Pop Mie Pangsit Jontor, Nggak Sukses Bikin Bibir Jadi Jontor

Pop Mie Pangsit Jontor, Nggak Sukses Bikin Bibir Jadi Jontor Terminal Mojok

Pop Mie Pangsit Jontor, Nggak Sukses Bikin Bibir Jadi Jontor (Pixabay.com)

Industri mi instan di Indonesia nggak akan pernah sepi dengan kreasi produk baru. Masyarakat Indonesia yang terkenal hobi makan mendorong setiap brand terus berinovasi menghasilkan produk mi instan dengan varian rasa baru untuk memenangkan persaingan pasar. Varian itu dihadirkan dengan mengadopsi berbagai makanan nusantara yang sangat beragam.

Khusus untuk segmentasi mi instan dengan kemasan cup, sudah hadir pendatang baru dari brand Pop Mie besutan Indofood, yaitu Pop Mie rasa Pangsit Jontor dari keluarga Pop Mie Kuah Pedas Dower. Gimana ya rasanya? Beneran bikin bibir jadi jontor nggak, nih?

Seperti namanya, Pop Mie ini mengadopsi cita rasa dari jajanan pangsit jontor yang terkenal pedas itu. Pangsit (biasanya dengan isian ayam cincang) disatukan dengan bumbu pedas yang terdiri dari cabai merah, cabai rawit, bawang putih, dan bawang merah, serta penyedap rasa. Tinggal mau dominan rasa manis atau gurih disesuaikan dengan selera penikmatnya.

Tapi sayangnya, cita rasa “pangsit jontor” yang disematkan sebagai varian rasa baru Pop Mie ini bisa dibilang sama sekali nggak merepresentasikan rasa dari pangsit jontor. Maksud saya, rasanya hanya seperti Pop Mie rasa ayam biasa yang diberi bumbu ekstra pedas. Itu pun pedasnya hanya tampak pada penampilannya karena warnanya yang merah gelap.

Ketika saya cicipi, pedasnya biasa saja, nggak bikin saya sebagai orang yang nggak terlalu kuat pedas sampai “huhahuha” banget karena kepedasan. Yah, nggak sampai bikin bibir saya jontor kayak namanya lah. Maklum, kalau nama varian rasanya nggak lebay gitu kan bisa-bisa orang nggak tertarik untuk membelinya.

Awalnya saya mengira Pop Mie Pangsit Jontor ini memiliki bumbu bubuk yang berbeda dari Pop Mie lainnya. Ketika dibuka, bumbunya sama saja. Kandungan garam pada bumbunya nggak main-main, lho. Pop Mie ini bakal terasa sangat asin kalau kurang air. Selain itu saya juga mengira pangsit goreng yang jadi toping Pop Mie ini bakal dibungkus dalam kondisi telah diberi bumbu pedas seperti namanya “pangsit jontor”, ealah ternyata pangsitnya ya cuma pangsit goreng biasa dengan jumlah sekitar 4-5 potong.

Bumbu pedasnya gimana? Aduh, saya sampai nggak bisa berkata-kata. Bumbu pedas Pop Mie Pangsit Jontor ini seperti bubuk cabai yang dikasih minyak saja. Harusnya sih bisa dikasih rasa untuk menyeimbangkan rasa asin yang terlalu berlebihan dari bumbu bubuknya.

Meski begitu, Pop Mi Pangsit Jontor ini masih bisa dinikmati, kok. Rasanya nggak terlalu buruk untuk sebuah mi instan dalam cup yang dibutuhkan di perjalanan. Porsinya juga cukup banyak dibanding mi instan cup lainnya. Harganya sendiri sama seperti Pop Mie Pedas Dower rasa Ayam, yakni Rp5.800 di Indomaret.

Mungkin persoalannya memang hanya soal rasa yang monoton. Kalau dikasih sedikit pembeda, baik di bumbu bubuknya atau bumbu pedasnya, Pop Mie Pangsit Jontor ini bisa jadi juaranya mi instan cup. Tinggal dikasih pembeda saja, misalnya untuk bumbu pedasnya diberi aroma rempah dengan rasa yang sedikit manis tentu akan membantu menyeimbangkan rasa dari Pop Mie ini. Atau bisa juga bumbu bubuknya ini dibuat dengan kombinasi rasa gurih manis biar rasanya nggak kayak makan mi kuah yang dominan garam.

Sebagai brand besar, Pop Mie memang nggak bisa hanya fokus mengembangkan satu produk dan mengabaikan produk yang lain. Rasa yang “alakadarnya” ini bisa dipahami sebagai metode Pop Mie untuk memaksimalkan satu produk dengan biaya produksi seminimal mungkin agar produk yang lainnya juga bisa dikembangkan.

Saya jadi teringat dengan sebuah ungkapan “sedikit berbeda itu lebih baik daripada tidak sama sekali”. Yah, meskipun perbedaannya hanya terkesan gimik belaka.

Sudah mencicipi varian rasa terbaru dari Pop Mie ini? Gimana menurut kalian? Silakan tulis di kolom komentar, ya.

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Varian Rasa Pop Mie Terbaik yang Kelezatannya Nggak Perlu Diragukan Lagi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version