Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Maaf Polisi, Kami Lebih Percaya Lapor “Orang Pintar” kalau Kemalingan

Muhammad Mundir Hisyam oleh Muhammad Mundir Hisyam
26 Oktober 2023
A A
“Orang Pintar” Lebih Cekatan Menangkap Cari Maling daripada Polisi Mojok.co

“Orang Pintar” Lebih Cekatan Menangkap Maling daripada Polisi (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebenarnya saya tidak ingin mengangkat hal ini ke publik, takut dikira merendahkan polisi. Saya cuma penasaran, apakah kalian lapor ke “orang pintar” lebih dahulu kalau kemalingan? Di desa saya terbiasa seperti itu soalnya.

Saya tinggal di salah satu desa di Jawa Timur. Saya terkesima dengan tradisi desa yang mampu bertahan di tengah cepatnya perkembangan zaman. Misalnya saja, warga yang sangat percaya pada “orang pintar” atau yang biasa disebut dengan “wong pinter”. 

“Orang pintar” adalah istilah bagi seseorang yang memiliki kemampuan lebih. Mereka memiliki anugerah tertentu, seperti memprediksi dan mengetahui hal-hal yang biasanya tidak diketahui banyak orang. Oleh karena itu, ketika ada kemalingan, warga desa kerap meminta bantuan “orang pintar” untuk mencari maling atau menemukan barang yang sudah raib. 

Tugas “orang pintar” di desa saya memang mirip dengan tugas polisi. Awalnya saya merasa aneh kok orang-orang di desa lebih percaya kepada “wong pinter” daripada polisi. Setelah menjadi korban kasus kemalingan, saya baru paham betul alasannya. 

Ini pengalaman pribadi saya sebagai korban ya. Tentu pengalaman itu tidak bisa menjadi tolok ukur untuk pelayanan polisi pada umumnya. 

Pelayanan yang mengecewakan

Polisi punya jargon yang mantap yaitu mengayomi masyarakat. Namun, apa yang saya rasakan justru jauh dari jargon itu. Saya merasa, polisi tidak mengayomi ketika memproses kasus kemalingan. Kalau boleh membandingkan, pelayanan “orang pintar” jauh lebih baik. Waktu itu ya, nggak tahu kalau sekarang.

Bagaimana saya nggak berkata demikian? Saya yang sedih bukan kepalang karena Motor yang saya parkir di depan warung tempat saya bekerja dimaling orang.  Saya langsung datang ke kantor polisi untuk melaporkan kasus itu. Harapannya, polisi mau membantu mencari pencuri dan motor saya yang mungkin saja belum terlalu jauh dari lokasi kejadian. 

Respon dari polisi yang menerima laporan membuat saya benar-benar patah hati. Polisi itu mengatakan, “Mas dateng ke sini lagi besok, bawa KTP, BPKB, dan STNK. Saya sendiri, yang lain juga masih ke luar kota.” Di tengah perasaan saya yang kalut, polisi itu sama sekali tidak melontarkan kalimat yang membuat tenang. Bahkan, saya tidak dipersilahkan masuk untuk menjelaskan kejadiannya. Saya hanya berdiri di depan pintu dan diminta kembali esok hari. Sungguh!

Baca Juga:

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Lapor ke polisi tekor, lapor “orang pintar” cuma sebungkus rokok

Polisi yang baik dan berintegritas memang banyak, tapi tidak sedikit juga yang butuh uang pelicin. Itu mengapa banyak orang di desa saya tidak menjadikan polisi sebagai opsi utama ketika kemalingan. Mereka beranggapan lapor polisi akan lebih tekor daripada mendatangi “wong pinter”.

Padahal “wong pinter” juga belum tentu berhasil menangkap maling. Hanya saja, warga desa lebih puas dengan jawaban-jawaban yang diberikan “wong pinter”. Respon mereka terdengar lebih solutif. Misalnya saja, menyarankan menelusuri wilayah tertentu, memprediksi malingnya adalah kawan sendiri, ataupun pencuri yang belum jauh dari lokasi kejadian. 

Percaya tidak percaya, saran-saran itu biasanya tepat. Kalaupun tidak tepat, warga desa hanya kehilangan sebungkus rokok. “Halahh… nggak usah ke polisi, ke Mbah Jono saja bawa rokok Gudang Garam,” begitu kata beberapa tetangga. Mereka selalu mengatakan hal yang sama ketika mendengar kabar seseorang yang kemalingan akan melapor ke polisi. 

Lapor polisi ribet, “wong pinter” lebih satset

“Orang pintar” jadi orang paling cekatan alias satset ketika mendengar berita kehilangan. Apalagi kalau korbannya mendatangi mereka secara langsung. Bahkan, tidak jarang mereka ikut mencari saat itu juga. Pengalaman ini saya rasakan sendiri ketika motor saya hilang. 

Saya masih ingat betul, waktu itu sudah larut malam, saya memutuskan meminta bantuan “wong pinter” di desa. “Wong pinter” itu langsung merespon bantuan saya. Bahkan, dia langsung ikut mencari motor. Terlepas ditemukan atau tidak, saya sebagai korban merasa lebih tenang karena ada usaha cekatan yang terlihat.  Tidak sekadar menahan saya di depan pintu dan meminta datang kembali esok hari. 

Mungkin itu beberapa alasan mengapa orang-orang desa lebih banyak mengandalkan “orang pintar” untuk kasus kemalingan. Apakah di luar desa saya juga ada kebiasaan lapor “orang pintar” dahulu baru polisi? Kalau iya, mungkin bisa dipertimbangkan “orang pintar” ikut dapat gaji dari pemerintah seperti polisi. 

Penulis: Muhammad Mundir Hisyam
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Ketika Warga Surabaya Mulai Tak Percaya Polisi dan Dukun

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Oktober 2023 oleh

Tags: curanmorjawa timurkemalinganmalingOrang Pintarpencurianpilihan redaksipolisiwong pinter
Muhammad Mundir Hisyam

Muhammad Mundir Hisyam

Perenung andal.

ArtikelTerkait

Belajar Digital Marketing dari Blunder Txtdaripemerintah dan Puan Maharani terminal mojok.co

Belajar Digital Marketing dari Blunder Txtdaripemerintah dan Puan Maharani

8 Desember 2021
FBS Unesa: Surganya para Maling Motor

FBS Unesa: Surganya para Maling Motor

1 Oktober 2024
One Piece Film: Red: Eksperimen Oda yang Hasilnya Luar Biasa

One Piece Film: Red: Eksperimen Oda yang Hasilnya Luar Biasa

23 September 2022
UKT PTN Indonesia Makin Mahal, Mending Kuliah ke 5 Negara Ini Saja. Biaya Kuliah Murah dan Kualitasnya Lebih Baik Mojok.co

UKT PTN Indonesia Makin Mahal, Mending Kuliah ke 5 Negara Ini Aja. Biaya Kuliah Murah dan Kualitasnya Lebih Baik

21 Mei 2024
Keistimewaan Ujungberung, Cikal Bakal Kota Bandung yang Sering Dianggap Wilayah Pinggiran

Keistimewaan Ujungberung, Cikal Bakal Kota Bandung yang Sering Dianggap Wilayah Pinggiran

21 September 2023
Jember Paling Jago Menjaga Jalan Rusak Tetap Rusak (Wikimedia)

Jember Layak Mendapatkan Penghargaan Sebagai Daerah Terbaik yang Paling Berhasil Menjaga Jalan Rusak Tetap Terpelihara

21 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.