Penderitaan yang Saya Rasakan Saat Menjajal Usaha Air Isi Ulang

Penderitaan yang Saya Rasakan Saat Menjajal Usaha Air Isi Ulang

Penderitaan yang Saya Rasakan Saat Menjajal Usaha Air Isi Ulang (Unsplash.com)

Selama nyantri di salah satu pesantren di Kota Purwokerto, saya dipasrahi beberapa tugas, mulai dari menjadi sopir, pengajar, hingga dipasrahi usaha air isi ulang. Khusus tugas terakhir, awalnya usaha ini dipasrahkan kepada teman saya. Namun karena dia kewalahan, akhirnya saya digandeng untuk menjadi partner usaha air isi ulang di pondok.

Kebetulan waktu itu pondok saya memiliki tiga cabang di daerah Purwokerto, sehingga rata-rata pelanggan usaha air isi ulang ini adalah santri pondok. Hanya sebagian kecil warga sekitar yang berlangganan di depot kami.

Namanya juga usaha, pasti ada naik turunnya bagaikan roller coaster di taman hiburan. Kali ini saya akan membagikan penderitaan yang saya rasakan selama menjajal usaha air isi ulang.

Menguras toren air

Saat itu, jumlah santri di pondok ada sekitar 500-an orang. Saking banyaknya santri, saya harus menyetok dengan jumlah yang banyak. Fyi, usaha isi ulang air galon biasanya menyediakan dua jenis air, yaitu air mineral dan RO. Air mineral ini terasa lebih manis, sementara air RO akan terasa lebih ringan ketika diminum.

Kebanyakan pelanggan lebih suka air mineral karena selain rasanya manis, harganya juga lebih murah. Harga isi ulang air mineral per galon cuma Rp5.000, sementara harga isi ulang air RO Rp6.000.

Suatu hari, seorang santri pernah menemukan hewan kecil seperti cacing dalam air galon yang dia beli. Kemudian dia protes pada saya. Padahal jujur saja, saya sudah rajin menguras toren tempat menampung air minimal 2 minggu sekali. Tapi ternyata hewan kecil itu tetap bisa lolos dan masuk ke dalam galon.

Akhirnya mau nggak mau saya harus menanggung akibat terkena omelan pelanggan. Kejadian itu merupakan kejadian yang tak bisa saya lupakan sampai sekarang sekaligus menjadi pembelajaran bagi saya agar lebih teliti lagi.

Baca halaman selanjutnya

Mencuci galon biar nggak lumutan…

Mencuci galon biar nggak lumutan

Selain harus rajin mencuci toren penampung air, saya juga harus rajin membersihkan galon. Maksudnya bukan bagian dalam galon, ya, kalau itu sih memang wajib dicuci tiap isi ulang hingga dua tahapan.

Dalam beberapa kasus, saya mendapati galon yang saya gunakan mudah kotor pada bagian luar dan warnanya menjadi kehitaman. Hal ini tak jarang membuat pelanggan mengira bahwa air yang saya gunakan nggak higienis. Padahal galonnya saja yang mudah kotor.

Oleh karena itulah saya juga harus mencuci bagian luar galon seminggu sekali. Cara ini saya lakukan agar galon yang digunakan di depot nggak terlihat kusan dan ditumbuhi lumut.

Mengangkat puluhan galon

Saat galon masih kosong, saya akan leluasa membawa hingga empat galon sekaligus dalam genggaman tangan. Namun saat galon sudah terisi air, mau nggak mau saya harus membawa satu per satu puluhan galon dengan tangan kosong.

Kebetulan pondokan saya saat itu memiliki tiga lantai. Saat mengambilkan galon untuk santri di lantai satu, saya hanya memerlukan waktu hitungan detik. Namun beda ceritanya jika mengantarkan galon kepada santri di lantai dua atau tiga. Selain butuh waktu yang lebih lama, saya juga harus menyiapkan fisik agar galon yang saya bawa nggak sampai jatuh di tengah jalan.

Ada satu cerita yang tak terlupakan selama menjalani usaha air isi ulang ini. Jadi teman saya waktu itu saking capeknya membawa air galon, dia sampai terpeleset. Dan seketika galon yang sedang dia bawa jatuh lalu pecah sehingga airnya membasahi lantai. Sudah dia jatuh, ketimpa galon pula. Sakitnya sih nggak seberapa, malunya itu lho sampai tua!

Merangkap jadi tukang servis

Awal menjalankan usaha air isi ulang, saya cuma dipasrahi mengisi galon, lalu mengantarkannya kepada pelanggan. Kalian tahu kan kalau usaha ini mengandalkan sebuah mesin. Dan yang namanya mesin, nggak selamanya dia akan bekerja dengan baik. Ada kalanya mesin ini macet dan nggak berfungsi.

Gara-gara mesin yang rusak ini saya mau nggak mau harus merangkap jadi tukang servis mesin air isi ulang. Sebenernya nggak sulit-sulit amat sih memperbaiki mesin yang rusak. Kerusakan paling sering itu sikat yang digunakan pada pembersih galon kadang mudah terlepas.

Itulah derita yang saya rasakan saat menjajal usaha air isi ulang. Penderitaan tersebut bisa saya kenang sampai sekarang hitung-hitung menambah pengalaman hidup juga. Berwirausaha memang harus dijalankan secara konsisten dan juga tekun agar hasilnya maksimal. Kalian tertarik membuka usaha air isi ulang?

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Dosa Oknum Air Isi Ulang RO yang Nakal.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version