Polemik WhatsApp GB dari Mereka yang Pro dan Kontra

Polemik WhatsApp GB dari Mereka yang Pro dan Kontra terminal mojok.co

Polemik WhatsApp GB dari Mereka yang Pro dan Kontra terminal mojok.co

Sewaktu mainan Twitter pada Selasa, 18 Mei 2021, saya mendadak kaget karena WhatsApp GB mendadak trending. Saya yang nggak mudeng apa itu WhatsApp GB langsung iseng melakukan penyelidikan, dan ternyata yang dimaksud adalah aplikasi mod WhatsApp, atau aplikasi WhatsApp yang sudah dimodifikasi oleh pihak lain dan punya fitur-fitur tambahan. Khusus untuk WhatsApp GB (WA GB) fitur andalannya adalah bisa melihat status yang sudah dihapus maupun yang sudah dikasih label privat sama mereka yang bikin. Selain itu, pengguna WhatsApp GB bisa melihat pesan yang sudah ditarik sama pengirimnya, jadi sia-sia belaka jika menarik pesan yang salah ketik atau salah kirim. Halah, jejak digital itu berbahaya. Ditambah WhatsApp GB, jejak digital sudah melampaui level berbahaya dan menjadi mematikan.

Di Twitter, banyak yang mengeluhkan pengguna WA GB karena konon mengganggu privasi orang lain. Di sisi lain, ternyata ada juga yang pro terhadap WA GB karena banyak fitur yang ditawarkan. Nah, guna menengahi pro dan kontra tersebut, saya iseng ngobrol sama beberapa pihak yang terlibat di tengah pusaran konflik, dan ini adalah pengakuan mereka.

WhatsApp GB Mengganggu Privasi

Mudah mencari teman ngobrol yang kontra dengan WA GB. Tinggal cari cuitan bernada kontra, dan ubek-ubek pemikirannya. Maka jadilah saya ngobrol dengan pemilik akun Malihahaha~ dan terlibat perbincangan menarik.

Menurut mbak-mbak berhijab satu ini, eksistensi pemakai WA GB sungguh meresahkan karena privasinya menjadi sangat terganggu. “Mengganggu privasi. Kayak misalnya, saya buat story WhatsApp dan diprivasiin dari cowok-cowok karena story itu isinya foto yang lagi nggak berhijab. Itu pengguna WA GB bisa lihat meski sudah saya atur privasinya.”

Malihahaha~ melanjutkan, banyak dari temannya yang memakai WA GB. “Banyak temenku yang pakai, dan rata-rata cowok.”

Ketika saya tanya bagaimana dia bisa tahu kalau temannya pakai WA GB, dia menjawab, “Ya pas bikin story, terus story-nya dihapus, banyak yang masih bisa komen,” terangnya. “Pas aku tanya kok bisa lihat, biasanya mereka jawab ‘ya bisa lahh’.”

Saya auto membayangkan mereka yang jawab ‘ya bisa lahh’ pasti merasa menjadi manusia paling canggih layaknya hacker di film-film karena bisa melakukan sesuatu yang seharusnya nggak bisa dilakuin.

Lantas ketika saya tanya apakah Malihahaha~ kepingin mencoba WA GB, dengan tegas dia menyatakan tidak tertarik. “Nggak mau. Dari dulu memang nggak tertarik pakai WA GB, sih.”

Meski begitu, jika bisa ngomong dengan semua pengguna WA GB di Indonesia, Malihahaha~ tidak akan menyalahkan mereka, pun tidak akan meminta mereka berhenti menggunakan WA GB. “Meski saya sebel, tapi saya kan tidak bisa memaksa orang lain untuk melakukan sesuatu. Mungkin mereka nyaman pakai WA GB. Juga, dengan adanya pengguna WA GB, saya jadi bisa lebih berhati-hati kalau mau ngirim sesuatu. Jadi bahan belajar juga sih, kalau saya teledor, mereka yang pakai WA GB bisa melihat keteledoran saya,” sambungnya. “Misal saya salah kirim ke orang yang pakai WA GB, saya bakal malu, tapi ya gimana, itu emang kecerobohan saya sendiri.”

Lebih lanjut, Malihahaha~ mengatakan bahwa siapa saja yang pakai WA GB mungkin tidak berniat mengganggu privasi orang lain dan hanya memanfaatkan fitur-fitur lainnya dari WA GB itu, karena memang ada banyak sekali fitur selain yang berpotensi ngosak-asik privasi orang lain tersebut.

WhatsApp GB Sungguh Multifungsi

Saya lantas ngobrol dengan pemilik akun @sadboyy08 yang membenarkan bahwa WA GB memiliki fitur ciamik yang nggak dipunyai WA resmi.

“Saya pro WA GB, dan pakai juga aplikasi itu,” tuturnya melalui DM twitter. “Fiturnya itu banyak, yang paling oke sih chat pribadi sama chat grup itu terpisah.”

