Review Apex Legends Mobile: Gim Battle Royale Terbaik, Free Fire dan PUBG Lewat!

Review Apex Legends Mobile: Menikmati Game Battle Royale Terbaik versi Layar Kecil

Review Apex Legends Mobile: Menikmati Game Battle Royale Terbaik versi Layar Kecil (Mano Koors by Shutterstock.com)

Setelah sempat mendapatkan penundaan berkali-kali, pada 8 Maret 2022 kemarin, Apex Legends Mobile resmi memasuki tahap soft launch terbatas untuk beberapa region. Indonesia termasuk wilayah yang cukup beruntung dapat mencicipi battle-royale terbaik ini lebih awal.

Game ini sendiri merupakan adaptasi dari Apex Legends yang dikembangkan oleh Respawn Entertainment dan Electronic Arts untuk PC dan konsol. Gim yang rilis pada 2019 ini sukses menyedot perhatian publik, dan sampai sekarang masih populer di skena live streaming Twitch dan YouTube. Sementara itu, untuk versi gawainya, di platform unduhan Taptap saja, Apex Legends Mobile menempati posisi teratas sebagai game dengan pra-registrasi terbanyak, membuktikan jika gamer memiliki antisipasi yang sangat besar untuk proyek ini.

Bagi yang belum tahu, Apex Legends Mobile mengikuti genre yang diusung versi originalnya, yaitu battle royale, di mana Anda dan dua rekan setim Anda harus bertahan hidup sampai akhir ronde. Ada 20 tim—masing-masing terdiri dari tiga orang—yang harus saling bersaing menjadi yang terbaik di World’s Edge. Lantas, apa bedanya dengan game battle royale, seperti Free Fire dan PUBG, misalnya?

Yang unik dari Apex Legends Mobile adalah keberadaan dari para Legends, karakter yang Anda gunakan. Yap, seperti Hyper Front yang pernah saya review sebelumnya, Apex Legends Mobile juga mengusung konsep hero shooter: terdapat barisan Legends yang memiliki skill yang berbeda-beda. Misalnya, Wraith yang bisa menghilang dan membuat portal; Pathfinder yang skillnya berpusat pada grapple hook dan pergerakan vertikal; dan Mirage yang memiliki jurus Kagebunshin no Jutsu.

Bloodhound (Akun Instagram @playapex)

Jika battle royale dan hero shooter bukanlah konsep yang segar, mengapa Apex Legends Mobile dapat dikatakan sebagai game battle royale terbaik? Simak ulasan berikut ya!

Definisi “have fun”

Seperti pendahulunya di PC dan konsol, Apex Legends Mobile berhasil mendefinisikan istilah “have fun” dengan baik. Sangat baik malah. Gameplay-nya sangat lugas, cepat, tanpa fa-fi-fu. Tempo permainan yang sangat tinggi ini senantiasa membuat adrenalin terpompa sampai ke ubun-ubun.

Semua itu dibalut dengan desain peta yang membuka banyak sekali ruang kreatif untuk bermain. Manjat gunung dan menjadi sniper? Bisa. Bermain hit and run super agresif dari celah-celah sempit? Bisa. Membodohi semua orang menggunakan Mirage? Bisa dan sangat disarankan.

Kereta di tengah map (Akun Instagram @playapex)

Permainan kreativitas ini membuat game ini menjadi tidak membosankan. Saya sendiri, baru-baru ini, diculik Wraith menggunakan portal dengan satu regu yang sudah menunggu di sisi lain portal tersebut. Yap, sekreatif itu.

Selain itu, faktor artistik juga sangat memuaskan. Bioma dan ekosistem peta terasa hidup dan sangat memanjakan mata bahkan di settingan grafis rata kiri. Desain suara pun harus diacungi jempol. Sangat nikmat mendengar suara armor lawan yang pecah berkeping-keping. Belum lagi, celetukan-celetukan para Legends yang kocak-kocak. Sebuah game battle royale tidak pernah terasa sehidup ini sebelumnya.

Kaya kustomisasi, tapi minim hal-hal esensial

Untuk versi mobile-nya, Respawn Entertainment tidak bertanggungjawab langsung dalam mengembangkan gim ini. Tanggung jawab itu diserahkan kepada Lightspeed & Quantum, developer yang juga menangani PUBG Mobile.

