Orang yang Sarankan Ide Bisnis di YouTube Itu Bukan Pengusaha, Mereka Hanya Konten Kreator!

Orang yang Sarankan Ide Bisnis di YouTube Itu Bukan Pengusaha, Mereka Hanya Konten Kreator! terminal mojok.co

Orang yang Sarankan Ide Bisnis di YouTube Itu Bukan Pengusaha, Mereka Hanya Konten Kreator! terminal mojok.co

Ada hal menarik yang saya temui saat pengin bikin usaha sendiri dalam skala kecil. Lantaran otak saya buntu tentang usaha apa yang akan dibikin, saya biasa mencari referensi di beberapa platform media sosial. Namun, kebanyakan, sih, hanya dari Google dan YouTube. Nah, di sinilah ada “kejanggalan” yang saya rasakan.

Dalam proses bikin usaha, apalagi saat masih polos-polosnya, kehadiran artikel juga orang yang menawarkan ide bisnis, sungguh bikin hati saya gembira. Saya jadi nggak perlu ribet mikir usaha apa yang akan dibuat. Akan tetapi, itu awalnya saja saya gembira. Makin ke belakang kok, ya, akhirnya saya malah kepikiran juga: ini yang menyarankan ide bisnis, apakah dirinya juga ikut menjalankan bisnis yang disarankan kepada pemirsanya?

Soalnya begini. Sebatas yang saya ketahui, orang yang paling bisa dipercayai untuk memberikan saran, harusnya adalah seorang ahli. Dalam hal memberikan ide usaha, orang tersebut haruslah yang merupakan ahli dalam bidang usaha. Atau minimal, sebelumnya dia sudah lebih dulu menjalankan bisnis yang disarankan terhadap para pemirsanya yang budiman.

Dengan kegiatannya “mbabat alas” lebih dulu, dia akan mengetahui apakah usaha yang disarankan itu punya kans untuk membawa keuntungan lebih, usaha yang disarankan bakal bertahan lama, dan juga ide yang diberikan bisa menjawab harapan dari orang-orang yang memang ingin membangun bisnis ataupun usaha.

Namun, ada yang bikin saya ragu. Misalnya, saat saya nonton beberapa channel YouTube yang videonya berisi tentang saran ide usaha apa yang bisa dijalankan. Ketika saya lihat, channel tersebut sangat konsisten meng-upload video, bahkan ada yang setiap hari mengeluarkan video saran untuk ide bisnis.

Dengan konsistensinya, keraguan saya malah jadi makin besar. Kalau misalkan dia menjalankan suatu bisnis ataupun usaha, yang pasti dia kan sangat membutuhkan konsistensi dan fokus yang amat tinggi untuk mengembangkan bisnis yang dimiliki. Ini yang saya lihat kok malah konten di channel YouTube-nya yang konsisten?

Apa masih mungkin untuk membagi tenaga serta fokus, setengah ke YouTube, dan setengahnya ke bisnis yang sedang dijalankan? Sepertinya nggak mungkin. Pasti dia punya satu fokus yang dipilih. Soalnya, ya, nggak mungkin menangkap dua kelinci yang berlarian secara bersamaan. Harusnya hanya satu dulu yang dikejar.

Berhubung saya diajari untuk memiliki kewaspadaan, ya saya carilah latar belakang dari orang atau siapa pun yang sering menyarankan ide bisnis ini. Dan, ya, seperti bisa ditebak. Usaha mereka yang sebenarnya itu, ya, hanya di channel YouTube-nya itu. Kalaupun mereka punya usaha, sebatas pengetahuan saya ya karena dapat modal lebih dulu dari YouTube baru mereka bisa bikin usaha.

Jadi, saran dan ide bisnis yang mereka berikan, sebenarnya belum atau sama sekali nggak mereka lakukan terlebih dahulu. Mereka menyarankan, ya hanya urun ide saja gitu. Mungkin saja, awalnya mereka juga sama-sama bingung mau bikin usaha apa. Dan, agar mereka nggak bingung mau ngapain, akhirnya memilih jalan untuk menyarankan ide usaha kepada orang yang ingin membangun usaha. Dan, ini dilakukan sebelum mereka melakukan ide yang disarankan.

Asal ngasih saran aja gitu. Paling mentok, mereka biasa bikin analisis yang rada ngawur. Masa iya, ada yang menyarankan bisnis untuk menanam kangkung dan bikin analisis bahwa bisa mencapai omzet sepuluh juta perbulan darinya. Gendeng a.

Bisa sih, tapi itu kan butuh lahan yang amat luas, kalau nggak punya, ya harus nyewa. Kalau mau nyewa, ya harus punya duit. Kalau mau menyewa lahan luas, ya duitnya juga harus banyak banget. Lha, kita mau bikin usaha itu ya minimal biar punya duit. Ini belum apa-apa kok sudah harus keluar banyak duit. Iya kalau punya, kalau nggak?

Apalagi bisnisnya di bidang pertanian. Ada risiko kangkung busuk, risiko gagal panen, langkanya ketersediaan pupuk, pasarnya ke mana, penanggulangan hama, dsb. Buanyak loh yang harusnya dianalisis. Ini nggak hanya saran dan analisis omzet doang. Anak SD ya bisa bikin gituan.

Kalau misalnya pengin bikin video untuk YouTube, ya jangan memakai judul ide usaha. Judul yang seharusnya dipilih adalah tentang analisis omzet dari suatu usaha. Itu baru benar. Bukan malah bikin judul dengan menyarankan sesuatu yang sebelumnya nggak pernah mereka dilakukan. Sungguh, teganyaaa~

BACA JUGA Reuploader Konten YouTube: Profesi Paling Gampang Sekaligus Paling Nggak Tahu Diri dan tulisan Firdaus Al Faqi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version