Saya termasuk salah satu Fans Preman Pensiun yang paling fanatik. Bayangkan, dari Preman Pensiun 1 hingga Preman Pensiun 8 saya masih setia menantikan kehadiran sinetron satu ini. Terhitung sudah sekitar 8 tahun saya terjangkit virus Kang Mus dkk. Delapan tahun bukanlah waktu yang singkat. Kalau dibandingkan dengan umur hubunganmu yang nggak seberapa itu, ya nggak ada apa-apanya. Chuaks..
Tapi, Preman Pensiun season terbaru jadi season paling berbeda, sebab, kali ini, tidak ada Kang Mus. Dan bagi saya, itu sesuatu yang tak bisa dianggap sepele.
Bukannya apa-apa, saya melihat ketidakhadiran Muslihat seperti kita memakan mendoan tanpa kehadiran cabe rawit. Atau memakan martabak telur tanpa acar. Kurang mantap. Kurang maknyus. Pokoknya, esensinya langsung hilang begitu saja.
Kang Mus tetaplah panutan
Sepertinya, Preman Pensiun kudu lanjut tanpa Kang Mus. Terlihat dari Kang Mus yang memasrahkan usaha kecimpringnya kepada Cecep sebagai tangan kanannya. Tapi, dalam dunia “bisnis” atau perpremanan, dia hanya meminta Cecep untuk memantau supaya jalanan, pasar, dan terminal tidak jatuh ke tangan orang yang salah. Blio masih menjadi pusat sesepuh tinggal semenjak Kang Bahar meninggal dunia.
Selain itu, saya juga masih melihat sikap leadership dari Cecep yang masih kurang mantap. Mau jadi pemimpin sekalian kok rasanya agak canggung. Wong yang dipimpin masih ada teman sepantaran, yaitu Mang Murat, Ujang dan Kang Gobang. Jadi, saya melihat Preman Pensiun seperti ada banyak pemimpin yang semuanya memiliki wewenang menentukan kuasa. Persis kaya kejadian di Konoha. Semuanya pengin mengambil keputusan dan sikap hingga berujung sanksi. Upsss.
Baca halaman selanjutnya
Di Preman Pensiun sebelumnya memang Kang Mus sudah memutuskan pensiun dan mendirikan usaha kecimpring, tapi aura kepemimpinannya masih sangat dibutuhkan jika ada masalah yang besar. Selain itu, biasanya di episode terakhir setiap season selalu ada seremonial penutupan. Kang Mus juga selalu memberikan “ceramah” di setiap episode terakhir. Ceramah yang kadang dipotong di TikTok dan masuk FYP. Kalau Kang Mus nggak ada, siapa yang mau memberikan kata penutup di episode terakhir? Kang Murat? Ya nggak mampu. Nanti malah judulnya bukan ceramah tapi amanat pembina upacara. Haduhhh.
Gimana kalau nggak usah dilanjut sekalian?
Kalau memang harus tanpa Kang Mus, sebaiknya malah nggak usah dilanjut. Kang Pipit sudah nggak ada, preman lain sudah menemukan jalan hidupnya. Biarkan yang sudah terjadi, tak perlu dilanjut dan dipaksa memberi arti.
Begitulah keluh kesah saya mengenai absennya Kang Mus dalam Preman Pensiun 8. Syukur-syukur tulisan ini bisa dibaca produser Preman Pensiun supaya besok pagi pas saur saya sudah bisa melihat kehadiran beliau. Meski, ya, saya nggak berharap banyak. Sebab, Muslihat sudah hidup sesuai keinginannya, dan biarkan beliau tenang menghabiskan masa tua.
Sumber gambar: Akun Instagram official Preman Pensiun
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Preman Pensiun: Sinetron yang Berpotensi Jadi Peaky Blinders versi Indonesia