Pasang Knalpot Racing Adalah Tanda Pemilik Motor Boros dan Tidak Setia

Memilih Setia sama Motor Tua daripada Selingkuh dengan Motor Baru terminal mojok.co

Memilih Setia sama Motor Tua daripada Selingkuh dengan Motor Baru terminal mojok.co

Bukan bermaksud mendiskreditkan penyuka knalpot racing, tapi harus diakui juga betapa tak pentingnya memasang fitur ini di motor. Apalagi jika mesinnya masih standar ting-ting. Nggak bikin larinya tambah banter, tapi borosnya kebangetan dan bikin dompet gemeter.

Sebagai pencinta otomotif, sebetulnya saya nggak merasa begitu senang dengan suara geberan motor dengan memakai knalpot racing. Meskipun nyatanya sebagian ada yang menganggap akan terdengarnya sangar serta menunjang tampilan motor jadi lebih menawan.

Menurut saya suara motor yang pakai knalpot ini bikin gendang telinga nggak bisa santai. Kadang suara menggelegar terdengar saat saya sedang berkendara santai menikmati cuaca panas di salah satu kota penyumbang rokok. Suaranya begitu lama mengoar, saya kira motornya akan berlari cepat bak motor Rossi yang segera menyalip, tapi ternyata saya yang hanya berkecepatan 70 km/jam kala itu rela menunggu. Duh, suwe banget nggak nyalip.

Dari sini saya menduga motor tersebut mesinnya masih standar, tapi ngebet pengin pasang knalpot racing. Biar apa to? Bikin telinga saya yang kebetulan jomblo biar nggak sepi? Astaghfirullah.

Bukannya dianggap keren setiap berpapasan, penggunaan knalpot racing di mesin standar yang pelan malah jadi target sambat orang, termasuk saya.

Hilangkan mindset pakai motor dengan knalpot racing tuh keren. Gini, Sob, aslinya penentu kekerenan motor tuh bukan hanya motor yang dinaiki ditambah dengan suara yang garang ketika digeber.

Ini jelas nggak sepenuhnya benar, ada teman saya yang kebetulan good looking pakai motor C70 dengan suara yang masih saja dianggap keren tuh sama teman wanita kami. Berarti fitur knalpotmu nggak berbanding lurus dengan tingkat kekerenan penggunanya.

Bukan hanya mengganggu pendengaran pengguna jalan lain, tapi juga penyumbang polusi suara, tambah mblegedek-nya kalau pas macet itu lho. Ya, bikin kepala orang-orang sekitarnya mau meledak.

Belum lagi ketika pengguna knalpot racing papasan sama orang yang latah, tak jarang yang empunya motor dengan bangganya geber-geber di jalan. Opo nggak bikin celaka? Orang yang latah tadi lantas bilang, “Ayam-ayam!” sambil lepas stang motor. Auto nubruk warung kopi kalau begini. Ngeri.

Knalpot standar sebenarnya nggak kalah keren, kalau disawang-sawang ya nggak jelek-jelek amat. Lha wong bagian RND-nya sudah mendesain sedemikian rupa sampai menghabiskan berteko-teko kopi kok. Menggantinya dengan alasan desain kurang menarik malah membuat seperti kurang memiliki rasa hormat terhadap karya orang lain.

Lagian pada dasarnya, alasan team balap menggunakan knalpot racing itu jelas. Kalau kekeh pakai knalpot standar, mesin yang sudah dioprek hingga tenaganya liar nggak bakal keluar. Jadi ikhtiar dengan diporting-porting, sampai bore up, dan up-up lainnya itu malah sia-sia belaka. Nisa-bisa nggak menang balapan dong.

Motor balap juga hanya digunakan di sirkuit, bukan di jalanan umum apalagi sampai ketemu orang yang latah saat digeber. Dan harus digaris bawahi ya, knalpot racing nggak digunakan untuk harian.

Mbok ya jadi orang tu yang peka sama pengendara lain. Nggak usah pakai knalpot racing di motor yang mesinnya masih standar, apalagi kalau tujuannya biar di-notice. Memang iya sih, bakal di-notice pengguna jalan yang lain, tapi dengan umpatan dan pisuhan. 

Saya sendiri sebagai peminat otomotif dan cukup paham soal engine motor menganggap pemakaian knalpot racing di motor dengan mesin standar malah membuat boros. Suaranya cenderung membuat pengendara tersugesti untuk memutar grip gas lebih kencang, hingga suaranya menggelegar. Alhasil, mesin dipaksa untuk berada di rpm tinggi yang sebanding sama bahan bakar yang banyak pula.

Dan bukan cuma itu lho, komponen dalam mesin bakal nggak awet-awet banget. Mau motor kesayangan malah mesinnya jadi jebol? Kalau saya sih wegah, mending motor dibiarkan standar dengan knalpot yang nggak cerewet dan sedikit disayang, malah lebih panjang umur.

Memakai knalpot racing menandakan bahwa Anda termasuk orang yang kurang bersyukur dan juga nggak setia. Bagaimana tidak, knalpot standar yang sudah terlihat manis, ciamik dan elegan saja diganti dengan anggapan motor terlihat lebih menawan.

Soal kesetiaan berarti masih diragukan. Apa nggak bikin was-was yang kayak begini, bisa-bisa kamu diganti dengan yang lain dengan alasan serupa karena kurang sangar dan menawan, ups.

Penggunaan knalpot racing di motor tuh sah-sah saja, asal peruntukannya di tempat yang tepat seperti gedung DPR misalkan. Biar apa? Ya biar yang katanya wakil rakyat pada dengar suara rakyat jelata knalpot racing yang menggelegar, ben nggak ngantuk terus, Ngab. 

Selain menambah keborosan bahan bakar, knalpot racing nyata menambah dosa karena di jalan sering dirasani pengguna jalan lain. Lagian nggak baik buat hubungan, belum tahu saja kalau doi menutup telinga rapat-rapat ketika dibonceng. Bikin perjalanan jadi nggak tenang dan sulit ngobrol-ngobrol manja di atas motor.

BACA JUGA Perhatian Member JKT48 Itu Semu, Fans yang Telanjur Baper Mbok Sadar dan tulisan Budi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version