Preman Pensiun episode 27 dibuka dengan adegan Komar yang sedang berjalan pulang menuju ke rumahnya. Ketika sampai di rumah, Nurul (istri Komar) tahu tentang kedekatan Komar dengan Yuyun. Nurul marah-marah dan memukuli Komar dengan sapu.
Setelah pekerjaannya di Jakarta tidak diperpanjang, Kinanti memutuskan pulang ke Bandung. Amin membukakan gerbang dan disuruh untuk menurunkan barang bawaan Kinanti di bagasi. Kinanti ngobrol sebentar dengan bapaknya, sampai di kamar langsung ditelepon Adit yang ngajak ketemuan.
Pindah ke adegan Ubed yang begitu turun dari angkot, langsung menerima telepon dari Dewi. Dewi sudah tidak lagi berjualan cilok karena yang punya roda sudah sembuh dan bisa berjualan lagi. Ubed mengajak Dewi membuat roda baru, tapi Dewi belum punya modal. Setelah menelepon Ubed, Dewi pergi dari rumah naik angkot. Eh, di angkot Dewi malah bertemu Dea. Dewi lalu diajak ikut Dea yang hendak nganter titipin mamahnya untuk Ceu Esih, istri Kang Mus.
Komar ngobrol sama Kang Mus, curiga Kang Mus lapor ke istrinya soal Komar yang sering godain Yuyun di pasar. Kang Mus menyarankan Komar untuk menceraikan istrinya karena dengan menggoda wanita lain, artinya Komar udah nggak sayang ke istrinya. Komar sih ngakunya sayang sama istri dan anaknya. Kang Mus ngomong lagi, kalau sayang jangan macem-macem.
Komar cerita ke Kang Mus bahwa istrinya ngeluh penghasilan Komar sedikit. Istrinya Komar pengin beli rumah yang bagus, TV yang gede, dan motor matic. Kang Mus ngomong ke Komar, rumahnya pun jelek, TV-nya kecil, motornya butut dan saking bututnya, Eneng nggak mau dianter sekolah pake motor itu. Kang Mus bilang, untuk mengubah itu semua mereka harus kaya raya. Bagaimana caranya? Bentar, mikir dulu.
Komar balik ke pasar, disambut Joni. Komar menanyakan kabar Iwan dan Jupri ke Joni. Iwan sedang masa pemulihan, Jupri sedang menagih uang iuran keamanan. Komar menghampiri Jupri yang sedang ngobrol sama Yuyun. Komar marah ke Yuyun karena gara-gara Yuyun, Iwan jadi ada masalah sama Dikdik, dan gara-gara Yuyun, Komar jadi dimarahi istrinya. Jupri mengajak Komar balik ke pos, ia malah kena marah.
Kang Mus pulang ke rumah, bertemu dengan Dea dan Dewi yang akan pamit pulang. Di angkot Dewi nanya ke Dea soal pekerjaan Kang Mus. Dea menjawab bahwa kerjaan Kang Mus freelance. Dewi pernah melihat Kang Mus di Terminal Mojok, nulis artikel sinopsis Preman Pensiun.
Ubed mengabari Dewi lewat telepon bahwa Saep dihajar anak buah Kang Mus ketika turun dari angkot, dan sekarang Saep dibawa ke ahli patah tulang daerah Cimande. Ubed ngajak ketemu, tapi Dewi menutup teleponnya.
Lanjut ke adegan di rumah Kang Mus. Ia sedang duduk santai, Esih membuatkan Kang Mus kopi, setelah itu Esih ikut duduk bersama Kang Mus.
“Menurut kamu rumah kita jelek?” tanya Kang Mus ke istrinya.
“Sebetulnya mah engga, cuman terlalu kecil, cuman ada dua kamar. Kalo Ema datang ke sini the harus tidurnya sama Eneng. Terus nggak ada ruang makannya. Untung jarang ada tamu.”
“Kalo TV kita gimana, terlalu kecil?”
“Cukup, tapi udah lama. Gambarnya juga udah nggak cekas, kurang jelas, agak rumek.”
“Kalo motor Akang gimana?”
“Kalo ada uang mah, mending diganti, Kang, sama yang baru, yang bagus gitu, biar si Neng the mau dibonceng sama Akang sampai ke sekolahnya.”
“Berarti kita butuh uang banyak ya.”
“Ya iya atuh.”
“Si Komar juga butuh uang, biar bisa pindah ke rumah yang bagus, beli TV yang besar, sama pengen punya motor matic.”
“Pikirin dulu aja kita, Komar mah nanti aja atuh.”