Fitur yang saya sukai dari Apex Legends Mobile adalah kustomisasinya yang sangat beraneka ragam.

Dari segi gameplay, berbeda dengan versi PC dan konsol, Apex Legends memiliki progresi untuk masing-masing legends-nya. Menaikkan level Mastery akan membuka slot perk yang berbeda-beda; misalnya menaikkan jumlah amunisi yang bisa dibawa atau regen pasif shield dan HP. Awalnya, saya cukup kecewa dengan sistem ini karena saya pikir akan membuat permainan jadi tidak seimbang. Akan tetapi, level Mastery ini ternyata sangat mudah dinaikkan lewat mode team deathmatch.

Selain segi gameplay, Lightspeed & Quantum juga memberi keleluasaan untuk mengkustomisasi kosmetik karakter yang Anda sukai. Yap, kita bicara soal skin. Nah, skin-skin di game ini bisa didapatkan melalui fitur crafting dengan menggunakan mata uang yang disebut Flux. Mata uang tersebut bisa didapatkan secara pasif tiap kali memainkan game ini. Jadi tidak perlu khawatir karena karakter kalian bakal tetap kelihatan keren seiring waktu kok.

Untuk aspek kustomisasi terakhir, adalah konfigurasi permainan. Seperti halnya PUBG Mobile, Apex Legends Mobile juga memberi keleluasaan untuk mengatur settingan yang nyaman berdasarkan preferensi pemain. Misalnya, mengatur tata letak tombol sesuka hati kita. Sebagai pengguna lima jari untuk memainkan game mobile, saya pribadi merasa game ini dapat memfasilitasi kebutuhan itu dengan baik.

Sayangnya, ada beberapa hal esensial yang ternyata tidak bisa di atur. Misalnya, tombol terpisah untuk memanjat objek. Bagi kamu yang belum tahu, hampir semua objek di Apex Legends Mobile itu bisa dipanjat. Memang hal ini tidak terasa mengganggu di ruang terbuka, tapi begitu bertempur di ruang tertutup hal ini terasa sangat mengganggu. Lha gimana nggak? Lagi tembak-tembakan, karakter kita malah manjat tembok. Sungguh rasa hati ingin berkata kasar.

Masih butuh balancing

Profil senjata, seperti damage dan pola recoil, Apex Legends Mobile masih setia mengikuti versi PC dan konsolnya. Beberapa senjata, seperti R-301 dan Flatline yang jadi primadona di versi PC dan konsol, juga menjadi pilihan pertama di versi mobile-nya ini. Sayangnya, karena faktor di versi mobile, seperti pergerakan karakter tidak seluwes versi PC dan konsol, senjata-senjata itu terasa sangat imba: susah sekali kabur dari bidikan dua senjata itu.

Oleh karena hal itu, senjata lain yang sangat populer di PC dan konsol, seperti Wingman dan R-99 menjadi kurang berharga. Padahal dua senjata ini menuntut skill dan dedikasi pemain untuk menguasainya. Idealnya, senjata-senjata itu harusnya mengapresiasi kerja keras pemain, mempelajari headshot menggunakan Wingman, misalnya. Namun, karena tembakannya yang tidak konsisten, mau sejago apa pun, R-301 dan Flatline tetap jauh lebih unggul.

Masalah serupa juga terjadi pada R-99. Senjata bertipe submachine gun ini seharusnya memberikan keunggulan di skenario pertempuran jarak dekat. Seribu sayang, karena masalah pola recoil dan profil damage yang terlalu kecil, senjata ini malah kalah saing di situasi tersebut. Tidak diragukan lagi, Lightspeed & Quantum mesti memberikan pembaruan yang berbeda, menyesuaikan dengan versi Mobile dari Apex Legends ini.

Mirage (Akun Instagram @playapex)

Kesimpulan

Apex Legends Mobile, bahkan sejak hari-hari awal rilisnya, merupakan salah satu pengalaman game battle royale terbaik yang pernah saya rasakan di perangkat mobile. Maka dari itu, game ini layak mendapatkan kesempatan apabila kamu memiliki waktu luang, selain push rank Mobile Legends.

Oh iya, ulasan ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi ya. Jika kamu memiliki kesan yang berbeda terhadap game ini, silakan tulis di kolom komentar.

Sumber Gambar: Akun Instagram @playapex

Penulis: Nurfathi Robi
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version