Panduan Merancang Kembali Rencana Bisnis di Masa Pandemi

rencana bisnis

Panduan Merancang Kembali Rencana Bisnis di Masa Pandemi

Di masa pandemi seperti sekarang ini, tidak sedikit perusahaan atau pabrik yang merumahkan pegawainya. Bukan tanpa alasan, sebab membiayai perusahaan yang tidak produktif adalah beban luar biasa yang harus ditanggung. Bukan tidak mungkin juga, perusahaan akan cepat collapse dan tutup secara operasional.

Tentu semua pengusaha, tidak mau usahanya harus gulung tikar karena harus menanggung beban yang besar sedangkan penghasilan yang bisa dibilang minim. Para pengusaha akan mencari celah bagaimana agar perusahaan tetap jalan di samping kondisi cash flow aman.

Alon-alon asal kelakon.

Dari analisis saya, pengusaha akan lebih aman apabila melakukan beberapa langkah untuk mengantisipasi gulung tikarnya unit bisnis yang dijalani.

Rekonstruksi Biaya

Pos biaya merupakan elemen penting yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk memberikan informasi berapa banyak pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan. Sementara itu, biaya akan menjadi bumerang tersendiri bagi perusahaan apabila tidak bisa dikelola dengan baik.

Artinya….

Di masa-masa sulit seperti ini, perusahaan punya kesempatan untuk mengelola biaya dengan baik dan benar selagi pendapatan yang diterima belum cukup untuk bisa dikatakan profit. Saya berikan ilustrasi sedikit. Misal, Mojok.Co adalah perusahaan besar yang bergerak di bidang media namun menjadi salah satu perusahaan yang terkena imbas dari pandemi ini, melakukan penyusunan laporan keuangan per triwulan (tiga bulan) untuk dilaporkan kepada Kepala Suku, namun melihat laba bersih komersial perusahaan yang bisa dibilang defisit 30% dari periode sebelumnya, maka Kepala Suku melakukan analisis mendalam, mengapa bisa terjadi hal demikian.

Ternyata, Kepala Divisi Akunting, Bpk. Agus Mulyadi mencatatkan beberapa pos biaya yang menggunung namun tidak diimbangi pemasukan yang flat. Beberapa pos biaya seperti:

  1. Biaya entertainment;
  2. Biaya gaji
  3. Biaya perjalanan;
  4. Biaya makan;
  5. Bonus karyawan.

Mencatatkan nilai yang sangat besar dan sangat signifikan, atas hasil diskusi Kepala Suku dan Kepala Divisi Akunting sepakat untuk memangkas biaya yang tidak relevan, seperti biaya entertainment (biaya yang identik dengan hiburan atau jamuan bisa kepada pihak eksternal atau pihak internal perusahaan), yang biasa setiap bulan seluruh kru Mojok.Co diajak berlibur ke California namun karena pandemi ini, bisa ditunda dulu dan lebih memilih untuk liburan ke tempat yang relatif terjangkau seperti ke Gembira Loka atau makan malam di angkringan Malioboro misalnya.

Lumayan menghemat bukan ?

Susun target yang harus dicapai.

Melihat kondisi saat ini, tentu akan sulit memprediksi kapan pandemi akan berakhir. Bisa dalam jangka waktu dekat, bisa jangka panjang juga. Tidak ada yang tahu juga. Oleh sebab itu, para pelaku pasar diharapkan untuk selalu siap sedia dalam menghadapi krisis ekonomi selama masa pandemi.

Untuk itu, diharapkan masing-masing pengusaha harus memiliki rencana yang terukur, kalau istilah orang-orang kita harus punya plan A dan plan B. Tentu tidak ada salahnya merencanakan apa yang menjadi target kita di masa yang akan datang, minimal dalam jangka waktu dekat. Itu yang harus menjadi prioritas. Target tidak usah muluk-muluk, yang penting bisnis kita masih bisa jalan, karyawan tidak menunggak gajinya, dan syukur-syukur dapat project baru.

Jika perusahaan atau usaha pembaca sekalian ada bergerak di sektor yang harus memiliki target plan, menyusun target sudah seperti kewajiban yang harus dilakukan pada masa saat ini, jadi kita bekerja punya arah dan panduan. Tidak serampangan, mengingat mendapatkan project di masa saat ini sulitnya minta ampun. Bekerja sama dengan tim yang solid bisa membantu mempermudah pekerjaan pembaca sekalian, paling tidak target tercapai, project selesai, fee dilunasi. Selesai.

Jika plan A gagal, cepat cari cara untuk mengatasi dengan plan B. Semakin banyak plan yang dimiliki, maka semakin kecil pula kemungkinan perusahaan akan gulung tikar di masa-masa seperti ini. Ingat, banyak akal banyak jalan.

Peluang berinovasi

Bagi pembaca sekalian yang kebetulannya adalah pengusaha, di masa pandemi saat ini adalah peluang berinovasi sangatlah besar. Kebutuhan masyarakat akan alat-alat kesehatan seperti masker, face shield, suplemen, dan lain sebagainya juga meningkat tajam. Apabila pembaca sekalian memiliki insting bisnis yang bagus, tentu peluang ini seharusnya tidak boleh disia-siakan.

Dari yang awalnya hanya berjualan daster misalnya, bisa merambah juga ke masker kain atau produk kesehatan. Atau bagi pembaca yang memiliki modal yang agak lumayan, berbisnis jual beli sepeda second adalah pilihan yang baik juga, mengingat saat ini bersepeda adalah olahraga yang diminati selama masa pandemi saat ini.

Berbisnis pada hakikatnya tidak hanya fokus kepada pendapatan saja, selagi di situ ada peluang, maka sudah sepantasnya kita manfaatkan sebaik-baiknya. Selama bisnis yang dihasilkan menguntungkan dan tidak merugikan pihak lain, maka sah-sah saja merambah bidang usaha. Apalagi saat ini berbisnis bisa dilakukan di rumah, tidak apa-apa toh di rumah saja asal produktif dan menghasilkan ?

BACA JUGA Demi Kebaikan, Sebaiknya Pedagang Jangan Menerapkan Tarif Seikhlasnya dan tulisan Muhammad Abdul Rahman lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version