Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Pengantin Baru Tebar Benih Ikan di Sungai, Ide Bagus yang Salah Eksekusi

Kuncoro Purnama Aji oleh Kuncoro Purnama Aji
6 Desember 2023
A A
Pengantin Baru Tebar Benih Ikan di Sungai, Ide Bagus yang Salah Eksekusi

Pengantin Baru Tebar Benih Ikan di Sungai, Ide Bagus yang Salah Eksekusi (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa bulan lalu di daerah saya diadakan program pelepasan benih ikan di sungai oleh pasangan pengantin yang baru menikah. Benih ikan yang dilepas berupa ikan konsumsi seperti nila, lele, dan ikan mas. Waktu itu pak lurah mengatakan bahwa tujuan dari program ini adalah untuk merawat ekosistem sungai dan supaya sungai dapat bermanfaat bagi warga.

Sebagai orang perikanan tentu saya bingung dengan ucapan pak lurah tersebut. Melestarikan dari mana coba? Ketika benih ikan yang dilepas merupakan jenis ikan yang bersifat invasif. Mungkin orang-orang berpikir jika nanti benih-benih ikan tersebut sudah besar, bisa dimanfaatkan warga untuk konsumsi. Karena ikan nila, lele, dan ikan mas merupakan ikan konsumsi yang umum dijumpai

Jika dilihat dari sisi kelestarian alam menurut ilmu perikanan, pelepasan ikan oleh pasangan pengantin baru yang bersifat invasif tersebut justru dapat merusak ekosistem sungai. Akan saya jabarkan kenapa kebijakan ini salah jika tujuannya untuk merawat ekosistem sungai.

Kebijakan pelepasan benih ikan oleh pasangan pengantin baru yang dibarengi pembendungan aliran sungai menimbulkan banyak kerugian

Sungai yang digunakan untuk pelepasan benih ikan oleh para pengantin baru ini biasanya dibendung terlebih dahulu supaya ikan tidak lari ke mana-mana. Pembendungan sungai tentunya bukan pilihan yang bijak. Ketika sungai dibendung otomatis debit aliran airnya terganggu. Hal ini bisa membuat pasokan aliran air untuk lahan pertanian bisa terganggu.

Selain itu pembendungan aliran sungai dapat menimbulkan berbagai masalah baru, salah satunya penumpukan sampah. Tidak bisa dimungkiri bahwa sebagian besar sungai di Indonesia mau itu sungai besar atau kecil sudah terkotori oleh sampah. Sehingga ketika aliran air dihambat dapat berpotensi menyebabkan penumpukan sampah.

Penumpukan sampah tersebut dapat menyebabkan pendangkalan sungai yang mana ketika hujan turun berpotensi menyebabkan aliran air meluap ke rumah-rumah warga. Peluapan air juga dapat menyebabkan perubahan morfologi sungai karena adanya pengikisan dan pengendapan di badan sungai. Jadi, pelepasan benih ikan oleh para pasangan pengantin baru di tempat saya ini sebenarnya kurang tepat.

Spesies ikan lokal terancam

Ikan nila, lele, dan mas bukanlah spesies asli perairan tawar Indonesia. Maka dari itu mereka disebut sebagai spesies invasif. Dari namanya saja sudah terlihat, invasif. Ibarat kata, spesies ikan ini seperti penjajah yang ujung-ujungnya mengusir penduduk asli.

Fenomena pelepasan benih ikan ini oleh para pengantin baru di daerah tempat tinggal saya tentunya bukanlah sesuatu yang baik. Lepasnya ikan ini berpotensi menghilangkan keragaman spesies endemik, karena sifatnya yang litoral dan memiliki kecenderungan sebagai predator. Ditambah ikan-ikan ini hobi kawin, sangat mudah beranak pinak. Contohnya seperti ikan Red Devil yang ada di Waduk Sermo Kulonprogo. 

Baca Juga:

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

4 Alasan Kamu Wajib Coba River Tubing di Kebumen yang Sungainya Masih Bersih 

Jika populasinya sudah melebihi batas, keseimbangan ekosistem sungai menjadi kacau. Sebagai informasi, ekosistem sungai itu sangat kompleks. Jika kita berpikir kalau sungai hanya dihuni oleh hewan dan tumbuhan air itu salah besar. Ada berbagai macam komponen baik biotik maupun abiotik, dan diantara komponen tersebut memiliki hubungan timbal balik sedemikian rupa.

Salah satu contoh nyata yang bisa terjadi akibat bertambahnya ikan invasif adalah air sungai menjadi keruh. Kok bisa? Suatu perairan sungai memiliki komponen biotik yang kompleks seperti alga, mikroalga, plankton, dan mikroorganisme.

Spesies ikan endemik seperti wader atau tawes adalah konsumen utama komponen biotik tadi. Ketika jumlah ikan endemik berkurang otomatis pertumbuhan alga, plankton, dan mikroalga tersebut tak bisa terkontrol yang menyebabkan air menjadi keruh. Ujung-ujungnya air sungai menjadi bau. 

Perlu kajian lebih dalam

Mungkin maksud dari pelepasan benih ikan oleh para pengantin baru di tempat saya ini baik, supaya keragaman biota bertambah. Tapi mbok ya dikaji dulu gitu, lho. Benih ikan seperti apa yang boleh dilepas ke alam liar.

Mungkin terlihat baik-baik saja karena sungai dibendung terlebih dahulu supaya ikan tidak lepas ke mana-mana, tapi jika sewaktu-waktu bendungan jebol bagaimana? Apalagi bendungannya hanya terbuat dari pasir yang dikarungi.

Penulis: Kuncoro Purnama Aji
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 3 Jalan di Jogja yang Tidak Boleh Dilewati Pengantin Baru.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 Desember 2023 oleh

Tags: benih ikanikanpengantin barusungai
Kuncoro Purnama Aji

Kuncoro Purnama Aji

Pengais rezeki.

ArtikelTerkait

Cerita di Balik 3 Sungai yang Terkenal Angker di Tegal Mojok.co

Cerita di Balik 3 Sungai yang Terkenal Angker di Tegal

14 Oktober 2024
Nggak Doyan Makan Ikan Itu Bukannya Belagu, Cuma Nggak Suka Ribet Aja! Terminal Mojok

Nggak Doyan Makan Ikan Itu Bukannya Belagu, Cuma Nggak Suka Ribet Aja!

1 Maret 2021
Pengantin Baru Dilarang Lewat 3 Jalan di Jogja Ini karena Bisa Celaka

Pengantin Baru Dilarang Lewat 3 Jalan di Jogja Ini karena Bisa Celaka

4 Februari 2024
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Getirnya Memancing di Bekas Pengeboran Minyak, Kena Prank Ikan hingga Badai Mengerikan

Getirnya Memancing di Bekas Pengeboran Minyak, Kena Prank Ikan hingga Badai Mengerikan

26 Agustus 2020
Jembatan Jirak Gunungkidul: Jadi Tempat Main Pedagang Ternak hingga Saksi Bisu Kisah Cinta Anak Penguasa Kerajaan Jin dengan Manusia

Jembatan Jirak Gunungkidul: Jadi Tempat Main Pedagang Ternak hingga Saksi Bisu Kisah Cinta Anak Penguasa Kerajaan Jin dengan Manusia

10 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.