Berburu Toyota Vios bekas memang kelihatannya gampang. Pilihan mobilnya banyak, suku cadang murah, dan reputasinya terkenal bandel. Tapi karena Vios juga pernah dikenal sebagai armada taksi, bikin banyak calon pembeli yang waswas ini Vios pribadi atau bekas taksi.
Apalagi di pasaran, Vios ex taxi sering dilepas dengan harga yang jauh lebih murah dan biasanya kinclong-kinclong. Tapi kalau saya teliti, tidak jarang saya mendapati kondisi mobilnya sudah jauh dari kata prima.
Pertanyaan berikutnya, sebenarnya bisa nggak sih membedakan Vios bekas pribadi dengan Vios ex taxi? Jawabannya bisa. Tapi nggak cukup cuma lihat dari bodi luar yang kinclong. Perlu gabungan antara pengamatan fisik, kebiasaan pemakaian, juga cek administrasi. Nah, mari coba bahas satu per satu.
Kenapa Vios sering jadi mobil taksi?
Sebelum masuk ke ciri-ciri, kita perlu paham dulu konteksnya nih. Toyota Vios generasi awal sampai generasi ketiga memang jadi tulang punggung armada taksi di Indonesia. Alasan perusahaan taksi bukan ngasal, sebab Vios bermesin 1.5 liter itu irit, perawatan murah, dan siap “disiksa”. Mobil ini bisa dipakai jalan seharian, bermacet-macetan, AC nyala nonstop.
Masalahnya, pola pemakaian taksi itu terbilang berat. Jarak tempuh tinggi, jarang istirahat, dan pengemudinya berganti-ganti. Jadi meskipun kelihatan rapi, umur pakai komponen di dalamnya sering kali sudah “capek”.
Ciri fisik Vios ex taxi yang sering luput dari perhatian
Kalau bicara kondisi fisik, jangan cuma fokus ke cat dan bodi. Banyak mobil ex taxi yang sudah dicat ulang biar terlihat segar. Justru ada detail kecil yang sering jadi petunjuk.
Pertama, perhatikan bagian interior, terutama jok. Vios ex taxi biasanya punya jok yang aus tidak wajar untuk usia mobilnya. Jok pengemudi paling gampang ketahuan: busanya kempes, kainnya mengilap, atau malah sudah diganti dengan jok aftermarket yang kualitasnya biasa saja. Jok penumpang belakang juga sering terlihat “lelah”, karena tiap hari diduduki orang yang berbeda-beda.
Kedua, lihat setir dan pedal. Setir Vios ex taxi biasanya sudah licin, bahkan di mobil yang usianya belum terlalu tua. Pedal gas dan rem juga sering terlihat tipis atau aus. Ini tanda alami mobil dengan jam terbang tinggi.
Ketiga, cek karpet dan plafon. Karpet bawaan sering sudah diganti, atau terlihat tidak presisi. Plafon kadang ada bekas noda, bekas pegangan tangan, atau terlihat lebih kusam dibanding mobil pribadi.
Keempat, perhatikan bagasi. Taksi sering membawa barang penumpang, koper, dan macam-macam. Lantai bagasi Vios ex taxi biasanya banyak goresan halus atau terlihat lebih aus.
Bekas perangkat taksi yang kadang masih tersisa
Nah, ini juga bagian menarik. Banyak Vios ex taxi yang sudah “dibersihkan” dari atribut taksi, tapi bekasnya kadang masih ada.
Coba cek dashboard bagian tengah atau bawah. Kadang ada bekas lubang sekrup kecil, bekas bracket argo, atau kabel yang tidak jelas ujungnya. Di area pilar A atau dekat spion tengah, kadang juga ada bekas pemasangan alat tambahan.
Di ruang mesin, cek jalur kabel. Taksi biasanya dipasangi radio komunikasi atau perangkat lain. Kalau kelihatan ada kabel yang tidak rapi atau sudah dipotong, patut curiga tuh.
Selain itu, banyak orang terkecoh karena mesin Vios ex taxi sering masih terdengar halus. Ini wajar, karena mesin Toyota terkenal awet. Tapi jangan puas dulu ya.
Perhatikan getaran saat idle, respons gas, dan suara dari kolong. Kaki-kaki Vios ex taxi sering bekerja keras. Shockbreaker bisa terasa lemah, bushing mulai aus, dan tie rod sudah tak presisi. Saat test drive, coba lewati jalan agak rusak dan dengarkan ada bunyi-bunyian aneh apa nggak.
Transmisi, baik manual maupun matik, juga perlu perhatian ekstra. Vios ex taxi sering menunjukkan gejala perpindahan gigi yang tidak sehalus mobil pribadi, apalagi kalau perawatannya dulu asal jalan.
Ciri administrasi di STNK dan BPKB
Nah, ini bagian yang paling krusial dan sering jadi penentu.
Vios ex taxi biasanya terdaftar sebagai kendaraan umum. Di STNK, coba perhatikan kolom “jenis penggunaan”. Kalau tertulis “umum” atau “kendaraan sewa”, itu sudah jelas bekas taksi. Mobil pribadi tertulis “pribadi”.
Selain itu, nama pemilik di STNK juga bisa jadi petunjuk. Kalau pemilik sebelumnya adalah PT atau perusahaan dengan nama yang mengarah ke transportasi, hampir pasti itu ex armada taxi.
Perhatikan juga warna TNKB (pelat nomor). Memang sekarang banyak taksi sudah berpelat hitam, tapi di beberapa kasus lama, Vios ex taxi masih pernah berpelat kuning. Riwayat ini kadang masih bisa ditelusuri lewat data kendaraan.
Di BPKB, cek riwayat kepemilikan. Mobil ex taxi biasanya berpindah tangan dari perusahaan ke perorangan. Kalau baru satu atau dua tahun sudah ganti pemilik, patut ditanyai lebih jauh.
Harga yang terlalu murah biasanya ada sebabnya
Kalau ketemu Vios dengan harga yang jauh di bawah pasaran, jangan sumringah, senang. Harga murah memang menggoda, tapi sering kali itu kompensasi dari pemakaian berat sebelumnya. Bukan berarti semua Vios ex taxi jelek, tapi kamu harus siap dengan potensi biaya perbaikan setelah beli.
Banyak orang yang akhirnya merasa “tekor” karena setelah beberapa bulan, kaki-kaki minta ganti, AC bermasalah, atau komponen kecil mulai rewel satu per satu.
Jadi, apakah Vios ex taxi harus dihindari?
Ya nggak harus. Kalau kamu paham kondisinya, harganya masuk akal, dan kamu butuh mobil harian yang fungsional, Toyota Vios ex taxi bisa jadi pilihan. Tapi kalau kamu cari mobil yang nyaman dipakai jangka panjang tanpa banyak bikin repot, Vios bekas pribadi jelas lebih aman.
Intinya, jangan cuma percaya omongan penjual. Lihat langsung, rasakan saat test drive.
Dengan bekal ini, setidaknya kamu tidak beli kucing dalam karung. Mau Toyota Vios pribadi atau ex taxi, keputusan ada di tangan kamu—asal tahu risikonya sejak awal.
Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.















