Padahal tinggal buka pintu saja masih ada juga yang salah!
Beberapa waktu lalu di waktu senggang, seperti biasa saya mencari hiburan untuk menyenangkan diri sendiri. Bukan nonton film di bioskop, bukan juga streaming YouTube. Melainkan melakukan kebiasaan mainstream, yaitu scroll linimasa Twitter. Melihat video lucu, membaca reply dan perdebatan di ranah internet yang rasanya tidak perlu, juga melihat meme yang banyak bermunculan.
Sampai akhirnya, saya terhenti di suatu postingan seseorang yang memfoto salah satu pintu di suatu restoran yang pada pintunya ada kertas bertuliskan, “ditarik, ditarik, ditarik!”. Tulisan tersebut dicetak dalam ukuran kertas A4 dan ditempel pada pintu masuk. Akhirnya, yang memposting foto tersebut memberi caption yang kurang lebih sama nge-gasnya, “Iya, iya, iya!”. Tentu saya paham betul postingan tersebut dalam konteks bercanda dan dijadikan konten hiburan.
Pada contoh tersebut, dugaan saya, besar kemungkinan banyak pelanggan yang berkunjung untuk makan keliru ketika buka pintu. Harusnya ditarik, eh, malah didorong. Dan kejadian tersebut sepertinya sudah sering terjadi, makanya sampai dituliskan berkali-kali. Sebagai representasi dari mangkel yang sudah lama dipendam oleh pemilik atau staf restoran.
Saya bisa memahami mangkel yang dirasakan karena sudah beberapa kali dan secara langsung melihat kejadian serupa. Seringnya sih ketika berkunjung ke minimarket. Di dekat gagang pintu sudah jelas tertulis “DITARIK”, ealah pelanggan yang datang hampir selalu saja mendorong pintu yang seharusnya ditarik itu. Begitu pula sebaliknya, yang seharusnya didorong, eh malah ditarik. Wajar jika kemudian saya mikir, “Ini salahnya di mana, sih? Emang segitu susahnya buka pintu dengan cara ditarik?”
Daripada penasaran dan hanya bisa berasumsi, saya akhirnya melakukan survey kecil-kecilan ke beberapa teman. Saya tanya ke mereka yang sering kali melakukan kekeliruan yang sama: Kenapa kok bisa seperti itu? Nah, akhirnya dari beberapa jawaban yang disebutkan dan setelah saya rangkum, setidaknya ada tiga alasan kenapa orang sering salah buka pintu—seharusnya ditarik, tapi malah didorong.
Pertama, terbiasa membuka pintu dengan cara didorong, utamanya ketika di rumah, kosan, atau beberapa tempat umum lainnya.
Kedua, lebih mudah membuka pintu dengan cara didorong. Minim effort. Pegang gagang pintu, ceklek ke arah bawah, dorong. Lebih mudah dibanding ditarik. Belum lagi jika pintu memiliki beban yang cukup berat. Perlu tenaga lebih jika harus membuka pintu lebar-lebar.
Ketiga, banyak orang masih sering tertukar atau bingung antara “pull” dan “push”. Nih, saya jabarin sekalian di tulisan ini, biar nggak mesti buka Google Translate lagi. Pull itu artinya tarik, sedangkan push artinya dorong. Masih belum percaya juga? Ya sudah sana Google Translate sendiri. Tapi setelahnya, mohon agar bisa membedakan mana pintu yang dibukanya harus ditarik, dan mana pintu yang dibukanya harus didorong. Kecuali pintu yang dibuka dengan cara digeser, ya. Itu sih beda contoh.
Bukan tanpa alasan juga sih kita harus melakukan hal tersebut—membuka pintu sesuai petunjuk yang benar. Kalau pintu sering dibuka secara paksa dengan arah yang berlawanan, pintu bisa rusak. Belum lagi kalau material pintu terbuat dari kaca, jika terus diulang dengan intensitas tinggi, malah bisa pecah.
Jadi, wajar saja dong kalau pemilik suatu restoran sampai harus menempelkan tulisan secara jelas dan gamblang. Menggunakan bahasa Indonesia pula. Kalau masih keliru kebangetan banget, sih. Kok ya nggak belajar dari kesalahan yang sudah-sudah. Padahal bukan hal yang rumit. Hanya persoalan bagaimana cara membuka pintu yang baik sesuai dengan porosnya, lho. Hadeeeh.
Dalam kasus yang sama, sebenarnya akan lebih parah jika kita tidak berhati-hati sebelum membuka pintu. Apalagi berjalan menuju pintu sambil menunduk. Sebelum membuka pintu, yang ada seseorang malah nabrak pintu lebih dulu. Pintu nggak kebuka, tapi kejedot dan akhirnya benjol, iya. Mangkanya, ketika jalan apalagi sedang menuju ke suatu ruangan, baiknya dilihat kembali, tepat di depan kita ada pintu yang harus dibuka atau tidak. Kalaupun iya, sekali lagi, pastikan pintu tersebut dibuka dengan cara ditarik atau didorong.
Semoga setelah ini, di antara kita semua bisa lebih berhati-hati dan fokus pada saat membuka pintu. Dan juga harus bisa membedakan, kapan dan mana pintu yang dibuka dengan cara ditarik, mana pintu yang dibuka dengan cara didorong. Ya, meskipun tulisan ini bukan suatu panduan, paling tidak ada usaha untuk saling mengingatkan agar tidak sampai dimarahi orang lain ketika salah buka pintu.
BACA JUGA Jangan Parkir Di Depan Pintu, Wahai Manusia yang Budiman! atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.