Pelayan Adminduk Kelurahan, Pekerjaan Sederhana yang Berisiko Tinggi

Pelayan Adminduk Kelurahan, Pekerjaannya Sederhana yang Berisiko Tinggi Mojok.co

Pelayan Adminduk Kelurahan, Pekerjaannya Sederhana yang Berisiko Tinggi unsplash.com

Tahun ini saya berkesempatan mengikuti program magang untuk syarat kelulusan kuliah. Saya magang menjadi pelayan administrasi kependudukan (adminduk) salah satu kantor kelurahan di Surabaya. Pelayan adminduk kelurahan adalah petugas yang mengurus semua permasalahan berkas-berkas adminduk. Misalnya, mengurus pembuatan Kartu Keluarga, KTP, Akta Kelahiran, Akta Kematian, perpindahan penduduk, dan lain-lain. 

Sekilas, pekerjaan ini tampak sederhana, bahkan sepele. Sehari-hari mungkin terlihat hanya duduk-duduk di depan meja palayanan kantor kelurahan. Padahal di balik itu, pelayan adminduk kelurahan memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat. Satu kesalahan dilakukan pelayan adminduk kelurahan bisa berdampak panjang. 

Pelayan adminduk kelurahan perlu super teliti

Ketelitian adalah tantangan utama pelayan adminduk. Sedikit kesalahan saja akan merepotkan banyak pihak karena menyangkut dokumen kependudukan. Proses untuk memperbaikinya pun rumit dan membutuhkan waktu lama.

Saat saya magang, saya diminta menginput segala jenis berkas yang memenuhi syarat agar seorang bayi/anak dapat diakui identitas kependudukannya. Hal ini bukan sesuatu yang mudah. Pasalnya, syarat-syarat berkasnya cukup banyak dan harus dicek satu-persatu. Berkas yang dibutuhkan adalah surat kelahiran dari dokter (asli), akta pernikahan orang tua (asli), fotokopi KTP saksi, fotokopi KTP orang tua, hingga kartu keluarga orang tua.

Setelah syarat-syarat lengkap, langkah berikutnya saya harus input data nama, tempat tanggal lahir, dan agama. Pernah waktu itu, ketika permintaan akta kelahiran ini sangat membludak, saya menjadi kurang teliti mengisi kolom nama lengkap bayi. Misalkan, nama bayi yang diberikan orang tuanya bertuliskan “Agus Mulyadi“, tetapi saya isi menjadi “Agus Muliadi”.

Secara penyebutannya, dua nama itu memang tampak sama, tapi kan berbeda dengan nama yang dimaksud oleh orang tuanya. Padahal orang tua punya maksud atau doa menyematkan sebuah nama ke anaknya. Kalau kesalahan penulisan nama ini dibiarkan dan baru diurus ketika anak sudah dewasa, prosesnya akan sangat panjang. Bahkan, bisa sampai ke tahap persidangan di pengadilan negeri.

Menuntut kejujuran 

Saya sepakat, kalau semua pekerjaan di dunia ini syaratnya harus jujur, apa pun itu, termasuk menjadi pelayan adminduk. Pasalnya, setiap hari kita akan bertemu dengan KTP, KK, NIK, dan informasi lain yang mencakup identitas seseorang. Kalau nggak jujur, bisa saja pelayan adminduk kelurahan menjual identitas tersebut ke tangan-tangan yang nggak bertanggung jawab. Akhirnya, banyak orang dirugikan.

Belum lagi kalau ada permintaan membuat Akta Kematian. Bagi saya, pengurusan Akta Kematian adalah permintaan yang sangat riskan. Sebab, ini hubungannya dengan eksistensi seseorang. Misalnya saja (ini belum pernah saya alami), ada orang yang ingin membuat Akta Kematian untuk dokumen kematian keluarganya. Akan tetapi, ternyata orang ini memiliki tujuan dan maksud tertentu, misalnya warisan.

Jika nggak dibarengi dengan kejujuran dan ketelitian 100 persen, maka bisa saja orang yang kita buatkan Akta Kematian ternyata masih hidup. Sementara dalam dokumen kependudukan beliau sudah tertulis mati. Nah lho, bagaimana jika terjadi demikian. Sudah dipastikan ini akan masuk ke meja persidangan. Bahkan, kita bisa dituntut, didenda, atau dipenjara.

Kena semprot warga sudah biasa

Menjadi pelayan adminduk kelurahan berisiko besar kena semprot warga. Pernah saya melayani warga yang ingin mengurus berkas pindah. Namun, ternyata ada satu berkas yang kurang. Berkali-kali saya hubungi nomor yang tertera, tapi tidak aktif. 

Satu bulan kemudian, warga ini datang ke kantor kelurahan untuk mengambil berkas pindah yang sudah diurus berupa KK dan KTP baru. Saya berusaha menjelaskan dokumen tersebut belum jadi karena berkas yang belum lengkap. Saya langsung dimaki-maki di depan petugas dan warga lain. 

Pengalaman pahit lain, banyak warga yang tidak mengetahui ketika blangko KTP habis, warga dialihkan untuk melakukan pembuatan KTP digital. Suatu hari hari ada seseorang yang ingin memperbarui KTP karena sudah buram. Sambil menunggu blangko KTP tersedia, saya arahkan untuk membuat KTP digital melalui ponsel. Beliau menolak dengan kasar, dan berharap KTPnya akan jadi sebulan lagi.

Pekerjaan pelayan adminduk kelurahan mungkin terlihat begitu-begitu saja. Padahal di balik itu, punya tanggung jawab sangat besar. Mulai dari ketelitian, kejujuran ketika menangani berkas, hingga harus siap-siap disemprot warga. Oleh karena itu, ketika bertemu dengan pelayan adminduk kelurahan jangan pandang sebelah mata dan tetap hargai ya. 

Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 5 Perbedaan Lurah dan Kepala Desa: Jabatan yang Sering Dikira Sama, padahal Berbeda Jauh

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version