Pedoman Singkat Memahami Penjajahan Israel untuk Golongan Netral dan Pemuja Zionis Goblok Sok Edgy

Pedoman Singkat Memahami Penjajahan Israel untuk Golongan Netral dan Pemuja Zionis Goblok Sok Edgy

Pedoman Singkat Memahami Penjajahan Israel untuk Golongan Netral dan Pemuja Zionis Goblok Sok Edgy (Pixabay.com)

Untuk kalian yang mengaku netral, bahkan mengaku Zionis biar dianggap edgy, kalian wajib baca panduan memahami penjajahan Israel terhadap Palestina. Biar apa? Biar nggak goblok!

Kalian mungkin bosan atau malah bergetar ngeri ketika baca fakta yang akan saya tuliskan di sini. Tapi, saya akan tetap menulisnya:

Agresi militer Israel terhadap Palestina sejak 7 Oktober 2023 telah membunuh sekitar 10.000 warga di mana 4.200 di antaranya anak-anak dan 2.700 perempuan menurut laporan terbaru saat artikel ini ditulis. Kita berharap angka mengerikan tersebut berhenti. Tapi melihat serangan Israel yang ugal-ugalan, kebutuhan kain kafan dan kantong mayat tampaknya bakal terus bertambah. 

Sayangnya, di tengah tragisnya nasib Palestina akibat kolonisasi Israel, masih saja ada suara-suara sumbang yang mengerdilkan aspirasi pembebasan Palestina. Beberapa suara sumir yang sering terdengar misalnya, “Ngapain sih bantu Palestina, giliran negara sendiri gak dipikirin”, “Emang bener itu sumbangannya sampai ke tangan korban, jangan-jangan dipake buat danain teroris”, Yaelah apa sih demo-demo, emangnya ngaruh”, dan semacamnya. 

Indiscriminate bombardment roket-roket Israel yang menyasar objek-objek sipil membuat Gaza Strip mosak-masik. Bajingannya lagi, militer Zionis juga memblokade total kawasan yang ekonominya ditopang industri kecil dan pertanian itu. Bantuan yang dilarang masuk menjadikannya penjara terbuka, neraka bagi 2,3 juta penduduk yang bisa mati kapan saja. Dasar ‘Pejajaran’ laknat!

Hanya orang gobloklah yang masih netral dalam konflik Israel-Palestina

Melihat kebiadaban Israel yang makin gila, maka hemat saya hanya orang gobloklah yang masih bersikap netral, apalagi sok-sok netral biar dikata paling edgy. Jutaan masyarakat dunia yang menggelar aksi protes telah bersepakat bahwa perang tak bermoral yang dilancarkan Israel terhadap Palestina merupakan kejahatan perang, crime against humanity.  

Sebab, di samping telah melanggar banyak hukum humaniter internasional, Israel juga ternyata dinilai melakukan upaya pemusnahan massal atau genosida terhadap masyarakat sipil Palestina. Dengan demikian, selain orang goblok, ada satu kategori lagi, yakni segoblok-gobloknya orang yang paling goblok adalah mereka yang mendukung Israel. 

Nah, agar tak menjadi golongan ngehe sok-sok netral dan orang goblok pemuja Zionis Israel, maka sebaiknya Anda simak pedoman praktis memahami penjajahan Israel berikut ini. Bacalah sampai tuntas, sampai Anda bisa secerdas saya dan sepintar para pendukung Palestina. 

Kolonialisme pemukim 

Menurut pakar independen PBB, pendudukan Israel adalah ilegal dan tidak beda dengan kolonialisme pemukim (settler colonialism). Pendapat ini selaras dengan banyak begawan cendekiawan seperi Joseph Massad, Rashid Khalidi, Noura Erakat, Ilan Pappe, Hamid Dabashi, dan Robert Wolfe yang dengan tegas menyatakan: Israel adalah wajah kolonialisme pemukim. 

Perlu para para pemuja Zionis dan kaum ngehe sok netral ketahui, kolonialisme Israel bukan sekadar memindahkan penduduk mereka ke daerah koloni. Tapi juga merampas, mencaplok, memecah-belah, dan mengusir penduduk Palestina yang sudah bermukim lebih dulu. Selain menganeksasi, kolonialisme pemukim juga berupaya mencerabut eksistensi, menghapus simbol-simbol budaya dan identitas bangsa Palestina. 

Ilustrasi rumah diambil tamu 

Jika sulit memahaminya, coba bayangkan Anda punya rumah dan tinggal di dalamnya, lalu diusir begitu saja oleh orang yang bertamu. Tak hanya itu, sang tamu juga membakar seluruh kenangan di dalamnya; foto-foto, pakaian, perabotan, dan segalanya lalu menggantinya dengan milik mereka sambil merepresi Anda yang coba bertahan. 

Bila tak bisa membayangkan, saya doakan Anda tidak mengalami hal tersebut.

