Hari Senin, 14 Juni 2021, kemarin merupakan hari yang ditunggu-tunggu sekaligus dihindari oleh para pejuang SBMPTN di seluruh Indonesia. Hal itu terjadi karena tepat kemarin hasil SBMPTN keluar dan para pejuang SBMPTN bisa mengetahui apakah mereka termasuk menjadi salah satu orang yang cukup beruntung yang mendapatkan satu kursi menuju universitas impian atau tidak.
Seperti yang telah kita ketahui, SBMPTN merupakan salah satu jalur seleksi menggunakan tes di mana peserta yang mengikuti jalur ini merupakan yang terbanyak dan proses seleksinya merupakan yang terketat jika dibandingkan dengan jalur yang lain. Dilansir dari Detik.com, Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Prof Mohamad Nasih mengatakan bahwa total peserta yang terdaftar mengikuti SBMPTN 2021 sebanyak 777.858 peserta, sedangkan jumlah peserta yang akan diterima hanya sebanyak 184.942 atau hanya 23,78% saja.
Menjadi salah satu orang yang lolos melalui tahap ini sudah pasti memberikan kebahagiaan yang tak terkira. Mungkin lolos SBMPTN menjadi salah satu momen menjadi seorang “minoritas” yang membahagiakan. Namun, terkadang kebahagiaan tersebut menjadikan seseorang lupa bahwa di balik kesuksesan mereka, terdapat kesuksesan milik orang lain yang harus tertunda. Mungkin hal tersebut juga yang menjadi sebab munculnya tulisan mengenai etika yang perlu dijaga saat dinyatakan lolos SBMPTN.
Akan tetapi, menurut saya, akan sangat sulit untuk bisa mengatur semua ekspresi yang dikeluarkan seseorang, terlebih lagi semuanya bisa dituangkan melalui media sosial yang sangat terbuka untuk dilihat semua orang, termasuk oleh orang-orang yang mendapatkan hasil yang kurang beruntung. Untuk itu, di sini saya akan berbagi sedikit panduan mengenai move on dari hasil SBMPTN yang mungkin cukup menyakitkan untuk beberapa dari kalian.
Beri sedikit waktu
Mungkin sudah banyak orang di sekitar kalian dan quotes di luar sana yang intinya mengatakan untuk tidak bersedih akan hasil yang kalian dapatkan. Akan tetapi, menurut saya bersedih bukanlah sebuah hal yang harus dihindari dan bukan sebuah aib. Apalagi di sini saya juga tahu seberapa besar effort dan waktu yang harus kalian dedikasikan untuk lolos SBMPTN, namun ternyata hasil berkata lain.
Bersedih merupakan ekspresi yang wajar dan kita tak perlu menahan sebuah ekspresi yang sebenarnya kita butuhkan. Berikan sedikit jeda waktu kepada diri masing-masing untuk bersedih dan cari orang yang sekiranya bisa memahami perasaan serta membantu kalian dalam membangun kembali mood kalian hingga menjadi lebih stabil. Mulailah beraktivitas kembali secara perlahan dan jangan paksakan diri hanya untuk dinilai “kuat” oleh orang lain. It’s okay to not be okay.
Tidak bermain media sosial untuk sementara
Seperti yang telah saya sebutkan sebelumya, media sosial kini telah menjelma menjadi tempat untuk mencurahkan segala sesuatu, termasuk mengekspresikan kebahagiaan pribadi. Sebanyak apa pun tulisan mengenai etika atau tindakan yang harus dihindari, tetap saja akan ada paling tidak satu status atau postingan mengenai kelolosan SBMPTN yang mampir di timeline pribadi kita.
Jadi, tidak bermain sosial untuk sementara sepertinya menjadi solusi yang tepat untuk setidaknya menjauhkan kalian dari rasa yang kurang mengenakkan atau kurang nyaman. Dan kembalilah ketika kalian memang merasa sudah kembali dalam mood terbaik. Apabila memang postingan semacam itu hanya akan memanggil memori yang tidak ingin kalian ingat, lebih baik jauhkan atau hindari sejenak bermain media sosial demi kenyamanan hati kalian.
Cari kegiatan lain sebagai pengalih
Perasaan sedih memang perlu diekspresikan, tetapi kita perlu mengatur kesedihan tersebut agar tidak berlarut-larut. Cara paling efektif untuk melupakan kesedihan tersebut adalah dengan mencari kegiatan lain untuk sejenak membuat kita lupa akan permasalahan yang sedang dihadapi. Namun, tetap ingat untuk mengalihkan kesedihan tersebut ke kegiatan yang positif.
Kalian bisa mencari hobi atau rutinitas baru yang sebelumnya belum pernah kalian lakukan. Cari kegiatan yang sedang naik daun seperti bersepeda atau kegiatan yang menantang seperti mendaki gunung. Kalian akan lebih fokus untuk mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan baru tersebut. Selain itu, kalian juga akan bertemu orang-orang baru yang tentunya tidak akan kepo atau menanyakan hal-hal yang tidak ingin kalian dengar. Selamat mencoba!
Tentukan keputusan saat siap
Tidak lolos seleksi SBMPTN bukanlah akhir dari segalanya dan orang yang dinyatakan lolos pun belum tentu akan lebih sukses dari kalian. Oleh karena itu, ketika kalian memang sudah merasa lebih tenang dan bisa berpikir jernih, tentukan jalan yang ingin kalian ambil, entah itu ingin mencoba jalur mandiri, mencari pengalaman dan belajar kembali selama satu tahun sebelum mencoba lagi tahun depan, atau bahkan mencoba berwirausaha sejak dini.
Kalian bisa mendiskusikan hal tersebut dengan keluarga, teman, guru BK, atau siapa saja yang mungkin bisa membantu memberikan masukan sehingga mempermudah kalian untuk menentukan keputusan. Pada akhirnya, masa depan akan ditentukan oleh diri kalian sendiri dan tidak sepenuhnya bergantung pada hasil SBMPTN tersebut.
Bagaimanapun, setiap jalan pasti memiliki risikonya masing-masing. Tidak ada yang salah dari perasaan kecewa dan sedih yang kalian rasakan saat mengetahui hasil yang tidak sesuai ekspektasi, tetapi kita pun juga perlu move on dari hasil tersebut dan mencari jalan kesuksesan lain yang tak kalah baiknya. Berang-berang naik ban gembos, semangat bosss!
BACA JUGA Surat Terbuka untuk yang Tidak Lolos SBMPTN dan tulisan Muhammad Iqbal Habiburrohim lainnya.