Pertanyaan yang Harus Dijawab Sebelum Ikut Gaya Hidup Mandi Sekali Sehari ala Tasya Farasya

Pertanyaan yang Harus Dijawab Sebelum Mengikuti Gaya Hidup Mandi Sekali Sehari ala Tasya Farasya terminal mojok

Sebuah video beredar di media sosial bilang kalau Tasya Farasya jarang mandi. Blio hanya mandi sehari sekali. Ya nggak masalah. Lha, kalau kamu mau ikut-ikutan blio, coba dulu jawab pertanyaan ini!

Dari dulu, simbah, orang tua, dan guru-guru di sekolah mengajarkan kita untuk mandi setidaknya dua kali sehari. Coba saja kalau sampai ketahuan mandi cuma sekali sehari, bisa-bisa emak Malin Kundang bangkit dari kubur, mewakili emak di rumah, mengutuk kita jadi batu. Belum lagi stigma jorok dan pemalas yang kemudian disematkan di dahi orang-orang yang abot banget untuk urusan mandi. Wes lah. Pokoknya mandi itu ya harus dua kali sehari. Titik.

Lalu, bagaimana jika kemudian ada seorang influencer—selebgram atau apalah itu namanya—yang followers-nya hampir separuh jumlah warga Jakarta, tiba-tiba membocorkan kebiasaan mandi dia yang hanya sehari sekali? Apa kemudian dia dirundung? Dicap jorok dan pemalas? Dikutuk oleh emaknya Malin Kundang? Sayangnya, tidak. Karena yang sedang kita bicarakan adalah Tasya Farasya, yang memiliki privilese dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Sontak, pengakuan Tasya Farasya soal mandi sehari sekali, yakni hanya di malam hari, membuat followers-nya terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Apalagi doi mengeklaim kulitnya jadi makin sehat dan cantik setelah mandi sehari sekali.

Wow, bukankah testimoni dari Mbak Tasya Farasya ini serupa angin surga bagi kita-kita yang memandang mandi pagi sebagai seorang musuh?

Realitanya jelas nggak akan semudah itu.  Setidaknya ada satu pertanyaan yang harus kita jawab sebelum jadi makmum Tasya Farasya dalam urusan mandi, yaitu: siapa sih elo?

Yap, memang menyebalkan. Bahkan, untuk sekadar urusan mandi saja latar belakang seseorang itu penting. Gini, lho, maksud saya. Tasya Farasya itu oke-oke saja kalau nge-skip mandi pagi. Kan rumahnya ber-AC dari ujung ke ujung. Keringat penyebab bau badan pun minder singgah di sana. Jadi, ya nggak masalah kalau selanjutnya hanya cuci muka dan sikat gigi. Horang kaya gitu, lho.

Tapi, kalau kamar kita masih mengandalkan udara yang keluar masuk dari lubang angin yang cuma seuprit, ya wassalam. Tahu sendiri, kan, cuaca di Indonesia ini seperti apa? Panas, Dear, panas. Bangun tidur berasa kayak habis pulang dari sauna. Keringetan atas bawah. Apalagi kalau pagi harinya harus berurusan dengan pekerjaan domestik yang lagi-lagi meningkatkan produksi keringat. Mulai dari menyapu, menyiapkan sarapan, cuci piring, dll. Fix. Pliket tuh badan. Dan yang kayak gitu mau melewatkan mandi pagi? Yakin betah? Eh, ralat. Kamunya mungkin betah, tapi kasihan orang-orang sekelilingmu yang harus terzalimi karena bau apek yang menguar dari pori-pori kulitmu.

Tasya Farasya juga nggak masalah mandi sehari sekali karena pekerjaan dia yang jauh dari kata kasar dan kotor. Lha, siapa sih elo? Masih jadi budak korporat, kan? Masih kaki di kepala, kepala di kaki, kan? Ya sudah, jangan disamakan dengan Tasya Farasya, bahkan untuk persoalan mandi sekalipun. Jauh, Gaes.

Legowo saja, mungkin takdir kita memang mandi minimal dua kali sehari seperti petuah simbah, orang tua, dan para guru kita terdahulu. Perkara si Tasya bilang mandi sering-sering bisa mengikis kandungan minyak alami di tubuh dan bikin kulit kering, bodo amat. Tasya pasti nggak tahu, bagi banyak orang mandi justru begitu berharga. Di pagi hari, aliran air yang membasahi kulit, wangi aroma sabun dan sampo adalah bekal untuk memulai hari. Pun saat sore tiba. Tiap guyurannya ada harapan agar yang dibawa air bukan hanya kotoran di tubuh, tapi juga semua lelah dan penat setelah seharian melawan dunia.

Sumber Gambar: YouTube Tasya Farasya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version