Ada “Simpang Lima” mini yang terhalang oleh rel kereta
Pintu kereta Kampoeng Semarang ini bertepatan dengan lima persimpangan yang rumit. Simpang lima yang ini bukan seperti Simpang Lima biasa di mana kita hanya perlu memilih arah mana yang ingin kita tuju. Di sini kita harus melawan arus lalu lintas yang berputar-putar, terutama saat hendak menyeberang.
Melintasi palang pintu ini rasanya seperti bermain catur di atas papan. Tak jarang, beberapa kendaraan kebingungan dan akhirnya memutuskan untuk berhenti di tengah jalan menambah keruwetan yang sudah ada. Dan tentu saja semuanya itu terjadi di bawah terik matahari yang membara. Rasa frustrasi pengendara yang melintasi palang pintu kereta Kampoeng Semarang tentu tak tertahankan.
Pak ogah yang beraksi di pintu kereta Kampoeng Semarang
Seolah belum cukup dengan keruwetan akibat kereta dan kompleksitas simpang lima mini, muncullah pak ogah di palang pintu kereta Kampoeng Semarang yang “menghibur” dengan aksi-aksi khasnya. Bagi mereka, setiap kemacetan adalah peluang untuk mendapatkan rezeki.
Pak ogah di palang pintu kereta Kampoeng Semarang beraksi dengan lincah di tengah jalanan yang pada kendaraan dengan peluit di mulut dan bendera di tangan. Dan ketika ada sedikit celah dekat pintu kereta, mereka adalah yang pertama mengetahuinya dan mengarahkan kendaraan lewat. Tentu saja ini semakin memperparah kemacetan yang ada.
Dengan segala permasalahan di palang pintu kereta Kampoeng Semarang membuat Kota Lumpia seolah sedang menguji para warganya. Bukan cuma menguji warga dengan panasnya suhu udara di Semarang, tapi juga menguji kesabaran dan emosi warga. Maka jangan heran kalau melintasi pintu kereta satu ini jauh lebih menjengkelkan ketimbang terpapar panasnya Semarang. Sudah cuacanya panas, kondisi jalannya macet, ruwet, harus menunggu kereta selesai lewat dulu pula, gimana nggak menjengkelkan?
Penulis: Erkam Pramana
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Jalan Kaligawe Semarang, Pusatnya Jalanan Rusak dan Banjir yang Bikin Rakyat Sengsara.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.