Kolonlialisme Belanda di Indonesia vs Kolonialisme Israel di Palestina 

Agar lebih memahami beda kolonialisme klasik dengan settler colonialism atau kolonialisme pemukim ada baiknya kalian golongan ngehe sok netral belajar dari sejarah NKRI. Semua warga negara yang telah mengenyam pendidikan pasti mengetahui bahwa Indonesia dahulu dijajah oleh Belanda. Juga termasuk oleh penjajah ‘printilan’ seperti Inggris, Spanyol, Prancis, Portugis, dan Jepang. 

Apa yang mereka lakukan? Belanda menempatkan rakyat mereka ke wilayah jajahan dan melakukan invasi militer untuk menguasai dan mengolah tanah koloni demi meraup cuan yang menguntungkan negara mereka. Kemudian, alih-alih mengusir warga terjajah dari tempat tinggalnya, mereka justru dibiarkan menetap sambil dieksploitasi tenaga, harta, pikiran, dan kebudayaannya. 

Penghapusan eksistensi Palestina oleh Israel

Ini berbeda dengan settler colonialism Israel, yang melakukan pencaplokan wilayah dan mengusir penduduk asli dari tanah airnya. Ciri yang paling menonjol dari kolonialisme pemukim adalah pemberangusan eksistensi dan kedaulatan hidup warga terjajah. Keberadaan mereka dan jejak-jejaknya di tanah koloni benar-benar dibumihanguskan. 

Dalam rangka tersebut Israel membuat berbagai kebijakan yang sebenarnya tidak bijak seperti membangun ‘tembok apartheid’, mengisolasi Gaza, memisahkan geografi Palestina menjadi unit-unit kecil yang terpisah, pemenjaraan terhadap orang-orang Palestina dengan tuduhan politik, membangun pos-pos pemeriksaan yang membuat hidup warga Palestina terkekang, perluasan pemukiman Yahudi, dan banyak ketentuan diskriminatif lainnya. 

Tragedi Nakba 1948 

Selama 56 tahun, tiga generasi warga Palestina hidup di bawah aneksasi Israel, di mana sekitar 40 persen dari mereka adalah mereka yang diusir oleh Israel sejak tahun 1948. Ya, akar Zionisme Israel adalah Nakba 1948, di mana negara Israel terbentuk, melalui proses kekerasan yang melibatkan pembersihan etnis Palestina. 

Nakba adalah hari malapetaka bagi bangsa Palestina. Komunitas masyarakatnya dihancurkan dan tanah airnya dirampas. Pasukan Zionis yang berambisi menciptakan “negara Yahudi” berdasar ideologi Zionisme mengusir sekitar 750.000 orang Palestina dari tanah airnya dengan menghancurkan sekitar 530 desa. Serta membunuh sekitar 15.000 orang dalam serangkaian kekejaman massal. 

Tak lama setelah Israel mendeklarasikan kenegaraan, unit-unit tentara negara Arab yang berdekatan datang untuk berperang demi bangsa Palestina. Perang 1948 berakhir dengan pasukan Israel menguasai sekitar 78 persen wilayah Palestina, sisanya, 22 persen, berada di bawah administrasi Mesir dan Yordania. 

Pada 1967, Israel mengambil alih seluruh wilayah Palestina, serta wilayah tambahan dari Mesir dan Suriah. Sebagian besar penduduk Gaza Strip hari ini adalah mereka yang terusir dari Galilea, Haifa, Jaffa, Ramallah, dan Lydda dan Naqab.  

Apa yang kita bela? 

Penting untuk diketahui para kaum ngehe sok netral, pemuja Zionis serta siapapun yang meremehkan dukungan bagi Palestina. Bahwa apa yang kita bela bukanlah Hamas, Fatah, Hizbullah, Houthi atau kelompok mana pun yang sedang berperang. Namun yang kita bela adalah bangsa Palestina yang telah dirampas tanah airnya, dilucuti kemerdekaannya. 

Seruan demonstrasi, gerakan boikot produk yang mendukung penjajahan Israel, postingan semangka di Instagram, bantuan donasi, dan sebagainya bukanlah aksi tanpa arti. Berbagai dukungan itu perlu untuk menunjukkan bahwa Israel akan berhadapan dengan masyarakat dunia. Apabila kolonialisme keji ini tetap dilanjutkan. 

Unjuk rasa bela Palestina adalah aksi penting demi membesarkan hati para korban terjajah yang sedih karena dirampas kehidupannya, yang diinjak hak asasinya. Agar bangsa Palestina tahu mereka tidak sendiri, agar Israel tahu bahwa mereka sedang dimusuhi. From the river to the sea, Palestine will be free!

Penulis: Suandri Ansah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Menjadikan Alkitab sebagai Alasan Memaklumi Penjajahan Israel atas Palestina Bukti Yesus Sudah Tidak Ada di Hati Kamu

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version