3 Alasan Orang Bumijawa Tegal Malas “Turun Gunung” ke Slawi

3 Alasan Orang Bumijawa Tegal Malas "Turun Gunung" ke Slawi

3 Alasan Orang Bumijawa Tegal Malas "Turun Gunung" ke Slawi (Wowo via Wikimedia Commons)

Bumijawa merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tegal yang terletak paling selatan. Lokasinya yang berada di kaki Gunung Slamet ini membuat daerah di sini cenderung dingin. Kecamatan Bumijawa yang terdiri dari 18 desa ini juga dikenal sebagai daerah penghasil sayuran, teh, kopi, dan kayu.

Sebagai warga Bumijawa yang tinggal sejak kecil hingga sekarang di sini, saya jarang pergi ke Slawi (ibu kota Kabupaten Tegal). Dalam setahun, mungkin hanya beberapa kali saya pergi ke Slawi. Namun ternyata bukan cuma saya yang seperti itu, banyak juga warga Bumijawa lainnya yang jarang “turun gunung” ke ibu kota kabupaten.

Biasanya, orang-orang yang sering bolak-balik Bumijawa-Slawi adalah para pedagang sayuran. Dulu, ketika belum ada sistem zonasi, juga banyak anak-anak Bumijawa yang bersekolah di Slawi dengan alasan ingin masuk sekolah favorit. Para siswa itu sebagian memilih ngekos, dan sebagian lagi memilih nglaju Bumijawa-Slawi setiap hari. Namun sejak sistem zonasi berlaku, jarang anak Bumijawa yang melanjutkan sekolah ke ibu kota kabupaten.

Sebenarnya bukan tanpa alasan saya dan warga Bumijawa Tegal lainnya malas “turun gunung” ke ibu kota Slawi. Setidaknya tiga alasan inilah yang bikin kami betah tinggal di Bumijawa:

#1 Fasilitas di Bumijawa Lengkap

Meskipun Bumijawa letaknya di daerah pegunungan, fasilitas di kecamatan ini terbilang lengkap, lho. Ada tiga pasar di sini, yaitu Pasar Bumijawa, Pasar Jejeg, dan Pasar Sayur Guci. Makanya warga di sini nggak perlu jauh-jauh ke Slawi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, di Bumijawa juga ada beberapa toko busana yang kualitasnya nggak kalah jauh dengan toko yang ada di Slawi. Warga yang ingin berbelanja kebutuhan sandang bisa langsung pergi ke ibu kota kecamatan. Apalagi sekarang zamannya belanja online, wah tinggal rebahan di rumah menunggu paket datang beres sudah urusan pakaian.

Kepengin jajan? Nggak usah khawatir. Di Bumijawa Tegal juga ada minimarket dan swalayan. Mau makan makanan cepat saji juga ada. Warga nggak perlu jauh-jauh ke Slawi untuk bisa mencicipi Rocket Chicken, misalnya.

Soal pendidikan, di Bumijawa juga banyak berdiri sekolah, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Dalam satu desa bisa terdapat dua SD, lho. Tapi, kalau mau melanjutkan studi ke jenjang SMA, biasanya warga Bumijawa akan melanjutkannya ke kecamatan sebelah seperti ke Kecamatan Bojong atau Kecamatan Balapulang.

Selain fasilitas yang lengkap, sumber mata air bersih di kecamatan ini juga berlimpah, bahkan sampai disalurkan hingga ke Brebes, lho. Makanya saya bersyukur tinggal di Bumijawa.

Baca halaman selanjutnya

Jalan menuju Slawi…

#2 Jalan menuju Slawi berliku-liku

Mengingat Bumijawa Tegal merupakan daerah pegunungan, makanya jalan menuju Slawi penuh lika-liku. Keterampilan mengemudi sangat diperlukan di sini. Selain itu, transportasi umum menuju Slawi dan sebaliknya juga nggak beroperasi sampai malam.

Terdapat dua jalan menuju Slawi dari Bumijawa. Pertama, jalan Bumijawa-Yomani. Kedua, jalan Jejeg-Banjaranyar. Warga sendiri lebih banyak yang menggunakan jalan Bumijawa-Yomani untuk pergi ke Slawi baik siang ataupun malam. Sebab, meskipun jalanan ini minim lampu penerangan, banyak kendaraan yang lewat sini. Selain itu, di sebelah kanan dan kiri sepanjang jalan masih terdapat rumah. Warga yang melintas tentu merasa lebih aman.

Beda halnya dengan jalan Jejeg-Banjaranyar. Di siang hari saja jalanan ini sepi, apalagi kalau malam tiba. Selain itu, nggak ada lampu penerangan di jalan ini. Sepanjang jalan juga cuma terlihat sedikit rumah warga. Apalagi dulu jalan ini pernah rusak parah. Kalau sekarang sih alhamdulillah jalanannya sudah mulus. Saya pribadi kalau hendak ke Slawi lewat jalan Jejeg-Banjaranyar ini karena desa tempat tinggal saya lebih dekat jika melewati jalan tersebut.

Lantaran faktor jalan itulah saya dan warga Bumijawa Tegal lainnya jadi mikir-mikir kalau mau “turun gunung” ke Slawi. Bahkan kalau saya main ke Slawi dan belum pulang hingga asar, orang tua saya sampai menelepon dan memberikan dua opsi, segera pulang biar nggak kemaleman atau sekalian saja menginap di rumah teman di Slawi.

#3 Sudah banyak objek wisata menarik di Bumijawa

Salah satu objek wisata terkenal di Bumijawa Tegal adalah wisata Guci. Sebenarnya, objek wisata di Bumijawa nggak cuma Guci, melainkan ada banyak. Hampir setiap desa di kecamatan ini memiliki objek wisata. Beberapa di antaranya ada Tuk Mudal, Pasar Slumpring, Sindang Kemadu, Tuk Wangon, Curug Putri, Curug Pengantin, Bukit Baper, Bukit Corong, dan masih banyak lagi.

Makanya warga Bumijawa yang pengin menikmati waktu liburan nggak perlu jauh-jauh “turun gunung” ke Slawi atau ke tempat lain, lha di sini saja juga banyak tempat wisata, kok. Kalau pengin wisata kulineran dengan makan makanan tradisional tinggal datang ke Pasar Slumpring. Kalau pengin kemping bisa ke Bukit Corong. Kalau mau main air di pemandian air panas tinggal ke Guci. Enak, kan?

Itulah tiga alasan kenapa orang Bumijawa Tegal malas “turun gunung” ke Slawi.

Penulis: Malik Ibnu Zaman
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Ada Surga Bernama Sakila Kerti di Terminal Kota Tegal.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version