Di pasar, Komar sedang dipijit Jupri sampai ketiduran. Joni yang sedang menulis disuruh Komar untuk membeli kopi hitam ditambah susu.
Kang Mus flashback ke masa awal mula ia ketemu Esih dan awal mula Komar menjadi anak buah pertamanya. Waktu istrinya hamil Eneng 7 bulan, Kang Mus sakit deman berdarah. Tengah malam Kang Mus ripuh karena nggak ada orang yang bantu. Komar rela menggendong Kang Mus sejauh satu kilometer, sampai akhirnya nemu tukang becak terus dibawa ke rumah sakit. Kalo nggak ada Komar, mungkin aja Kang Mus nggak ketolong. Kang Mus merasa berutang nyawa kepada Komar.
Dewi dan Dea makan di kafe, Dea bertanya tentang kegiatan Dewi, kata Dewi sempat jualan cilok, tapi sekarang udah nggak karena nggak ada modal. Dea menyarankan Dewi untuk jadi SPG, tapi Dewi nggak mau karena males dandan dan pake sepatu hak tinggi. Dewi malah kepikiran ingin ikut kerja freelance di Kang Mus.
Adit datang ke rumah Kinanti menggunakan motor. Amin menyuruhnya menunggu di teras. Kang Bahar mendatangi Adit di teras. Kang Bahar tanya-tanya ke Adit, “Kamu temen Kinanti pas magang dulu kan? Sekarang kan Kinanti udah selesai magangnya, ada keperluan apa?”
Adit menjawab bahwa ia dan Kinanti sudah jadi teman dekat. “Sedekat apa kamu sama kinanti?” tanya Kang Bahar lagi. Adit kebingungan, tapi akhirnya ngejawab bahwa ia dan Kinanti sudah pacaran sekitar satu minggu. Kang Bahar nanya lagi, siapa yang suka duluan dan apa alasan Adit menyukai Kinanti.
Setelah itu Kinanti datang menghampiri Adit, mereka berencana mau pergi jalan pake motor. Adit nggak bawa helm dua dengan alasan tempat yang akan ia datangi dekat dan nggak ada polisi. Kang Bahar menasihati adit bahwa fungsi helm bukan untuk polisi, namun untuk keselamatan. Akhirnya mereka memutuskan pergi pakai mobil.
Pulang dari pasar, Komar datang ke rumah Yuyun untuk meminta maaf karena telah marah ke Yuyun pas di pasar. Jupri diam-diam mengikutinya dan melaporkan kelakuan Komar ke istrinya.
Kang Mus ke rumah Kang Bahar untuk membicarakan soal bisnis, ia menyuruh Amin untuk bilang sama Bapak, Kang Mus pengin ketemu dan bilang sama Imas supaya bikinin kopi. Kang Bahar curhat mengenai Kinanti yang sudah punya pacar, laki-laki yang dulu jadi teman magangnya. Kang Bahar menyuruh Kang Mus untuk jaga Kinanti, katanya kalau laki-laki itu main-main, itu tanggung jawab Kang Mus. Setelah itu Kang Bahar izin salat Asar. Kang Mus belum sempat membicarakan bisnis dengan Kang Bahar.
Ujang laporan ke Jamal bahwa Dikdik belum bisa datang, tulang iganya masih sakit gara-gara dihajar Murad. Kalau nanti Dikdik nggak datang lagi, Ujang siap menggantikan Dikdik, tapi Jamal nggak ada rencana nyuruh Ujang gantiin Dikdik. Sudah lama Kang Bahar nggak muncul, cuman ada Muslihat yang sok berkuasa. Jamal curiga ada sesuatu di balik ini semua. Ujang disuruh mencari tahu tentang masalah ini. Murad dibantu Pipit ditugaskan sementara untuk menggantikan Ujang nagih iuran ke pedagang jalanan.
Di perjalanan pulang dari rumah Kang Bahar, Kang Mus bertemu dengan Dewi. Dewi ingin bergabung ikut kerja freelance jadi anak buah Kang Mus. Kang Mus bertanya ke Dewi apa yang ia tahu tentang anak buah Kang Mus. Dewi menjawab yang ia ketahui anak buah Kang Mus suka ngehajar orang. Kang Mus pergi meninggalkan Dewi.
Sebagai penutup Preman Pensiun episode 27, Komar yang baru pulang dari rumah Yuyun sedang senyum-senyum sendiri di angkot. Saat sampai di rumah istrinya sudah standby dengan tutup panci di tangan kanan dan kiri. Prang preng prang preng, episode kali ini ditutup dengan adegan Komar dipukuli pake tutup panci.
Baca sinopsis semua episode Preman Pensiun musim 1 di sini.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.