Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pertemuan Pertama dan Terakhir Saya Bersama Iman Budhi Santosa

Juli Prasetya oleh Juli Prasetya
12 Desember 2020
A A
Pertemuan Pertama dan Terakhir Saya Bersama Iman Budhi Santosa terminal mojok.co

Pertemuan Pertama dan Terakhir Saya Bersama Iman Budhi Santosa terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Alkisah, Iman Budhi Santosa waktu itu menjadi salah satu pembicara bersama Jefrianto dalam acara bincang-bincang sastra Jawa dan launching buku antologi geguritan Truntum Gumelar yang diadakan pada 23 Februari 2019 di Ruang Seminar Taman Budaya Yogyakarta. Kebetulan saya menjadi salah satu peserta yang masuk dalam antologi geguritan yang diterbitkan oleh penerbit Interlude itu.

Saya kira, saya termasuk peserta yang terlambat dalam acara. Maklum saja, saya adalah peserta dari luar kota, yaitu Banyumas. Sedangkan acara diadakan di Jogja. Saya membutuhkan waktu setidaknya sekitar 5-6 jam perjalanan dengan mengendarai sepeda motor Karisma yang stang sehernya tidak prima lagi untuk sampai dan mengikuti acara tersebut. Motivasi saya untuk mengikuti acara tersebut ada dua. Pertama, saya ingin bertemu Iman Budhi Santosa secara langsung selaku pemateri. Kedua, saya ingin mendapatkan buku antologi tersebut tentu saja. Sebab, kalau ngambil sendiri kan gratis.

Belum lama saya duduk lesehan di aula, Pak Iman masuk, impresi pertama saya saat melihat beliau adalah seorang kakek sederhana yang menyimpan ketenangan dan kebijaksanaan. Kemudian ia duduk lesehan bersama para peserta lain.

Lalu berdiskusi bersama para peserta yang kebanyakan adalah generasi muda. Ia membuka diskusi itu dengan satu fragmen “Ilmu Kelakone kanthi Laku”.

Dalam epilognya yang beliau tulis berjudul Truntum Gumelar: Laire Tuk lan Kali Anyar,beliau merasa bahagia karena generasi muda sastra lahir dan tumbuh. Tuk dan kali anyar menjadi analogi generasi muda dan proses kreatif sepanjang hayat. Tuk sendiri adalah mata air, kali anyar adalah sungai baru atau aliran sungai yang baru. Fragmen “tuk” dan “kali anyar” sendiri bisa dimaknai sebagai proses atau perjalanan kreatif seseorang yang tak pernah berhenti. Di sana beliau menulis begini.

“… Antologi Truntum Gumelar uga bisa dipadhakake karo tuk kang mapan ing pereng gunung. Dene asale banyu tuk mau ora liya saka simpenan banyu udan kang dirumat dening oyod wit-witan sakiwa tengene. Umume, wetune banyu saka tuk mung cilik banjur nglumpuk ing cluwakan lan dadi blumbangan. Saka blumbang kono nuwuhake kalen cilik sing banyune ajeg mili kemricik. Bareng saya adoh kalen mau mundhak gedhe lan pungakasane dadi kali, nyambung antarane gunung kan segara. Mung wae, ora ketang wetune banyu saka tuk pancen mung cilik, nanging yen nganti mati, iline kali uga bakal mati”.

Acara diskusi malam itu berjalan dengan lancar, khidmat, remang, damai, dan kadang bergemuruh. Setelah impresi di awal dan setelah diskusi bersama beliau, saya menemukan hal baru lagi tentang beliau. Pak Iman Budhi Santosa ternyata bukan hanya kakek sederhana yang misterius dan arif. Tapi, beliau juga adalah seorang pemikir kritis yang kuat dan memiliki prinsip hidup yang tegas. Dalam diskusi tersebut saya mencatat beberapa hal yang dikemukakan oleh beliau.

“Jadilah tuk dan kali anyar, jangan jadi gerbong kereta api. Terus saja berjalan, nanti ilmu akan bertambah dari kiri dan kanan. ‘Terus mlaku, kan tansah lelaku.’ Ateges, terus makarya tanpa kendhat, lan tansah nglakoni tapa brata lair batin. Gelem sinau apa wae, menyang apa lan sapa wae, murih pamawas lan pengertene tambah. Saengga duwe ati lan kapribaden jembar kayadene segara. Karya sastra adalah sodaqoh. Tidak usah berharap apa-apa dari geguritan, teruslah berproses.”

Baca Juga:

Obituari Mat Solar: Menyebar Tawa dari Bajaj Bajuri sampai Tukang Bubur Naik Haji

Obituari Kang Gobang Preman Pensiun, Pria Sejati yang Menebus Dosa dengan Menapaki Jalan yang Begitu Sunyi

Singkat cerita acara selesai, saya ingin menghampiri Pak Iman Budhi Santosa untuk minta foto bersama, tapi sial hape saya mati. Saya dan Pak Iman hanya berjarak beberapa puluh langkah, tapi seperti yang sudah-sudah, ketika jarak saya dengan seorang legenda hanya sepelemparan batu, tiba-tiba saya tak bisa berkata apa-apa. Ya dari jarak sedekat itu saya tak bisa berkata-kata. Untuk menyapa pun saya tak sanggup.

Dan kemarin, Kamis, 10 Desember 2020, Iman Budhi Santosa berpulang. Dan pertemuan saya bersama beliau di Yogya dalam acara launching buku antologi geguritan Truntum Gumelar malam itu, adalah pertemuan pertama dan terakhir saya dengan beliau. Terima kasih Pak Iman atas ilmunya, atas pertemuan yang berharga itu. Saya merasa beruntung pernah “ngangsu kawruh” secara langsung meskipun hanya beberapa jam.

Selamat jalan, sugeng tindak Pak Iman.

BACA JUGA Pemburu Togel: Orang yang Nggak Tahu kalau Dirinya Tahu Ilmu Matematika, Semiotika, dan Hermeneutika dan tulisan Juli Prasetya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini

Terakhir diperbarui pada 11 Desember 2020 oleh

Tags: obituariSastrawan
Juli Prasetya

Juli Prasetya

Pemuda desa asal Banyumas yang percaya pada ketulusan, meski perjalanan hidup kerap memberi pelajaran tak terduga. Sekarang sedang berproses di Bengkel Idiotlogis asuhan Cepung.

ArtikelTerkait

Mengenang Artidjo Alkostar yang Sebetulnya Biasa-biasa Saja mojok.co/terminal

Mengenang Artidjo Alkostar yang Sebetulnya Biasa-biasa Saja

5 Maret 2021
obituari pak panut mojok

Obituari Pak Panut dan Bagaimana Beliau Menyelamatkan Perut yang Lapar

20 Juli 2021
jalauddin rakhmat terminal mojok

Selamat Jalan Jalaluddin Rakhmat, Pahlawan Ilmu Komunikasi Indonesia

19 Februari 2021
Obituari Kang Gobang Preman Pensiun, Pria Sejati yang Menebus Dosa dengan Menapaki Jalan yang Begitu Sunyi

Obituari Kang Gobang Preman Pensiun, Pria Sejati yang Menebus Dosa dengan Menapaki Jalan yang Begitu Sunyi

8 Februari 2025
Arswendo Atmowiloto

Arswendo Atmowiloto: Jalan Panjang Bertemu Bapak ‘Mengarang Itu Gampang’

2 Agustus 2019
sastra dan sastrawan

Ternyata Fakultas Sastra Tidak Mencetak Sastrawan

13 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis Mojok.co

Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis

29 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.