Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Pengalaman Kuliah S3 dan Menyusun Disertasi Pakai Laptop Kentang: Tiba-tiba Mati, Storage Nggak Cukup, Ujian Mental Sesungguhnya bagi Saya  

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
27 September 2025
A A
Pengalaman Kuliah S3 dan Menyusun Disertasi Pakai Laptop Kentang: Tiba-tiba Mati, Storage Nggak Cukup, Ujian Mental Sesungguhnya bagi Saya  

Pengalaman Kuliah S3 dan Menyusun Disertasi Pakai Laptop Kentang: Tiba-tiba Mati, Storage Nggak Cukup, Ujian Mental Sesungguhnya bagi Saya  

Share on FacebookShare on Twitter

Bayangkan kuliah S3 dan menyusun disertasi dengan laptop kentang. Udah? Stres? Nah, kalian tahu betul perasaan saya

Lebih dari lima tahun lepas dari dunia akademik dan asyik mengelola usaha sendiri, bikin saya buta soal perkembangan teknologi. Tapi, saat pandemi melanda beberapa tahun lalu, saya berpikir untuk menekuni kembali profesi di jalur akademik lantaran usaha yang dijalankan tutup buku. Targetnya jelas, harus S3 biar nggak kalah saing sama lulusan S2 yang sekarang sudah menjamur.

Sayangnya, saat itu saya terlalu naif. Modal terjun ke kuliah doktoral saat itu hanyalah Asus Vivobook D540NA, bekas adik saya yang sudah kelar master dan nggak dipakai lagi. Saat itu, saya pikir kuliah di jenjang doktoral sama saja dengan perkuliahan di bangku S1 dan S2 yang kebanyakan mendengar dosen menjelaskan di depan kelas.

Selain itu, alasan dana juga jadi pertimbangan. Saya kira laptop seadanya sudah cukup. Yang penting, bisa untuk membuat tugas di Word, Power Point, dan Excel. Namun, keputusan ini ternyata jadi ujian psikis yang sesungguhnya saat menempuh pendidikan S3.

Laptop itu aset utama, sudah nggak masanya catatan tulis tangan

Kuliah S3 itu beda jauh dengan kuliah di bangku S1 atau S2. Kalau di S1 dan S2 mahasiswa masih bisa bikin catatan pakai tangan, di kursi doktoral kebiasaan itu sudah nggak berlaku lagi. Laptop itu aset utama dan wajib banget dibawa ke kelas. Soalnya, dosen nggak lagi ceramah teori buat satu kelas, tapi langsung ajak diskusi sesuai topik disertasi yang masing-masing mahasiswa teliti.

Jelas, diskusi itu butuh artikel jurnal bereputasi yang harus diakses langsung dari laptop. Kadang, hasilnya harus langsung dikirim ke dosen saat itu juga. Intinya, mahasiswa butuh laptop yang bisa ngebut buat ngerjain semua itu.

Sialnya, laptop Asus Vivobook D540NA saya cuma dibekali RAM 4GB. Padahal, standar minimal buat mahasiswa sekarang itu 8GB. Bahkan, RAM 16GB lebih direkomendasikan buat mahasiswa S3 yang kerjanya multitasking alias buka banyak aplikasi sekali waktu. Jadi, jangan ditanya betapa sabarnya saya kala itu.

Bukan sebatas bisa untuk mengetik, spesifikasi adalah harga mati

Dulu saya pikir, laptop mahasiswa itu yang penting bisa buat mengetik dan browsing. Ternyata, buat mahasiswa S3, itu nggak cukup. Apalagi, kalau sedang berkutat dengan disertasi.

Baca Juga:

Kuliah S3 Memang Bergengsi, tapi Menyimpan Sisi Kelam yang Jarang Diketahui Orang

4 Pertimbangan Penting Sebelum “Menjual Jiwa” pada Kuliah S3

Benar, laptop itu cuma alat, modal pertamanya memang otak. Namun, nggak lantas spesifikasi laptop dikesampingkan. Misalnya saja, seharusnya saya menggendong laptop yang ringan dan ringkas demi alasan mobilitas.

Idealnya, beratnya mesti di bawah 1,5 kg biar gampang dibawa ke mana-mana. Namun, apa daya, saya cuma punya Asus Vivobook D540NA yang ukurannya 15 inci dengan berat 2 kg. Alhasil, mencangklong laptop ini setiap hari sukses bikin bahu pegal bukan main. Kalau sudah uring-uringan begitu, tenaga buat mengerjakan disertasi seolah sirna.

Selain itu, kapasitas dan kecepatan penyimpanan juga krusial. Anjurannya, mahasiswa S3 butuh minimal 256GB SSD untuk menyimpan semua file, materi, dan aplikasi berat. Namun, lagi-lagi, laptop saya cuma punya 128GB SSD.

Kapasitas segini jelas nggak sebanding dengan aplikasi yang harus saya install. Misalnya saja End Note dan Amos. Akhirnya, saya harus berjuang ekstra buat mengelola storage supaya nggak penuh dan nggak boleh lengah menyimpan garapan di Google Drive atau diska lepas.

Pernah, sekali waktu saya lupa menyimpan hasil kerjaan saat laptop tiba-tiba mati total. Praktis, saya kudu mengulang tulisan ide proposal yang akan diajukan untuk ujian. Pokoknya, perjuangan saya menyusun disertasi bersama Asus Vivobook D540NA sungguh memorable, tetapi cukup jadi cerita masa lalu saja.

Kuliah S3 pakai laptop kentang benar-benar buruk untuk mental saya

Mengolah disertasi di laptop kentang adalah sebuah ujian mental yang tidak pernah saya duga. Bukan soal metode atau teori penelitian, rintangan saya justru datang dari perangkat buatan manusia. Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa mahasiswa S3 tetap butuh alat yang mumpuni untuk mendukung lika-liku kuliah meski sudah punya niat sekuat baja.

Percayalah, pergumulan di dunia akademik doktoral sudah cukup berat tanpa harus ditambah drama laptop yang nge-lag di setiap babak. Jangan sampai kelulusan tertunda hanya karena salah pilih alat kerja.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kuliah S3 Memang Bergengsi, tapi Menyimpan Sisi Kelam yang Jarang Diketahui Orang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 September 2025 oleh

Tags: disertasikuliah S3laptop asuslaptop kentang
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

4 Pertimbangan Penting Sebelum “Menjual Jiwa” pada Kuliah S3 Mojok.co

4 Pertimbangan Penting Sebelum “Menjual Jiwa” pada Kuliah S3

10 April 2025
Kuliah S3 Memang Bergengsi, tapi Menyimpan Sisi Kelam yang Jarang Diketahui Orang

Kuliah S3 Memang Bergengsi, tapi Menyimpan Sisi Kelam yang Jarang Diketahui Orang

8 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.