Banyak yang nonton Dune 2021, lantas merasa bingung sebenarnya film itu tentang apa. Mayoritas yang bingung itu disebabkan karena ngantuk selama menonton. Beberapa bukan bingung dengan plot, tetapi lebih ke arah bosan karena film memang terlalu lama dan bertempo lambat. Nah, makanya di sini saya mau berbaik hati untuk merangkum sebenarnya plot film Dune itu kayak apa.
Buat kalian yang udah hafal luar dalam semesta Dune, nggak usah baca ini karena pasti mangkel gegara saya mangkas banyak banget hal detail. Ini khusus buat kalian yang tertarik sama film Dune, tetapi mau nonton, kok, katanya bikin ngantuk. Nah, ini tulisan buat kalian.
(((Artikel ini mengandung spoiler. Kalau kamu nggak berkenan, silakan berhenti membaca di sini)))
Jadi di masa depan, manusia sudah membikin koloni antar planet. Anggep aja gitu. Konsep demokrasi udah nggak ada. Koloni itu diatur oleh sebuah kekaisaran yang berkuasa di “Semesta yang Diketahui”. Dipimpin Kaisar gitu, lah. Nah, Kaisar ini memiliki kepanjangan tangan di beberapa daerah kekaisarannya.
Mereka adalah para keluarga bangsawan yang disebut “House”. Bayangin aja House di Game of Thrones gitu. Satu House biasanya berkuasa atas sebuah planet. Alkisah, House of Atreides yang berkuasa di Planet Caladan (Planet yang hampir hujan tiap hari) membuat Kaisar khawatir karena pengaruh mereka semakin besar. Sebelum pengaruh House of Atreides melemahkan kekuasaan Kaisar, maka Kaisar mengatur siasat licik.
Duke Leto, pemimpin House of Atreides, dihadiahi kekuasan untuk mengatur planet Arrakis. Sebuah planet yang isinya gurun pasir semua, makanya dijuluki Dune, alias bukit pasir. Masalahnya, di Arrakis sudah ada House yang telah berkuasa berpuluh-puluh tahun, yaitu House of Harkonnen yang barbar dan sangat kaya karena memonopoli sumber daya di Arrakis yang sangat penting buat kelangsungan kehidupan di kekaisaran, disebut Spices atau rempah-rempah. Nggak mau dong orang-orang Harkonnen buat nyerahin kekusaan mereka begitu saja ke para Atreides. Nah, Kaisar tahu bahwa Harkonnen bakal nggak terima dan pasti berulah.
Pertikaian antara Harkonen dan Atreides memperebutkan Arrakis itulah yang diharapkan terjadi oleh Kaisar. Berharap dua House yang berpengaruh itu akan melemah setelah pertikaian, atau syukur-syukur salah satunya bakal musnah.
Akhirnya bener, kedua House itu terlibat pertempuran, dan setelah blar bler blar bler, House of Atreides lenyap dibantai, kecuali selir Duke Leto, Jessica, dan anak laki-laki mereka, Paul Atreides.
Mereka berdua akhirnya kudu mencari lokasi orang-orang Fremen, penghuni asli Arrakis yang bermukim di goa-goa bebatuan karena terusir oleh para penguasa. Ya, situasi Fremen itu kayak pribumi pas pendudukan Belanda dulu gitu, deh, punya rempah-rempah, kedatangan orang luar, eh malah dikuasai. Bersama orang-orang Fremen itulah kelak Paul bakal melakukan perlawanan gila-gilaan. Pertanyaannya, kenapa orang-orang Fremen mau membantu Paul dan ibunya?
Jawabannya karena orang-orang Fremen percaya nubuat bahwa kelak akan datang Mahdi, seseorang yang bukan orang Fremen, dan bakal membebaskan mereka semua dari penderitaan. Paul Atreides digadang-gadang sebagai Mahdi, atau beberapa orang juga menyebutnya Lisan al-Gaib.
Nah, sekarang mari berkenalan singkat dengan Paul Atreides. Dia adalah bocah laki-laki yang lahir dari dua garis keturunan. Dari ayahnya, yaitu Leto Atreides, Paul adalah calon pemimpin dan masa depan keluarga Atreides. Sementara ibunya, Jessica Atreides adalah anggota Bene Gesserit, sekumpulan penyihir perempuan yang sebenarnya hanya boleh melahirkan anak perempuan. Menurut Reverend Mother, pemimpin kelompok Bene Gesserit, jika ada keturunan Bene Gesserit laki-laki dan memiliki kemampuan sihir, ada kemungkinan laki-laki tersebut adalah sosok Kwisatz Haderach, dan ia akan memiliki kemampuan sihir yang luar biasa.
