Partuturan: Panduan Sapaan Kekerabatan Batak Toba yang Perlu Kamu Tahu, biar Tahunya Nggak Lae doang!

tugu batak toba eksistensi marga mojok

tugu batak eksistensi marga mojok

Seperti semua suku di Indonesia, suku Batak dalam hal ini Batak Toba, memiliki kekayaan budaya yang sangat kental. Salah satu yang mendasar adalah tata cara sapaan yang disebut dengan partuturan. Hal ini mengatur tentang sapaan kekerabatan dalam semesta Batak Toba. Ketepatan sapaan adalah hal krusial dalam relasi orang Batak. Dalam partuturan, gender dan status kita terhadap lawan bicara menjadi penentu pemilihan sapaan yang tepat.

Secara umum, jika kamu berjumpa dengan orang Batak yang lebih tua, gunakan kata Amang (untuk laki-laki) dan Inang (untuk perempuan). Sementara kepada yang lebih muda atau sepantaran, kamu bisa gunakan Lae, Eda, atau Ito. Tentu tak bisa sembarangan menggunakannya. Lae digunakan untuk menyapa sesama lelaki. Eda digunakan untuk menyapa sesama perempuan. Ito digunakan untuk menyapa lawan bicara yang beda gender denganmu.

Menurut bapak saya, untuk sesama orang Batak, setelah menyapa secara umum, obrolan perkenalan harus berlanjut ke identifikasi keluarga. Itulah mengapa penyebutan marga di awal perkenalan menjadi hal wajib. Setelah mengetahui marga lawan bicara, kata sapaan yang umum tadi bisa berganti menjadi sapaan yang lebih spesifik sesuai dengan aturan dalam partuturan.

Terasa sedikit ribet, ya? Tapi nggak ada salahnya dipelajari, terlebih jika kamu berasal dari luar suku Batak dan sedang ada afiliasi dengan orang Batak. Dengan memahami sedikit tentang partuturan dapat membuatmu berada dalam posisi yang bagus di mata orang Batak. Yang agak susah itu kalau menjadi turunan Batak campur Jawa seperti saya atau menjadi pasangan orang Batak. Pasalnya, partuturan yang ruwet ini mau nggak mau, senang nggak senang, ya, memang perlu dipahami biar nggak malu-maluin karena salah menyapa kerabat.

Nah, inilah panduan partuturan anti ribet yang perlu kamu ketahui.

Keluarga Inti dalam Batak

      Adik laki-laki terhadap kakak laki-laki: abang / haha

      Adik perempuan terhadap kakak laki-laki: ito

      Adik laki-laki terhadap kakak perempuan: kakak / ito

      Adik perempuan terhadap kakak perempuan: kakak

Keluarga Kakak Lelaki dari Bapak dalam Batak

  Adik laki-laki terhadap kakak sepupu laki-laki: abang / haha / hahang

  Adik perempuan terhadap kakak sepupu laki-laki: ito

  Adik laki-laki terhadap kakak sepupu perempuan: kakak / ito

  Adik perempuan terhadap kakak sepupu perempuan: kakak

Keluarga Adik Lelaki dari Bapak

Keluarga Kakak dan Adik Perempuan dari Bapak

  Kakak sepupu laki-laki: abang

  Adik sepupu laki-laki: panggil nama

  Kakak sepupu perempuan: kakak

  Adik sepupu perempuan: panggil nama

Keluarga Kakak atau Adik Lelaki dari Ibu

  Kakak sepupu laki-laki: abang

  Adik sepupu laki-laki: panggil nama

  Kakak sepupu perempuan: kakak

  Adik sepupu perempuan: panggil nama

Keluarga Kakak Perempuan dari Ibu

  Adik laki-laki terhadap kakak sepupu laki-laki: abang / haha / hahang

  Adik perempuan terhadap kakak sepupu laki-laki: ito

  Adik laki-laki terhadap kakak sepupu perempuan: kakak / ito

  Adik perempuan terhadap kakak sepupu perempuan: kakak 

Keluarga Adik Perempuan dari Ibu

Relasi Mertua, Menantu, dan Ipar dalam Batak 

Namun, jika seorang lelaki Batak menikah dengan putri namborunya (adik / kakak perempuan bapak), maka setelah menikah ia tetap menggunakan sapaan namboru dan amangboru untuk mertuanya.

  Lelaki terhadap ipar lelaki: lae / tunggane

  Perempuan terhadap ipar lelaki: amangbao

  Lelaki terhadap ipar perempuan: inangbao

  Perempuan terhadap ipar perempuan: eda

Nah, itulah partuturan atau panduan sapaan kekerabatan dalam suku Batak Toba. Saat saya ngobrol dengan bapak saya tentang partuturan, ia berkali-kali mengoreksi ketika saya menyebut perempuan dulu. Di akhir obrolan kami, ia bahkan menegaskan, “Laki-laki dulu, ya, baru perempuan.”

Memang begitulah budaya Batak. Patriarki memang hal yang kuat dalam adat Batak. Untungnya, itu hanya di tatanan adat saja. Kampanye kesetaraan gender dalam keluarga tanpa melupakan adat sudah menjadi sesuatu yang gencar disuarakan di kalangan generasi muda Batak.

Panduan sapaan ini akan berguna jika kalian berjodoh dengan orang Batak Toba, KKN di sekitar Tapanuli Utara, atau berbisnis dengan orang dari suku Batak Toba. Rasanya gimana setelah membacanya, MyLuv? Sudah jelas atau makin bingung? Hehehe.

Penulis: Butet RSM
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Batak KW Adalah Orang Batak yang Nggak Terlalu Batak, Saya Buktinya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version