton.

Tapi, saya tetap santai. Saya takut hal buruk tersebut terulang, dan bikin kita kecewa lagi lalu mengutuk, alih-alih menikmati. Meski, di episode pertama menunjukkan kayaknya sih mereka beneran serius.

Kita lihat saja beberapa minggu ke depan, apakah kita akan terkesima, atau malah makin skeptis. Tapi, yang penting kita akan segera tahu nasib Eren dkk seperti apa. Dan semoga kita menyaksikan hal tersebut dengan impresi yang positif.

Sumber gambar: Instagram resmi @attackontitan

Penulis: Muhammad Haekal Ali Mahjumi
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version