Menikmati Indahnya Imlek lewat Keragaman dan Kekayaan Budaya di Kawasan Pecinan Semarang

Pecinan Semarang ketika Imlek Menjadi Milik Bersama (Unsplash)

Pecinan Semarang ketika Imlek Menjadi Milik Bersama (Unsplash)

Beberapa hari menjelang Imlek, kawasan Pecinan Semarang lebih ramai dari biasanya. Kawasan ini memang menjadi pusat kegiatan ekonomi serta sosial bagi komunitas Tionghoa. Aktivitas perdagangan dan bisnis keluarga menjadi pemandangan yang mendominasi di sana.

Bagi saya, warga lokal Semarang, kawasan pecinan menyimpan banyak hal menarik. Saat Imlek seperti ini, kesenian tradisional Tionghoa seperti barongsai dan Liong menjadi “suguhan” yang dinantikan banyak orang. Pentas seni tersebut bukan hanya sebagai sumber hiburan, melainkan juga sebagai upaya untuk menjaga dan meneruskan warisan budaya. 

Kawasan Pecinan Semarang juga terkenal dengan beragam kuliner khas Tionghoa. Ada berbagai restoran, warung makan, dan gerai makanan tradisional. Mereka menyuguhkan hidangan lezat yang mencerminkan keanekaragaman kuliner Tionghoa.

Menjelang Imlek, kawasan Pecinan Semarang akan mengadakan beberapa hal. Yang pertama, ada Upacara Ketok Pintu yang digelar di Klenteng Tay Kak Sie dan juga Adat Tuk Panjang. Upacara Ketok Pintu memiliki rangkaian acara seperti berkeliling untuk menyerahkan tebu dan terong susu. Kalau Adat Tuk Panjang merupakan sebuah acara jamuan makan malam yang disajikan di atas meja panjang. 

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tradisi Tuk Panjang pada 2023 kemarin tidak diadakan di Gang Pinggir seperti biasanya. Acara pindah lokasi ke Gang Warung yang biasanya digunakan untuk Pasar Semawis. 

Salah satu sajian khas di acara Tuk Panjang adalah hidangan nasi ulam bunga telang, yang merupakan nasi gurih berwarna biru. Beberapa menu menjadi teman nasi ulam bunga telang. Misalnya sambal goreng ati, telur, ikan asin, ayam bumbu rujak, sayuran, dan sambal.

Kuliner legendaris di kawasan Pecinan Semarang

Sebelum, selama, dan sesudah Imlek, kegiatan yang nggak boleh terlewat di kawasan Pecinan Semarang adalah jajan. Ada banyak kuliner legendaris di sini dengan cita rasa khas yang menyenangkan.

Salah satu yang sudah sangat terkenal adalah lumpia Gang Lombok. Kuliner ini merupakan warisan leluhur yang telah berusia lebih dari 100 tahun. Lumpia ini tersedia dalam 2 varian, yaitu goreng dan basah, dengan isian utama berupa rebung, ayam, dan udang. Harganya sekitar Rp15.000 per buah. 

Selain lumpia, ada juga leker di Pasar Semawis, Semarang. Ia memikir ciri yang khas, yaitu menggunakan wajan cekung seperti wajan serabi serta memberikan tekstur yang lebih garing dan penuh isian. Harga leker tradisional mulai dari Rp1.000 hingga Rp16.000. 

Jangan ketinggalan mencicipi es puter Conglik di kawasan Pecinan Semarang saat Imlek. Es puternya begitu lembut, dengan berbagai rasa dan topping pelengkap seperti agar-agar, pacar cina, daging kelapa, dan buah siwalan. Satu porsi es puter ini berisi 4 scoop es puter. Untuk harganya sekitar Rp15.000, sedangkan jika tambah durian menjadi Rp25.000. Warung ini buka dari pukul 10:00 WIB sampai pasar tutup.

Selain itu, masih ada banyak kuliner di kawasan Pecinan Semarang yang patut diburu saat Imlek. Misalnya sate babi ala Singapura. Untuk kalian yang pecinta rokok juga bisa mampir ke Mukti Café yang menjual beberapa jenis tembakau.

Rezeki yang mampir di perayaan Imlek

Barongsai adalah seni tradisional Tionghoa yang masih sangat dijaga di kawasan Pecinan Semarang. Dan Imlek, menjadi salah satu momen di mana kesenian tersebut dirayakan. Salah satu pengrajin yang mempertahankan warisan ini adalah Koh Hong. 

Koh Hong memiliki bengkel pembuatan barongsai di Jalan Hiri III, Karangtempel, Semarang Timur, Kota Semarang. Bisnis ini merupakan warisan dari ayahnya dan telah berjalan selama 4 generasi. Bengkel pembuatan barongsai dan liong milik Koh Hong menjadi tempat yang ramai. Banyak pekerja yang sibuk mengecat kepala-kepala barongsai pesanan dari berbagai daerah di Indonesia.

Selain Koh Hong, ada juga Hwang Wei Hong. Dia adalah seorang pengrajin barongsai yang sudah aktif memproduksi barongsai sejak 2015. 

Bisnis ini memulai promosinya secara sederhana, melalui mulut ke mulut dan berbagi cerita di media sosial. Barongsai buatan Koh Hong juga mendapatkan apresiasi yang tinggi dari berbagai kalangan. Banyak pemesan yang datang dari luar Jawa, seperti Manado, Pangkalan Bun, Bengkalis, Ketapang, dan Bangka. Kalau dari Pulau Jawa seperti Ciampea, Tegal, Bogor, Jakarta, Karawang, Mojokerto, dan Malang. 

Barongsai produksi Koh Hong memiliki harga yang tergolong terjangkau. Satu barongsai dibanderol seharga Rp6,5 juta, sementara liong memiliki kisaran harga antara Rp8 hingga Rp 9 juta. 

Koh Hong menghasilkan 2 jenis barongsai, yaitu Foshan dan Hok Shan. Bahkan, bengkel pembuatan barongsai di Karangtempel, Semarang Timur, kini telah memiliki brand sendiri dengan nama “Elang Terbang dari Timur.”

Penulis: Rosmala Nurhadi

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Sepotong Lumpia Semarang yang Membuat Saya Tambah Yakin Tuhan Itu Maha Mendengar

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version