Pengin Jadi Anime dan 3 Alasan Lain Genre Isekai Begitu Digemari

Pengin Jadi Anime dan 3 Alasan Lain Genre Isekai Begitu Digemari

Pengin Jadi Anime dan 3 Alasan Lain Genre Isekai Begitu Digemari (Pixabay.com)

Genre isekai jadi salah satu genre yang paling banyak muncul di jagat manga zaman sekarang. Bagi yang belum tahu, genre isekai adalah genre di mana karakternya berpindah ke dunia atau periode waktu lain, entah lewat reinkarnasi, teleport, atau berpindah kesadaran. Meski absurd, nyatanya genre ini begitu banyak peminatnya.

Imajinasi manusia memang unik luar biasa. Kematian yang terkesan menakutkan, bisa menjadi parodi lucu sekaligus aneh berkat isekai. Memang sih, adakalanya genre ini terasa membosankan. Akan tetapi, di antara tumpukan cerita isekai yang menggunung itu, ada yang pantas disebut masterpiece. Sebut saja Re:Zero Kara Hajimeru Isekai Seikatsu, Tensei Shittara Slime Datta Ken, dan Kono Subarashii Sekai ni Shukufuku wo. Intinya jangan berhenti mencari.

Terlepas dari plotnya yang katanya monoton, genre isekai banyak berkembang. Terbukti dengan semakin banyaknya jalan unik untuk menuju dunia antah berantah. Isekai jelas memperkaya inovasi imajinasi manusia. Akan tetapi, katanya, kisah mengenai perjalanan waktu memang akan selalu memiliki penggemar. Oleh sebab itu, saya akan  berusaha menebak beberapa alasan yang membuat orang-orang tetap menggemari genre ini.

#1 Simulasi dari kesempatan kedua 

Isekai adalah penggambaran memulai kembali segalanya dari nol. Biasanya, tokoh yang mengalami perpindahan dunia akan tetap mengingat masa lalunya. Dengan kata lain, perpindahan dunia itu bagaikan kesempatan kedua. Tidak sedikit orang yang menginginkan kesempatan kedua dalam hidupnya. Agaknya sudah banyak puisi, lagu, dan kisah hidup yang menyuarakannya. 

Manusia hanya diberi satu kali kesempatan untuk hidup di dunia. Jadi ketika ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang telah lalu, hal tersebut menjadi tawaran terbaik yang pernah ada. Ibaratnya kita sedang diberi kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup secara cuma-cuma oleh Tuhan. Apalagi hal tersebut dapat dilakukan dengan perencanaan yang lebih matang, tanpa mengulangi kesalahan di kehidupan pertama. Siapa sih yang tidak menyukai anugerah semacam ini?

#2 Bayangan akan adanya dunia yang lebih indah

Berkat pengalaman hidup, barangkali kita sudah terlanjur tahu baik dan bobroknya kehidupan di dunia. Sebuah tempat tinggal yang indah, nyatanya, adalah sesuatu yang diinginkan banyak orang. Dalam genre isekai, beberapa dunia dijabarkan begitu menarik. Misalnya, dunia dengan elemen sihir, dunia dengan sistem pemerintahan yang baik, dunia dengan keberagaman dan toleransi, dunia dengan teknologi yang mumpuni, dan dunia lainnya yang sesuai dengan keinginan kita. 

Pada akhirnya, rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau. Meskipun hanya angan-angan, gambaran akan dunia yang lebih indah, amat sayang untuk dilewatkan.

#3 Sejenak melarikan diri dari kenyataan

Menikmati suatu cerita terkadang membuat kita terhanyut dari kenyataan. Saat membaca atau menonton genre favorit, kita menjadi lebih menjiwai isi ceritanya. Isekai yang dipenuhi ilusi, kekuatan, sihir, dan mitologi akan membuat penggemarnya lebih antusias. Fantasi kehidupan yang disajikan isekai bisa sejenak mengalihkan perhatian dari hiruk-pikuk kehidupan. 

Meskipun hanya lewat cerita, bagi penggemarnya, barangkali menjelajahi dunia lain bersama protagonis cerita adalah hal yang menyenangkan. Hari-hari yang melelahkan itu bisa saja diobati oleh suguhan cerita isekai. Setidaknya untuk melepas penat.

#4 Pengin jadi anime

Belakangan, saya kerap menemukan candaan seseorang yang katanya ingin menjadi anime. Apalagi di Twitter. Banyak sekali cuitan “capek banget, mau jadi anime aja”. Memang sih, protagonis dalam anime sering dibuat amat kuat, cantik, tampan, berani, dan tak terkalahkan. Bahkan tidak jarang ada tokoh yang digambarkan sudah overpower di awal cerita. Belum lagi, dalam anime terdapat dunia magis yang penuh petualangan. Selain itu, dalam anime juga ada waifu dan husbu yang bisa ditemui kapan pun.

Maksud saya begini, ada kalanya membayangkan menjadi anime itu sendiri rasanya indah banget. Jadi ketika merasa lelah, lelucon ingin menjadi anime ini muncul begitu saja.

Kabar buruknya, menjadi anime adalah suatu kemustahilan, Gaes. Kalau memang tidak bisa menjadi anime, menonton genre isekai bisa menjadi pilihan. Meskipun yang dipindahkan dunianya adalah protagonis cerita, setidaknya kita ikut berpetualang via imajinasi. Oleh sebab itu, saya menduga bahwa isekai adalah alternatif penenang bagi orang-orang yang gagal menjadi anime.

Begitulah kira-kira tebakan alasan dari saya. Terkadang, cerita isekai memang relevan dengan beberapa hasrat manusia yang dekat dengan kemustahilan. Yah apa pun itu, pesan saya, meskipun cerita fantasi menyenangkan, jangan lupa kalau itu semua hanyalah hiburan semata. Nggak bisa jadi kenyataan, termasuk menjadi anime.

Penulis: Nisrina Ridiani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Rekomendasi Manga Isekai yang Underrated tapi Nggak Klise, apalagi Monoton!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version