Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Poster Duka Bencana Alam Harus Bebas Wajah Politikus dan Tokoh Masyarakat

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
9 Desember 2021
A A
Poster Duka Bencana Alam Harus Bebas Wajah Politikus dan Tokoh Masyarakat terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Sebelumnya, izinkan saya menyampaikan duka cita mendalam untuk saudara kita di kaki Gunung Semeru. Erupsi besar yang menelan korban jiwa dan material ini benar-benar menusuk hati. Namun, mungkin ada beberapa orang yang tidak tertusuk hatinya, bahkan cenderung aji mumpung. Memanfaatkan bencana sebagai cara untuk mempromosikan diri dan kelompok mereka.

Yak benar, mereka adalah manusia yang muncul di poster sampai baliho ucapan bela sungkawa pada bencana Semeru. Ketika air mata rakyat berjatuhan menahan duka dan perih, mereka malah sibuk menyebarkan wajah dengan latar belakang wedhus gembel Semeru.

Beberapa poster duka untuk bencana alam ini terlihat begitu menyedihkan, bahkan tanpa bicara perkara desain yang template banget. Senyum para politikus dan tokoh masyarakat aji mumpung ini bersanding dengan bencana yang merenggut banyak nyawa. Entah karena hatinya beku atau tidak punya stok foto yang relevan.

Poster digital mereka langsung disambar oleh warganet. Dari sekadar mengolok-olok, sampai memodifikasi poster duka itu sebagai bahan lelucon. Pokoknya, poster duka bencana alam itu benar-benar tidak ada harga diri lagi.

Memajang wajah di poster duka cita untuk sebuah bencana alam tidak pernah jadi ide yang tepat. Entah dulu ketika media sosial belum gencar, sampai era post truth hari ini. Tidak hanya perkara jadi bahan olok-olok, tapi memang tidak memberi dampak positif bagi citra mereka.

Pertama, adalah perkara fokus pemirsa. Ketika melihat kabar tentang bencana, secara naluriah manusia akan masuk dalam fase takut dan khawatir. Kemudian muncul simpati terhadap korban. Maka wajar kita sering mendengar lagu Ebiet G Ade diputar mengiringi rekaman lokasi bencana. Karena memang suasananya pas dengan lagu Om Ebiet yang menyayat perasaan.

Orang tidak ada yang berpikir politis ketika bencana. Tidak ada individu yang memikirkan calon legislatif saat duka cita. Lalu tujuan memajang foto para tokoh di poster duka cita untuk apa? Apalagi sambil tersenyum mengacungkan jempol. Terlihat peduli kagak, cringe iya.

Kasusnya mirip dengan mobil jenazah partai yang berbalut stiker wajah kader penuh senyuman optimis. Tapi masih mending, mobil jenazah sangat dibutuhkan apalagi saat pandemi. Lha ini poster untuk apa selain menambah sampah. Paling banter juga jadi peneduh warung kaki lima atau pemukiman kumuh di bantaran kali.

Baca Juga:

Anomali Lumajang: Punya Banyak Tempat Wisata, tapi Banyak yang Nggak Tahu Lumajang di Mana

3 Ciri-ciri Caleg Red Flag Dilihat dari Poster Kampanye yang Dipakai

Kedua, mari kita lihat tanggapan masyarakat. Apakah poster macam ini memberi dampak positif bagi citra tokoh? Ya lihat saja, buktinya mereka menjadi bahan olok-olok yang kolektif dan organik dari akar rumput. Tidak pernah ada bukti bahwa memajang wajah tersenyum di poster duka cita meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Apalagi bicara masyarakat di masa post truth. Memang, daya tarik emosional lebih berpengaruh membangun opini publik daripada dengan fakta. Namun, bukan berarti setiap ada fenomena yang menyentuh sisi emosional bisa menjadi poster. Justru karena emosional masyarakat yang berkuasa, penyampaian dan penggiringan opini perlu benar-benar menyentuh.

Justru korporasi macam MS Glow lebih jago bermain di sisi emosional masyarakat. Meskipun kita merasa model marketing berbasis emosi tidak etis, tapi terbukti berhasil. Banyak juga influencer yang memakai emosi sebagai alat promosi yang efektif, meskipun sekali lagi, tidak etis dan memuakkan.

Lha ini sudah tidak etis, tidak tepat sasaran, malah jadi lelucon. Padahal, biaya yang dikeluarkan juga tidak kecil. Apalagi jika sampai memasang baliho di pusat keramaian. Minimal kalau niat melanggar moral dan nurani, bermainlah dengan cerdas.

Mungkin kita tidak akan beranjak dari kegoblokan yang mengakar ini. Tapi saya pikir kita bisa bersepakat pada satu hal. Ungkapan duka cita pada Semeru harus bersih dari wajah politikus dan tokoh yang senyam-senyum tanpa beban itu. Biarkan kita merenung dan berdoa tanpa harus melihat wajah-wajah mereka yang menjadi umpatan dalam duka cita.

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Desember 2021 oleh

Tags: bencana alampolitikusposterSemeru
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Saran untuk Pendaki Pemula agar Pendakian Pertama Kalian Tidak Berakhir Ambyar

Saran untuk Pendaki Pemula agar Pendakian Pertama Kalian Tidak Berakhir Ambyar

6 Januari 2024
3 Rekomendasi Film tentang Bencana Alam selain 2012 yang Bikin Ngeri Terminal Mojok

3 Rekomendasi Film tentang Bencana Alam selain 2012 yang Bikin Ngeri

29 Mei 2022
Jangan Ajari Warga NTT Bersyukur, tapi Ajari Pemda NTT Berpikir terminal mojok

Bantuan ‘Sederhana’ Datang, Tolong Jangan Ajari Warga NTT Bersyukur, melainkan Ajari Pemda NTT Berpikir

23 April 2021
Pengalaman Pertama Saya Jadi Korban Banjir di Kota Metropolitan Jakarta terminal mojok.co

Pengalaman Pertama Saya Jadi Korban Banjir di Kota Metropolitan Jakarta

22 Februari 2021
Jalan Cadas Pangeran, Jalur Rawan Longsor yang Harus Diberi Perhatian Ekstra

Jalan Cadas Pangeran, Jalur Rawan Longsor yang Harus Diberi Perhatian Ekstra

13 Desember 2022
Menghitung Kerugian Kerusakan jika Ultraman Bertarung di Indonesia terminal mojok.co

Menghitung Kerugian Kerusakan jika Ultraman Bertarung di Indonesia

1 Februari 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Stop Mengira Kuliah Online UT Itu Main-main, Kenyataannya Lebih Serius dan Menantang Dibanding Kuliah Konvensional Mojok.co

Stop Mengira Kuliah Online UT Itu Main-main, Kenyataannya Lebih Serius dan Menantang Dibanding Kuliah Konvensional

30 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

Dosen Perlu Belajar dari Aktivis Kampus, Masa Sudah Jadi Dosen Public Speaking-nya Masih Jelek?

29 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.