Reading slump adalah mimpi buruk bagi para orang yang gemar membaca. Serius.
Bagi seseorang yang memiliki kegemaran membaca, baik buku maupun semacamnya dapat dipastikan memiliki waktu yang khusus diluangkan untuk melakukan hal tersebut. Misalnya, dalam satu hari meluangkan waktu setidaknya tiga jam untuk membaca.
Akan tetapi, beberapa pembaca tidak melakukan hal yang serupa, salah satunya saya. Sebagai orang yang tidak terlalu tertarik melakukan sesuatu sesuai jadwal, membuat kegiatan harian termasuk menaruh jadwal membaca pada jam-jam tertentu malah seakan menjadikannya beban di kepala dan pundak. Sebab, hal tersebut akan berujung pada reading slump. Apa itu reading slump?
Fenomena reading slump pastilah nggak asing bagi para penikmat bacaan, sebab ia bisa dikatakan sebagai musuh terbesar bagi mereka yang punya target jumlah bacaan dalam kurun waktu tertentu. Reading slump pada dasarnya adalah kejenuhan kita ketika mengulangi kegiatan yang serupa terlalu sering, bahkan untuk hal yang dijadikan hobi sekalipun, dalam hal ini membaca buku.
Selain jenuh, menurut beberapa portal informasi di internet, fenomena ini juga diakibatkan karena pembaca kurang fokus. Sehingga membuat mereka harus mengulang bagian yang dibacanya terus menerus.
Reading slump untuk orang berbeda-beda kadarnya, tapi selalu sama penyebabnya: terlalu sering atau banyak membaca buku dalam waktu tertentu. Pada akhirnya, hal tersebut bikin membaca buku yang harusnya jadi coping mechanism, malah jadi hal yang memberatkan.
Penyebab lainnya adalah terlalu sering membaca buku dengan genre yang sama. Contoh nih, kalian punya 20 buku, semuanya nonfiksi, ya pasti bakal jenuh dan malas membacanya. Dan kadang efeknya nggak hanya malas membaca nonfiksi, tapi jadi malas membaca. Padahal, membaca itu penting. Penting banget malah. Kalau ini harusnya nggak perlu dijelasin sih.
Jadinya tak berlebihan kalau reading slump disebut mimpi buruk bagi para pembaca. Sebab, hal tersebut bisa bikin orang malas untuk melakukan hal yang ia cintai dan penting untuk dilakukan. Dan lucunya, penyebabnya adalah kebanyakan membaca.
Bagaimana mengatasi reading slump?
Melakukan hal yang berlebihan itu nggak baik. Maka, baca sesuai porsinya. Kalian harus bisa menakar diri kalian sendiri, seberapa sanggup kalian membaca. Kalau kalian punya target bacaan, tetap ukur kemampuan diri kalian. Meraih goals itu penting, tapi nggak perlu sampai mengorbankan diri kalian sendiri.
Selain itu, sesekali baca yang di luar koleksi kalian. Misalnya nih, kalian pencinta nonfiksi, sesekali baca fiksi biar imajinasi kalian tetap jalan dan adrenalin bisa terpacu. Kecintaan pada sesuatu, pada dasarnya, memang butuh pemicu.
Atau, hal terakhir yang bisa kalian lakukan ketika mengalami fenomena reading slump ini adalah berhenti sejenak dari rutinitas membaca. Kalau saya, sih bisa berhenti sampai berhari-hari. Kemudian, saya menggantikan rutinitas baca tersebut dengan hal lain, misalnya mendengarkan musik.
Akan tetapi, bagi kamu yang tidak mau menghilangkan rutinitas membaca dari jadwal harian, kamu bisa mencari bahan bacaan lain yang sekiranya lebih ringan dan disenangi. Sebab, mungkin reading slump terjadi karena kamu belum siap dengan bacaan tersebut. Menurut saya, menemukan bacaan yang tepat sama seperti mencari jodoh. Terkadang yang kelihatan cocok, ternyata sewaktu dibedah malah rumit. Alhasil, rasa senangnya jadi hilang, padahal rutinitas tersebut yang seharusnya bikin kita senang.
Begitulah cara mengatasi reading slump, yang jadi momok para pembaca. Semoga setelah ini, kalian yang mengalami hal tersebut segera bangkit dari mimpi buruk ini. Tidak bergairah dalam membaca itu perih, Maszeh. Sebab, banyak bacaan bagus yang bisa kita akses. Kalau malas membaca, berarti kehilangan hal-hal bagus dalam hidup.
Maka dari itu, selalu baca buku dan artikel Mojok ya~
Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Rizky Prasetya