Sosok Kwisatz Haderach dikatakan bisa melihat segalanya. Bisa mengakses semua ingatan manusia baik laki-laki maupun perempuan, sesuatu yang nggak bisa dilakukan Bene Gesserit. Para Bene Gesserit hanya bisa melihat melalui kenangan perempuan dan tidak bisa melihat kenangan milik laki-laki. Maka dari itu, sosok Kwisatz Haderach akan menjadi kunci bagi para Bene Gesserit untuk mengakses segalanya. Pun dikatakan bahwa seorang Kwisatz Haderach bisa berada di semua tempat dalam waktu yang sama.
Jessica Atreides melahirkan seorang anak laki-laki, yaitu Paul. Hal itu menggegerkan semua anggota Bene Gesserit, dan Paul sendiri mulai digadang-gadang akan menjadi sosok Kwisatz Haderach itu sendiri. Namun, nggak semua anak laki-laki keturunan Bene Gesserit yang menjadi Kwisatz Haderach. Pasalnya, kasus Bene Geserit yang melahirkan anak laki-laki nggak hanya Jessica Atreides. Hanya saja, mereka semua gagal menjadi sosok Kwisatz Haderach.
Melansir dari buku pertama Dune, Paul pernah bertanya kepada Reverend Mother tentang kegagalan anak laki-laki keturunan Bene Gesserit. “Mereka mencoba dan gagal?” tanya Paul, dan Reverend Mother menggeleng sebelum menjawab, “Mereka gagal dan mati.” Ya, semua anak laki-laki keturunan Bene Gesserit tidak pernah berhasil menjadi Kwisatz Haderach dan mati dalam prosesnya.
Paul sendiri memang memiliki kemampuan melihat masa depan melalui mimpi-mimpinya. Ia berulang kali memimpikan orang-orang Fremen. Di akhir film Dune, terbukti mimpi-mimpinya menjadi kenyataan. Paul juga bisa melihat masa depan ketika ia terjebak di gurun pasir dan menerima terjangan rempah-rempah yang berhamburan, dan ia mendapat visi luar biasa tentang adanya perang menentang kekaisaran. Ia, Paul Atreides, atau kelak akan berganti nama menjadi Paul Muad’Dib ketika bergabung bersama para Fremen, akan melakukan pemberontakan besar-besaran.
Di sisi lain, orang-orang Fremen telah ditanamkan kepercayaan oleh para Bene Gesserit bahwa kelak akan ada orang dari luar yang membebaskan mereka. Orang tersebut dijuluki Lisan al-gaib, dan Paul-lah yang dipercaya menjadi sosok tersebut. Paul sendiri menyadari alasan di balik orang Fremen memanggilnya Lisan al-gaib. Menurut Paul, mereka—orang-orang Fremen—mempercayai apa yang telah terlebih dahulu dikatakan kepada mereka, dan semua itu adalah ulah para Bene Gesserit.
Dan itulah sedikit latar belakang Paul Atreides. Ia adalah masa depan House of Atreides yang sudah hancur, ia juga merupakan Mahdi bagi para Fremen, dan sosok Kwisatz Haderach bagi para Bene Gesserit. Satu untuk semua gitu, lah.
Singkatnya gitu aja, nggak usah pusingin politik bayang-bayang yang diatur oleh Bene Gesserit. Nggak usah juga peduli dulu sama: kok iso di gurun pasir ada spices alias rempah-rempah? Atau, kok iso rempah-rempah memberi kekuatan magis kepada Bene Gesserit, kemampuan navigasi antariksa, kemampuan ketepatan perhitungan, dan kemampuan super lainnya untuk kelompok selain Bene Gesserit?
Dah, nggak usah juga mikirin: kok iso Arrakis panas banget sampai sinar matahari bisa membunuh kalau nggak pakai pakaian khusus? Atau, gimana caranya orang Fremen berjalan di gurun pasir biar nggak dimakan cacing gurun? Atau lebih parah, gimana bisa ada orang Fremen yang nunggangi cacing-cacing gurun itu di akhir film? Sudah, sudah, nggak usah dipikir. Bisa-bisa terdistorsi isi kepalamu, terpadatkan menjadi kepadatan tak terhingga, menjadi singularitas, dan tercipta blackhole.
Sumber Gambar: YouTube Warner Bros