Setelah saya pikir-pikir, fitur pemisahan antara chat pribadi dengan chat grup itu rasanya memang penting. Memiliki grup WhatsApp banyak itu berdampak pada banyaknya chat masuk yang bisa saja nggak mau kita baca, dan itu menjadi masalah sendiri saat mau nyari chat dengan satu orang tertentu. WA GB tampaknya mengerti permasalahan itu sehingga aplikasi modifan dari WhatsApp Plus itu memisahkan chat grup pada tab tersendiri.

“Chat di grup itu bisa numpuk banyak banget dan nimbun chat pribadi. Itu nyebelin. Kadang jadi males buka WA kalau ada ratusan chat dari grup. Makanya, dengan memisahkan chat grup dan chat pribadi, WA GB sungguh membantu.”

Selain itu, menurut Sadboyy08, fitur melihat story privasi maupun yang sudah dihapus juga sangat menguntungkan. “Ya, kalau nggak sempet lihat story orang dan keburu dihapus, kan jadi bisa lihat kalau pakai WA GB. Yang di-private juga bisa dilihat. Pokoknya menguntungkan pakai WA GB.”

Fitur lain yang menguntungkan bagi Sadboyy08 adalah bisa membatasi panggilan yang masuk. “Bisa di-setting biar nggak bisa ditelepon gitu. Kalau saya lagi sibuk dan nggak mau diganggu, biasanya bakal saya setting biar nggak ada satu pun yang bisa manggil saya lewat WA.”

Menurut Sadboyy08, fitur yang konon melanggar privasi orang lain itu hanyalah salah satu fitur di WA GB. Maka, mengklaim WA GB negatif tidak bisa dibenarkan begitu saja. “Fitur lainnya kan banyak. Kalau hanya menilai dari satu fitur saja kan nggak adil? Lagian dulu WA juga kan emang nggak bisa narik pesan yang sudah kekirim, dan nggak ada yang protes soal privasi. Protes baru mulai ada setelah WA bisa menarik pesan, dan ada pihak yang ternyata bisa melihat pesan yang sudah ditarik itu.”

Lantas ketika saya tanya apakah ada temannya yang kesal karena dia memakai WA GB, Sadboyy08 mengatakan tidak ada yang kesal. “Sejauh ini sih nggak ada yang kesal.”

Benci WA GB, tapi Pakai buat Selingkuh Kecil-kecilan

Keisengan saya berlanjut dari Twitter ke Instagram. Saya membuat polling kecil-kecilan apakah pengguna WA GB itu meresahkan dan mengganggu privasi atau tidak. Dari semua jawaban, ada satu jawaban yang membuat saya kemekelen. Jawaban itu datang dari Siti (bukan nama sebenarnya) yang mengklaim WA GB mengganggu privasi, tetapi yang bersangkutan pernah aktif menggunakannya. Saya langsung terdiam sambil mbatin, “Iki bocah piye, toh?”

Penasaran dengan pola pikirnya, saya langsung japri mbak-mbak satu itu, dan menemukan fakta yang sungguh mencengangkan.

“Alasan saya pakai WA GB itu buat selingkuh kecil-kecilan, Mas,” terangnya sambil menambahkan ‘wkwkwk’. Lebih lanjut, dia menjelaskan fitur yang sangat bermanfaat untuk aksi selingkuh kecil-kecilan itu.

“Bisa keliatan nggak online. Tarik pesan tetap terbaca. Kalau WA nggak dibuka, nggak bakal centang dua. Bisa pakai bareng sama WA biasa. Dan fitur lainnya, bisa ganti tema lucu-lucu gitu, Mas.”

Sik-sik, fitur lainnya sih oke, tapi saya agak nggak paham gimana caranya fitur gonta-ganti tema lucu bisa membantu aksi selingkuh kecil-kecilan. Saat saya tanya hal itu ke Siti, sekali lagi dia menjawab dengan ‘wkwkwk’.

“Saya pakai WA GB itu cuma biar nggak kelihatan kalau selingkuh. Kan nomor di WA biasa saya bedain sama nomor di WA GB. Jadi, semuanya aman. Tinggal pinter-pinter nyembunyiin WA GB dari pacar. Saya, sih, sudah pro kalo soal sembunyi-sembunyian gitu, Mas.” Dan tentu saja ada imbuhan ‘wkwkwk’.

Siti lantas melanjutkan, sekalipun dia memakai WA GB, tetapi dia resah dengan pemakai WA GB yang mengganggu privasinya. “Saya sebel kalau dikepoin sama orang lain dan nggak bisa dikepoin balik. Apalagi kalau ada yang bisa lihat story yang aku private atau hapus.”

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa dia menggunakan WA GB tidak untuk mengosak-asik privasi orang lain, melainkan murni untuk selingkuh. “Saya nggak pakai WA GB buat ganggu privasi orang lain. Nggak bagus mengganggu privasi orang lain, Mas. Saya cuma pakai buat selingkuh saja.”

Wahhh, benar. Setuju sekali. Dik Siti ini memang sungguh warbiyasah dan layak diapresiasi. Mengganggu privasi orang lain itu nggak baik. Selingkuh itu baik. Wahhh, pemahaman yang sungguh mindblowing!

BACA JUGA Orang Posting Status Screenshot WhatsApp Itu Motivasinya Apa sih?! dan tulisan Riyanto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version