Saya pikir merantau di Surabaya adalah titik paling menyebalkan dalam hidup saya karena sulit menghirup udara segar. Di sana-sini penuh dengan polusi. Tapi, ketika kembali ke desa, ternyata sama saja. Saya sulit merasakan udara segar seutuhnya karena harus mencium bau tak sedap kandang ayam potong.
Sebenarnya saya tidak mempermasalahkan kalau ada orang mau mendirikan kandang ayam potong. Itu adalah hak individu untuk mendapatkan uang. Tapi, ya tolong kalau mau berbisnis ayam potong, perhatikan pendiriannya. Jangan sampai dekat dengan rumah orang. Soalnya kandang ayam potong punya bau yang sangat menyengat.
Dari referensi yang saya baca, bau tak sedap dari kandang ayam potong disebabkan karena punya kelembaban yang tinggi dan ayam potong menghasilkan kotoran lebih banyak.Â
Sumpah baunya sangat menyebalkan. Dan itu yang terjadi dengan saya. Di belakang rumah saya, ada tetangga yang mendirikan kandang ayam potong. Jaraknya dengan rumah berkisar kurang lebih 100 meter.Â
Hidup begitu menderita
Jangan tanya, betapa menderitanya tinggal di rumah yang berdekatan sama kandang ayam potong. Jawabannya sungguh menderita!
Setiap sore, saya harus mencium bau busuk. Soalnya ketika sore hari, angin bertiup ke arah barat, arah rumah saya. Alhasil, bau busuk dari kandang berhasil menembus dinding-dinding rumah.Â
Akibat bau busuk yang sangat menyengat, kerap membuat dada saya menjadi sesak. Bahkan, tak jarang membuat mbah saya yang sudah sepuh menjadi pusing akibat mencium aroma tak sedap itu.Â
Kepalangnya lagi, aroma busuk dari kandang ayam potong itu menutup kebebasan aktivitas di rumah. Biasanya kalau pagi hari, saya sering duduk di halaman untuk merenung. Orang tua saya mengobrol hangat di teras. Beda halnya kalau sore hari, aktivitas itu tidak ada. Semua orang rumah memilih untuk pindah ke dalam, lalu menutup pintu dan jendela.Â
Gimana saya bisa merenung atau orang tua bisa ngobrol dengan nyaman kalau terganggu dengan aroma kandang ayam potong di belakang rumah saya.Â
Bukan hanya mengganggu aktivitas, keberadaan kandang ayam potong di belakang rumah juga merenggut hak saya untuk menciptakan karya dengan baik. Dalam berkarya, saya harus berada di dalam kamar. Letak kamar saya berada di luar. Nah, biar bisa membaca, merenung, dan menulis dengan baik, saya harus membuka jendela kamar bisa ada sirkulasi udara.Â
Tapi kalau sudah sore, saya tidak bisa produktif seperti di pagi hari karena jendela kamar harus ditutup biar aroma busuk tak masuk. Alhasil tak ada sirkulasi udara. Dan akibatnya, tak ada sebuah karya yang lahir dari jemari saya.
Aroma kandang ayam potong bikin makan nggak enak
Yang paling menyebalkan lagi dengan aroma busuk kandang ayam potong adalah tidak bisa makan dengan nikmat. Siapa coba yang bisa makan dengan nikmat kalau ada aroma tak sedap? Tentu tidak ada.Â
Dan itulah yang saya rasakan. Makan di sore hari adalah peristiwa yang menakutkan bagi saya. Pernah ada kejadian tidak menyenangkan saat saya sedang makan pentol di teras saat sore, lalu baru dua atau tiga suapan, tiba-tiba tercium bau busuk dari kandang. Di saat itu, saya ingin mual, isi di perut meronta untuk dikeluarkan. Untungnya saya berhasil menahannya dengan lari ke dalam.Â
Semenjak kejadian itu saya tak mau lagi makan sesuatu di sore hari duduk di luar. Kalaupun pernah, artinya aroma busuk dari kandangnya belum menyebar sepenuhnya atau saya kelupaan atas peristiwa yang pernah terjadi.Â
Punya rumah dekat kandang ayam potong bukan hanya merusak kenyamanan, tapi membuat rasa malu. Kalau aroma tak sedapnya dicium sendiri, masih it’s oke, masih tak usahakan buat legowo. Tapi, masalahnya aroma tak sedap itu juga tercium oleh tamu saya atau orang tua.Â
Pernah saat lebaran kemarin, banyak tamu yang main ke rumah di sore hari. Karena bau tak sedap dari kandang ayam potong mulai tercium, mama saya sampai minta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kenapa kok tidak ditaruh di dalam? Sudah. Tapi, kapasitas tamunya tidak sesuai dengan jumlah kursi yang ada di dalam.Â
Meskipun tamu-tamu yang bermain ke rumah sering bilang tidak masalah, saya sebenarnya tidak yakin kalau di dalam hatinya baik-baik saja. Saya bisa membaca dari raut wajahnya yang menyimpan rasa tidak nyaman hingga kesal. Sama dengan rasa kesal saya dan keluarga pada keberadaan kandang ayam potong dekat rumah.
Semua orang berhak hidup nyaman
Tapi mau bagaimana lagi, saya dan keluarga ada di titik sudah lelah untuk kesal. Sudah sering orang tua meminta asisten rumah tangga untuk mengatakan pada pemilik kandang untuk membersihkan kotoran ayam potongnya. Mereka bilang iya. tapi bau tak sedap dari kandang ayam potong masih tercium saja.Â
Seharusnya bagi kalian yang ingin berbisnis ayam potong harus punya kesadaran bahwa setiap orang punya hak untuk hidup nyaman. Saya yakin, pengalaman tak menyenangkan yang saya alami juga terjadi oleh banyak orang yang rumahnya dekat dengan kandang ayam potong.Â
Sudah seharusnya pebisnis ayam potong memikirkan lahan yang pas untuk mendirikan kandang, menciptakan sirkulasi udara dan pembuangan air kandang yang baik, dan modal untuk pekerja agar sat-set membersihkan tahi ayamnya.Â
Jangan sampai para pebisnis ayam potong hanya memikirkan profit, tapi lupa memikirkan kenyamanan orang lain yang jadi terlilit. Bukankah hidup antarmanusia harus saling menjaga kenyamanan?
Penulis: Akbar Mawlana
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Alasan Usaha Ternak Ayam Sebaiknya Jangan Dilakukan

















