Plis Banget, Kreator Konten dan YouTuber Itu Nggak Sama!

3 Saran bagi YouTuber agar Saat Promosi Produk Nggak Di-skip Viewers Terminal Mojok

Profesi kreator konten banyak digandrungi saat ini. Melihat kreator konten di Indonesia yang mendapatkan cuan gede, banyak orang jadi YouTuber dan membuat channel YouTube dengan harapan yang sama yaitu mendapatkan uang.

Tapi, sesungguhnya ada yang salah dalam hal ini. Saya yakin 100 persen orang yang membuat channel YouTube itu hanya sekadar ikut-ikutan tanpa mengerti bagaimana seorang kreator konten bekerja.

Salah satu kesalahpahaman masyarakat Indonesia adalah menganggap bahwa kreator konten itu sama dengan YouTuber. Jadi, jika mereka ingin menjadi seorang kreator konten, pasti langsung membuat channel YouTube.

Duh, kok menyamakan kreator konten dengan YouTuber sih? Padahal, kreator konten dan YouTuber itu adalah dua hal yang berbeda meskipun masih saling berkaitan di antara keduanya.

Apa bedanya?

Mengenal perbedaan profesi kreator konten dan YouTuber

Kreator konten adalah orang yang bertugas membuat konten menarik baik dalam bentuk tulisan, gambar, video, suara, maupun gabungan dari dua atau lebih materi.

Coba tengok lagi tulisan tebal di atas, dari itu kita bisa tau bahwa sesungguhnya seorang kreator konten tugasnya bukan hanya buat video saja. Tapi, bisa juga membuat tulisan, mendesain gambar, membuat video menarik, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Kalau saya mengartikan kreator konten atau pembuat konten sebagai profesi yang memiliki subprofesi karena banyak sekali jenis-jenisnya. Bukan hanya YouTuber saja, content writer, copywriter, desainer grafis, video editor, dan pekerjaan sejenis bisa disebut sebagai kreator konten.

Alasannya karena mereka yang berkecimpung di job tersebut pasti sehari-harinya membuat konten. Seperti misalnya content writer yang membuat konten tulisan, desainer grafis yang membuat konten gambar, atau video editor yang membuat konten video, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Beda halnya dengan YouTuber. YouTuber adalah seorang atau sekelompok orang yang membuat channel YouTube dan mengupload video di sana. Kalau Anda buka YouTube, nonton orang bilang di depan kamera “jangan lupa subscribe channel blablabla… dan aktifkan lonceng notifikasinya” itulah yang disebut sebagai YouTuber.

Jadi, bisa dibilang seorang kreator konten belum tentu YouTuber dan seorang YouTuber sudah pasti kreator konten karena menciptakan konten dalam bentuk video.

Mau Jadi kreator konten?

Anda berniat jadi kreator konten? Ya harus kenali kemampuan dan bakat terlebih dahulu. Nggak perlu buru-buru langsung buat channel YouTube.

Apakah Anda jago nulis? Jika iya, jadilah content writer atau script writer. Anda jago editing video? Anda bisa menjadi video editor.

Anda boleh-boleh saja membuat channel dan mulai upload video serta berharap mendapatkan uang cepat apabila punya kemampuan dalam menciptakan video menarik. Bukan hanya itu saja, Anda juga harus tampil percaya diri di depan kamera. Kalau Anda pemalu, maaf Anda sepertinya kurang cocok menjadi seorang kreator konten subprofesi YouTuber.

Jadi teman-teman yang belum tau tentang hal ini, mulai sekarang jangan ada lagi anggapan bahwa kreator konten adalah YouTuber ya. Tapi, lihat dulu apa pekerjaan yang dia lakukan dan media apa yang dimanfaatkannya.

Pesan saya kepada media online, cetak, maupun televisi lebih baik sebut saja nama-nama seperti Atta Halilintar, Mael Lee, David Brendi sebagai YouTuber saja, jangan kreator konten. Atau kalau mau ditulis kreator konten, sebaiknya ditambah menjadi kreator konten YouTube. Tujuannya supaya menghindari kesalahpahaman masyarakat awam tentang profesi ini.

Nah, sekarang udah paham kan? Jadi jangan sampai salah memahami kreator konten lagi ya!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version