Pengalaman 5 Bulan Pakai Chromebook, Laptop Sahabat Guru Honorer: Anti Lemot, Murah, tapi Nggak Murahan, dan Jauh dari Perasaan Menyesal

Pengalaman 5 Bulan Pakai Chromebook: Anti Lemot, Murah, tapi Nggak Murahan, dan Jauh dari Perasaan Menyesal

Pengalaman Menyenangkan Menjadi Guru yang Menggunakan Chromebook: Anti Lemot, Murah, tapi Nggak Murahan, dan Jauh dari Perasaan Menyesal

Bagi saya yang seorang guru, laptop adalah kebutuhan primer dalam menunjang pekerjaan. Sialnya, 2 terakhir ini saya menggunakan laptop murahan yang sudah lemot dan layak dibanting. Akhirnya, saya mulai berpikir untuk membeli laptop baru. 

Namun, laptop bukanlah barang murah. Perlu uang yang cukup besar untuk bisa membelinya. Padahal di sisi lain, saya hanyalah guru honorer yang bergaji pahala dan do’a. Hadeh, sulit. 

Sampai akhirnya, di awal tahun ini, ada seorang teman yang menyarankan saya untuk membeli Chromebook saja. Toh, fungsi dan daya kerja laptop yang dibutuhkan guru tidak seberat kebutuhan programer. Jadi, Chromebook saja sudah cukup, katanya. 

Dari situ, mulailah saya melakukan riset kecil-kecilan. Membaca beberapa artikel dan menonton beberapa review tentang Chromebook di YouTube. Setelah itu, saya memutuskan dengan matang untuk membeli Chromebook dan bulan ini sudah masuk 5 bulan saya menggunakannya. Sejauh ini, saya hanya punya pengalaman menyenangkan dalam menggunakan Chromebook. Berikut pengalamannya: 

Chromebook anti lemot!

Setelah terbiasa dengan laptop lama yang lemot, kehadiran laptop baru tentu saja akan terasa berbeda. Terasa nyaman karena nggak lemot lagi. Hanya saja, Chromebook nggak lemot bukan karena sebagai laptop baru, tapi karena sistem penyimpanannya dialokasikan pada website google drive. Sehingga, tidak ada beban pada internal laptopnya.

Sejauh ini, dalam durasi pemakaian 5 bulan, tidak ada gejala lemot yang muncul dari Chromebook yang saya gunakan. So, ini sangat menyenangkan. 

Murah, tapi Nggak Murahan

Saya menggunakan Chromebook Dell 3100 yang dilengkapi fitur touchscreen atau layar sentuh. Pada tipe Chromebook Dell ini ada 2 dengan fitur berbeda. Pertama, tipe yang dilengkapi fitur touchscreen. Kedua, tipe yang non-touchscreen. Untuk yang tipe non touchscreen, harganya berkisar 1,6jt rupiah. Sedangkan, untuk yang tipe touchscreen seperti yang sekarang saya gunakan, berkisar pada harga 2jt rupiah. 

Harga ini tentu saja termasuk murah untuk ukuran laptop. Dibandingkan dengan beberapa handphone saja, laptop Chromebook ini masih terhitung murah. 

Tapi perlu diingat, murah bukan berarti murahan. Seperti laptop Chromebook yang saya gunakan, Dell 3100 tipe touchscreen, harganya boleh hanya 2 juta saja. Tapi, tampilan dan perangainya elegan. Coba saja cek harga laptop windows yang touchscreen, rata-rata harganya pasti menyentuh angka 2 digit. Sedangkan Chromebook touchscreen seperti yang saat ini saya gunakan, bisa dibeli dan dimiliki dengan harga 2 juta saja. Murah memang, tapi jelas nggak murahan. 

Malahan, beberapa teman guru saya merasa heran, kok bisa laptop 2 juta bisa ada fitur touchscreen, sedangkan laptop miliknya yang Windows seharga motor Beat second tak memiliki fitur itu.

Chromebook bikin makin produktif

Beralih dari laptop lemot ke laptop yang lancar jaya, jadi bikin saya makin produktif. Saya jadi makin bisa berkreasi bikin modul pembelajaran, lembar kerja variatif, dan pembelajaran berbasis permainan digital menggunakan laptop sebagai ice breaking. Lebih-lebih, sebagai guru saya memiliki akun Canva Education yang terhitung premium. Alhasil, banyak desain-desain kreatif yang bisa saya bikin  menggunakan laptop elegan tanpa lemot bernama Chromebook ini. 

Lebih dari itu, ukuran fisik dari Chromebook ini kecil dan ramping. Sehingga, mudah dibawa ke mana pun. Sebagai penulis pemula, saya sering sumpek dan bosan dalam menulis. Nah, Chromebook bisa mengerti dengan kerampingannya agar bisa mudah dibawa kemanapun untuk mencari suasana baru dalam menulis. Jadi, saya bisa lebih produktif dalam menulis. 

Selama 5 bulan pemakaian Chromebook ini, saya terhitung berhasil menyelesaikan 2 naskah buku. Yah, meskipun keduanya belum menemui penerbit, ya, hehehe. Tapi terlepas dari itu, Chromebook ini berperan besar dalam proses kreatif dan eksekusi produktivitas saya dalam menulis.

Jauh dari perasaan menyesal

Dari pengalaman menyenangkan yang saya rasakan selama 5 bulan menggunakan Chromebook, jelas saja tidak ada perasaan menyesal. Justru, saya merasa sangat beruntung bisa bertemu, berkenalan, dan sekarang akrab dengan laptop Chromebook. Sudah nggak lemot, bisa layar sentuh yang memberi kesan elegan, dan bikin makin produktif lagi. 

Akhir kata, tulisan ini saya tujukan untuk 2 hal. Pertama, untuk para guru honorer yang minim budget beli laptop, Chromebook bisa banget jadi pilihan yang tepat. Murah, tapi nggak murahan serta bikin kita makin produktif untuk menjalani pekerjaan pelik bergaji pahala dan barokah ini. Kedua, untuk teman saya yang menyarankan membeli Chromebook, terima kasih banyak, Bro, saranmu sungguh menyelamatkanku. 

Penulis: Naufalul Ihya’ Ulumuddin
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Chromebook Ternyata Tidak Seburuk yang Dibicarakan Orang-orang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version