Preman Pensiun Episode 11, Musim 1: Jamal Mulai Beraksi, Demikian pula Uyan

sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19 kang bahar

sinopsis preman pensiun episode 1 musim 1 mojok.co preman pensiun episode 2 preman pensiun episode 3 episode 4 episode 5 episode 8 episode 10 episode 19

Preman Pensiun episode 11 dimulai dengan percakapan antara Kang Bahar dan anak bungsunya Kinanti di ruang tamu kediamannya.

“Pih,” panggil Kinanti sambil menarik koper miliknya.

Tatapan keheranan muncul dari raut wajah Kang Bahar.

“Jadi kamu, berangkat?”
“Iya, Pih. Kan tugas.”

Mimik kekecewaan muncul di wajah Kang Bahar. “Perasaan kamu di mana yah?” ujarnya.

Melihat kondisi istrinya yang sakitnya semakin parah, Kang Bahar mempertanyakan keputusan Kinanti yang bersiap-siap untuk pergi ke Jakarta. Di saat anaknya yang lain yaitu Kinasih dan Kirani belum juga datang ke rumah, Kang Bahar merasa Kinanti sebagai anak satu-satunya yang masih tinggal bersama mereka, harusnya lebih memilih tetap di rumah dan merawat kondisi ibunya yang kesehatannya semakin memburuk. Ketidaksetujuan Kang Bahar pun akhirnya dipahami oleh Kinanti sehingga kepergiannya ke Jakarta dibatalkan.

Cerita berpindah ke terminal. Terlihat Gobang sedang bertanya kepada anak buahnya, Pipit, tentang keberadaan Murad yang tidak bisa dihubungi. Pipit menjelaskan bahwa Murad sedang pulang karena ada acara keluarga. Padahal, di tempat lain, Murad sebenarnya sedang mencuri waktu untuk bertemu dengan Jamal. Dalam pertemuan tersebut, Jamal memberi instruksi kepada Murad. “Ada tugas buat kamu, yang lain nggak boleh tahu, termasuk Muslihat, apalagi Kang Bahar.”

Sebelum di penjara, Jamal adalah koordinator wilayah terminal. Ia kemudian digantikan Gobang. Murad yang notabene dulu bawahannya, terus patuh pada perintah Jamal. Meskipun saat ini, secara wilayah kerja, Jamal tidak punya otoritas memberikan perintah kepada Murad. Hal ini membuat Murad berperan jadi agen ganda.

Setelah menanyakan keberadaan Murad pada Pipit, Gobang bertolak menuju kediaman Kang Bahar. Rencananya, para koordinator wilayah akan berkumpul di sana untuk menjenguk istri Kang Bahar.

Pada waktu yang sama, di terminal, duet dua pencopet apes, yaitu Junaidi dan Suep, sedang memasuki sebuah angkot yang penuh penumpang. Mereka sedang berusaha mencoba peruntungan lagi di dunia percopetan. Karena, kalau diperhatikan dari episode awal, kedua pencopet ini selalu apes ketika beraksi bersama. Selain itu, semenjak Ubed memutuskan resign dari dunia percopetan, keapesan mereka semakin akut.

Benar saja, ketika tangan Suep mulai menjelajah sebuah tas milik seorang ibu-ibu, aksinya itu kepergok, dan alhasil mereka gagal lagi mendapatkan penghasilan hari itu. Keapesan itu akhirnya membuat mereka kembali berusaha membujuk si Ubed untuk bergabung kembali dengan mereka.

Adegan berpindah ke kediaman Kang Bahar. Di sana sudah berkumpul semua koordinator wilayah, ada Gobang, Komar, Jamal, dan penanggung jawab tertinggi, yaitu Kang Mus. Pada momen ini, situasi sempat memanas dengan perilaku menantang yang ditunjukkan Jamal kepada Kang Bahar. Jamal dengan tatapan tajamnya terlihat begitu tidak terima dengan keputusan penempatan Gobang sebagai koordinator wilayah terminal menggantikan dirinya. Ia juga mengungkit perlakuan Kang Bahar yang membiarkannya dikeroyok sekumpulan orang dan berakhir di penjara.

