Semester genap segera berakhir, para calon mahasiswa baru (camaba) mulai mempersiapkan dirinya untuk pindahan ke tempat yang baru. Tak terkecuali calon mahasiswa baru yang akan berkuliah di daerah Jatinangor, Sumedang. Terdapat empat kampus yang berdiri di Jatinangor sehingga tempat ini akan ramai jika memasuki waktu penerimaan mahasiswa baru.
Ada camaba yang sengaja membawa kendaraan dari rumahnya, ada pula yang mengandalkan ojek online atau pun memanfaatkan angkutan umum yang ada. Di Jatinangor, terdapat beberapa angkutan umum yang dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk berangkat kuliah maupun jalan-jalan sekitar Jatinangor atau melancong ke Bandung yang jaraknya tidak begitu jauh.
Terdapat beberapa jurusan angkot dari Jatinangor ke arah Bandung atau pun ke arah Sumedang yang bisa dibedakan dari warnanya. Selain angkot, masyarakat Jatinangor juga bisa memanfaatkan Damri atau TMP (Trans Metro Pasundan) untuk bepergian. Jika jarak dekat seperti ke kampus, bisa memanfaatkan jasa ojek pangkalan atau ojek online.
Tapi, bagi yang baru pindah ke Jatinangor, pasti bingung harus naik angkot warna mana jika ingin pergi ke destinasi tertentu. Maka dari itu, saya beri panduan angkot mana yang harus kalian pilih untuk mahasiswa baru.
Jika ingin ke Jatos dari arah Sumedang, bisa menaiki angkot berwarna cokelat-merah
Jatos (Jatinangor Town Square) adalah satu-satunya mal yang ada di Kecamatan Jatinangor sekaligus menjadi destinasi belanja sebagian besar mahasiswa yang berkuliah di Jatinangor. Jika dari arah kampus Unpad, mahasiswa bisa menaiki angkot jurusan Cileunyi warna cokelat-merah apabila ingin ke Jatos. Biasanya sopir angkot juga sudah mengetahui jika sebagian besar mahasiswa pasti akan pergi ke Jatos.
Ongkos angkot dari arah kampus Unpad atau sekitarnya menuju Jatos dipatok dengan harga empat ribu. Jika hendak ke arah Tanjung Sari atau pusat kabupaten Sumedang bisa juga menggunakan angkot ini. Ongkos dari Jatinangor ke Sumedang dipatok dengan harga Rp15 ribu. Bisa juga menggunakan Damri jika ingin ke Tanjung Sari, namun jam operasionalnya kurang menentu, kecuali kamu mau menunggu dengan sabar.
Naik angkot warna hijau-merah jika hendak ke Sayang atau Gedebage
Cukup banyak mahasiswa yang ngekos di daerah Jl. Kolonel Ahmad Syam atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sayang. Mahasiswa yang tidak membawa kendaraan biasanya akan memanfaatkan angkot jurusan Majalaya-Sayang-Gedebage ini karena tidak ada angkutan umum lainnya yang menuju Sayang. Ongkosnya biasanya empat ribu jika dari arah kampus Unpad.
Kalau mau jalan-jalan ke Pasar Cimol Gedebage, bisa memanfaatkan angkot ini juga dengan cara berhenti di Terminal Gedebage. Jika dari Sayang, cukup keluarkan ongkos lima ribu saja. Kalau hendak pulang ke arah Sayang lagi, usahakan untuk naik angkot ini kurang dari jam 5 sore. Sebab, jika di atas jam tersebut angkot ini sudah tidak melewati daerah Sayang lagi, jadi kamu harus naik angkot lagi yang berwarna cokelat-merah.
Jatinangor ke kota Bandung bisa memanfaatkan TMP
TMP (Trans Metro Pasundan) menjadi moda transportasi umum yang sering digunakan warga Jatinangor yang bertujuan ke kota Bandung. Bedanya, sistem pembayaran di sini non-tunai dengan ongkos jarak dekat maupun jauh sebesar Rp4.900 saja. Murahnya ongkos menjadikan TMP jadi moda transportasi umum favorit bagi mahasiswa maupun dosen yang PP Bandung-Jatinangor.
Sayangnya, kini jumlah armada TMP dikurangi dari 25 menjadi 21. Lebih ironisnya lagi, ukuran TMP kini menjadi lebih kecil sehingga hanya muat sekitar 40 penumpang saja. Padahal moda transportasi umum ini menjadi angkutan andalan para mahasiswa maupun masyarakat setempat.
Itulah beberapa panduan menaiki angkutan umum di Jatinangor bagi para calon mahasiswa baru. Intinya jangan malu untuk bertanya jika hendak bepergian menggunakan angkutan umum. Kalau malu tentunya kamu bisa kebingungan dan pada akhirnya malah tersesat.
Penulis: Erfransdo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Jatinangor, Disukai Sekaligus Dibenci Mahasiswa
