Pak Jokowi, Tolong Bikin Kunjungan ke Magelang pada Malam Hari!

Pak Jokowi, Tolong Bikin Kunjungan ke Magelang pada Malam Hari!

Pak Jokowi, Tolong Bikin Kunjungan ke Magelang pada Malam Hari! (Pixabay.com)

Tak mudah menjadi warga negara Indonesia. Namun, saya kira tak semua yang ada di dalamnya buluk belaka. Apalagi saat kita membicarakan presiden kita tercinta, Pak Jokowi. Rasa kagum saya tak pernah surut pada presiden negara ini. Bagaimana tidak? Setiap tindak tanduknya selalu ampuh membuat saya berdecak kagum sekaligus bangga. Mulai dari kesenangan beliau blusukan ke pasar dan selokan, hingga jalanan dan fasilitas umum yang tiba-tiba bisa berubah menjadi bagus ketika beliau mengadakan kunjungan.

Hati saya tak terbuat dari batu kali yang hitam nan keras. Ia seempuk permen Yupi dan sehalus bulu anak kucing persia. Karena itulah, saya tak bisa menahan haru saat sadar memiliki pemimpin macam beliau. Betapa kita wajib berbangga dan berbahagia dengan kemampuan presiden kita ini. Hanya bilang mau datang, pembenahan dan pembangunan bisa terjadi begitu saja, sat set. Tampaknya beliau ini memang cocok disebut bapak pembangunan yang sesungguhnya.

Ada Pak Jokowi, jalan jadi rapi

Di mana bumi di pijak oleh Pak Jokowi, di situ pula jalan aspal menjadi rapi. Tak perlu banyak cingcong, cukup datang dan semua tambah baik. Meski hal itu juga menimbulkan pertanyaan lain. Kenapa harus menunggu kunjungan Pak Jokowi? Ah, mungkin hanya kebetulan semata. Tak mungkin mereka melakukan itu karena takut dan untuk pencitraan. Ini Indonesia, Bung! Pemerintahnya baik dan kerjanya sat set.

Baca halaman selanjutnya

Memiliki jalan dan fasilitas umum lain yang baik adalah impian semua orang…
Tentu memiliki jalan dan fasilitas umum lain yang baik adalah impian semua orang. Setiap daerah menginginkan hal itu juga. Maka dari itu, kunjungan harus terus dilakukan. Setelah melakukan segala macam jenis blusukan-biar tak bosan-mungkin ide dari saya bisa beliau ikuti. Siapa tahu beliau berminat blusukan malam hari!

Daerah saya lumayan rawan, pun penerangan masih sering seadanya. Banyak kawasan yang kerap dijadikan arena adu sangar-sangaran. Begitu juga tambalan dan lubang di aspal yang tak terhitung jumlahnya. Tentu saya hanya berharap agar semua itu bisa dibenahi dan menjadi jauh lebih bagus karena kunjungan Pak Presiden.

Banyak yang takut keluar malam karena ulah para pelaku “kejahatan jalanan” di kota saya ini. Sayang, para pelakunya tak kunjung berkurang meski sudah banyak yang tertangkap. Bahkan, kegiatan negatif ini sudah seperti menjadi budaya yang mengakar hingga sulit dicabut lagi. Barangkali dengan kedatangan beliau, budaya busuk ini bisa hilang. Mak cling! Seperti sulap.

Kegelapan menyelimuti Magelang

Banyak jalan penghubung antarkecamatan yang juga masih gelap gulita. Apalagi jalan antardesa, sudah dipastikan tak ada bedanya dengan masa sebelum bohlam lampu ditemukan. Bahkan, desa saya yang tak jauh-jauh amat dari alun-alun, hanya sedikit mendapat pemandangan tiang lampu jalan. Hal itu juga membuat pelaku “kejahatan jalanan” makin senang beraksi dan mudah mencari tempat sembunyi.

Apalagi Magelang punya kontur tanah pegunungan dan perbukitan. Motor-motor itu tak terbuat dari adamantium, begitu juga pinggang pengendaranya yang tak selentur milik Mr. Fantastic. Mobil-mobil di sini juga tak semuanya punya teknologi kantung udara dan antiambruk. Dengan jalan yang berlubang dan tak rata (meski tak separah di Lampung), sudah pasti membuat adrenalin terpacu untuk berkendara sembari mengumpat. Tentu Pak Presiden yang menjunjung tinggi adat ketimuran dan kesopanan tak ingin punya rakyat hobi mengumpat, kan?

Maka dari itu, saya sangat berharap Pak Jokowi berkenan blusukan malam di sini, di Magelang, sebelum turun dari jabatannya. Saya kira akan ada pengalaman baru yang tak bisa didapatkan dari keluar masuk selokan dan ceblok ke sawah, yang saya sendiri juga tak begitu mengerti fungsinya. Mungkin untuk mengusir wereng dan tikus?

Tentu harapan saya ini sebisa mungkin bisa direalisasikan secepatnya. Saya juga tahu, banyak daerah lain yang juga perlu dikunjungi oleh Pak Presiden. Mengingat pentingnya hal ini, kalau bisa Pak Jokowi blusukan sehari tiga tempat. Capek, sih. Tapi, mau bagaimana lagi?

Penulis: Bayu Kharisma Putra
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Sudah Saatnya Magelang Mengganti Istilah Klitih dengan Kejahatan Jalanan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version