Melihat perilaku Jamal yang seperti itu, Kang Bahar langsung mengambil sikap. Dia mendekatkan tubuhnya ke Jamal, kemudian tangan kirinya menekan Pundak Jamal hingga Jamal berlutut sambil meringis kesakitan. Dia berkata, “Jangan pernah sekali-kali menatap dan berbicara seperti itu sama Bahar!” dengan tatapan intimidatif, suasana seketika mencekam dan hening. Kang Mus, Komar, dan Gobang yang berada di situ hanya menunduk hormat bercampur rasa takut. Setelahnya, Kang Bahar mengucapkan rasa terima kasihnya kepada yang lain karena sudah berkenan hadir menjenguk istrinya. Kang Bahar pun berlalu masuk ke rumah meninggalkan mereka berempat di teras.

Setelahnya, mereka dipersilakan kembali bertugas di wilayah masing-masing oleh Kang Bahar. Ketika si Jamal kembali ke wilayah tugasnya, dia memberikan doktrinasi berbau kudeta kepada dua anak buahnya, Ujang dan Dikdik. Dia berbicara fungsi dan tugas mereka dalam struktur bisnis yang sedang mereka jalani. Di sini Jamal menggunakan analogi permainan catur dalam menjelaskan dan mendoktrin dua anak buahnya itu. Bagaimana fungsi pion, benteng, kuda hingga menteri dalam bidak catur. Meskipun sudah menjelaskan panjang lebar, pada akhirnya semua penjelasan itu sulit dipahami oleh kedua anak buahnya itu.

Adegan kembali pada Murad yang ternyata ditugasi Jamal menagih utang kepada seseorang. Dengan perkataan penuh ancaman, Murad meminta orang itu segera mengembalikan utangnya. Di sini terlihat bagaimana Jamal mulai melakukan pergerakan tikung-menikung pekerjaan gelap yang tidak diketahui oleh Kang Bahar maupun Kang Muslihat.

***

Uyan, teman Kinanti yang kecopetan di episode sebelumnya, terlihat mampir menemui Kinanti di rumahnya. Kedatangannya di rumah Kinanti untuk menjenguk ibu Kinanti yang sedang sakit. Dengan kepolosannya dia membawakan dua bungkus rengginang sebagai oleh-oleh.

Ada momen Ketika Kang Bahar mencurigai Uyan. Namun, kecurigaan itu berkurang setelah Uyan dengan kepolosannya menjawab setiap pertanyaan Kang Bahar dengan santai dan apa adanya. Pada akhirnya, rengginang dari si Uyan pun dinikmati oleh Kang Bahar, istrinya, beserta Kinanti.

Adegan berpindah ke rumah Kang Mus. Dia terlihat begitu lesu. Sambil menyeruput teh buatan istrinya, dia merasa ikut prihatin dengan kondisi istri Kang Bahar. Dengan kondisi semakin parah, Kang Mus menerka bahwa dalam hati pasti Kang Bahar sangat bersedih. Hal itu membuatnya mengenang kembali saat umurnya 20 tahunan.

Ketika pertama merantau ke Jakarta, mendiang ibu Kang Mus sedang sakit parah sehingga memaksanya menjadi pencuri. Saat beraksi menjadi pencuri pertama kali, rumah yang menjadi sasarannya ternyata adalah rumah Kang Bahar. Setelah tahu motif Kang Mus melakukan pencurian, Kang Bahar malah membantunya dengan memberikan sejumlah uang. Momen itulah yang menjadi awal mula pengabdian panjang Kang Mus kepada Kang Bahar.

Preman Pensiun episode 11 ditutup dengan dialog Kang Bahar dengan Kinanti.

“Hei, teleponan sama siapa?” tanya Kang Bahar.
“Sama Uyan,” jawab Kinanti.
“Ati-ati, nanti jatuh cinta.”
“Kalau jatuh cinta kenapa?”
“Sama Uyan? Gara-gara rengginang?” sahut Kang Bahar dengan wajah penuh heran yang dibuat-buat.

Pada Preman Pensiun episode 11 kita mulai ditunjukkan dengan manuver licik yang dilakukan oleh Jamal. dia mulai melakukan pergerakan-pergerakan yang ke depannya akan menyebabkan konflik internal. Dia mulai menyebarkan doktrinasi terselubung kepada anak buahnya, dengan harapan anak buahnya bisa patuh seutuhnya kepada dirinya dan mengabaikan otoritas Kang Mus sebagai tangan kanan Kang Bahar.

Di sisi lain, kita melihat karakter Uyan yang memberi pesan bahwa sikap apa adanya, serta niat baik, akan selalu berujung pada respons positif orang lain, sekalipun orang tersebut merupakan preman paling kejam seantero Bandung.

Baca sinopsis semua episode Preman Pensiun musim 1 di sini.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version