Oh My Baby episode 5 diberi subjudul “Saat Kita Ingin Percaya Takdir”. Diawali dengan Han Yi-sang yang malas melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Ketika di wastafel hendak cuci muka dan gosok gigi, dia melihat cap yang ada di tangannya. Serta kalimat Jang Ha-ri “orang yang menginginkan pujian adalah orang dewasa”.
Jang Ha-ri, ibunya, dan dokter Yoon Jae-young berusaha mencari pengasuh yang sanggup merawat anak Dokter Young. Dari beberapa pengasuh yang datang ke rumah, mereka tak kunjung menemukan yang cocok.
Ha-ri mengajak ibunya makan di restoran. Ibunya banyak bercerita sampai pada pernyataan, ia telah bekerja sepanjang waktu demi uang. Ia juga ingin melakukan hal apa pun demi mewujudkan impiannya. Respons putrinya justru mengejutkan, “Itu sebabnya aku ingin punya anak. Jumlah telurku rendah. Tapi karena aku mengidap endometriosis lebih sulit punya anak jika operasi.” Pengakuan Ha-ri tentu membuat ibunya khawatir sekaligus getir. Tapi bagi Ha-ri itu bukan masalah serius. Tentu saja, itu white lies untuk menenangkan ibunya agar tak khawatir.
Dia juga bilang ingin membeli sperma tanpa menikah. “Membeli” pun tetap dengan konsensus dari pemilik sperma. Di suatu tempat belanja, ketika ia dan En-young mendiskusikan soal akan menikah atau tidak, punya bayi atau tidak, mengingatkan sulitnya membesarkan bayi sendiri tanpa suami, tetiba mereka melihat kakak ipar En-Young bersama perempuan lain. Mereka sedang saling suap. Siapa yang tak naik pitam, apalagi En-Young. Tapi serial ini menunjukkan menyaksikan pengkhianatan tak selalu dengan tragedi. Nam Ki-hoon, sang sutradara, mengemasnya hingga menjadi bahan tawa.
Setelah merefleksikan kejadian di tempat perbelanjaan, Ha-ri menengok kembali catatan hariannya. Menilai kandidat yang akan menjadi calon ayah untuk bayinya.
Mereka adalah Yoon Jae-young, Han Yi-sang , Choi Kang-euddeum. Nama terakhir yang ia tandai dan memungkinkan untuk menyumbangkan spermanya.
Ketika di kantor, Ha-ri menyaksikan Kang-euddeum dimarahi atasan lantaran gagal membuat proposal. Lalu ia mengajak ke ruang rapat dan memberi tahu cara membuat proposal yang baik dan benar. Tapi ada hal krusial yang juga dibicarakan: sumbangan sperma.
Ha-ri menginginkan bayi yang sehat secara genetik sehingga harus dari sperma yang sehat juga. Untuk kepentingan perusahaan dan atas instruksi pimpinan, mereka memeriksakan kesehatan. Mengecek jantung, darah, dan kesuburan. Hasilnya sangat sehat. Sperma Kang-euddeum sepuluh kali lipat dari orang biasa.
Kang-euddeum memutusan untuk menyumbangkan spermanya kepada Ha-ri. Keputusan yang tidak bertepuk sebelah tangan, ini semacam mewujudkan keinginan seumur hidup Ha-ri. Perempuan itu memang sangat matang dari segi pemikiran. Ia tak perlu sosok suami dan ayah untuk bayi yang diinginkan. Pilihan yang berani, di tengah hidupnya yang mulai enggan percaya pada laki-laki.
Meski Kang-euddeum sudah menawarkan dan bersedia menjadi laki-laki yang baik untuknya, Ha-ri tetap memintanya mempertimbangkan lagi. Dia menyampaikan konsekuensi perihal keputusannya. Ketika Kang-euddeum menikah dengan orang lain, dan memiliki anak di kemudian hari, situasinya akan jadi sulit untuk kedua belah pihak.
Perusahaan tempat Ha-ri bekerja sedang minim pendapatan. Apalagi ketika Kepala Departemen Ji cuti hamil, grafik keuntungan menjadi stagnan. Beruntungnya ada proyek baru di Mureung. Perusahaan memilih Ha-ri untuk terjun ke lokasi. Bukan tanpa alasan, tapi karena yang lain menolak dan sedang banyak kerjaan. Posisi Ha-ri tengah diskorsing sehingga tak banyak kerjaan yang bisa dilakukan.
Dengan senang hati, Ha-ri mengambil proyek itu. Tak diduga, fotografer yang diberi tugas menemani Ha-ri adalah Han Yi-Sang. Tapi Yi-sang masih malu-malu bersua dengan Ha-ri lantaran ketahuan mabok dengan tingkah laku yang menggemaskan untuk ukuran laki-laki berusia 41 tahun.
Mereka pergi ke Mureung menggunakan pesawat, Ha-ri ketakutan ketika pesawat lepas landas. Ia gemetaran. Yi-sang mencoba menenangkan dengan terus bertanya dan menggenggam tangannya. Setelah pesawat di udara, mereka malah saling salting. Yi-sang menabrak kursi dan terjatuh, sedangkan Ha-ri ketika sudah di taksi mengambil minum seolah-olah kesulitan membuka tutup botolnya. Apakah setiap orang yang sedang jatuh cinta menjadi bebal dan konyol? Hahaha.
Di sela-sela kecanggunganya, Dokter Young malah menelepon Ha-ri dan bikin makin kesal. Dokter itu melakukannya karena khawatir Yi-sang dan Ha-ri melakukan sesuatu.
Setibanya di Mureung, mereka tak menemukan hal menarik untuk dijadikan foto utama. Ide brilian lalu muncul dari Yi-sang. Mereka memutuskan pergi ke pantai, memotret matahari tenggelam. Hasil yang baik juga perlu usaha yang maksimal. Pengalaman fotografi Yi-sang tak perlu diragukan, ia seperti tahu spot dan waktu yang baik untuk menghasilkan gambar yang epic.
Betul, tangan Yi-sang sudah terlatih apalagi untuk mengabadikan sunset. Ia menerangkan hasil jepretannya ke Ha-ri dan menyarankan foto matahari terbenam sebagai foto utama. Foto itu cukup merepresentasikan pemandangan Mureung. Sepanjang Han memotret, Ha-ri memperhatikan sambil senyum-senyum manis sendiri. Diiringi soundtrack yang saya tidak tahu lagu dan artinya, tapi sepertinya tak jauh-jauh dari orang yang tengah kasmaran.
Dokter Young mendatangi rumah Ha-ri dan bertemu ibu Ha-ri di sana. Jika ibu Ha-ri sendiri tak begitu khawatir dengan anak perempuannya itu, berbeda dengan si dokter. Ia mencemaskan sahabatnya itu sepanjang waktu. Memikirkan hal yang tidak-tidak terjadi pada Ha-ri dan Yi-sang. Lebih tepat, dia khawatir betul keduanya tidur di satu kamar di sebuah penginapan.
Alam sedang tidak berpihak pada kekhawatiran Dokter Young. Di Mureung, turun hujan badai yang menyebabkan tanah longsor. Mereka terjebak dan tidak bisa langsung pulang. Mau tidak mau harus mencari penginapan. Beruntung mereka menemukan penginapan. Tempat yang cukup mistis dengan pemilik yang tak kalah sinis sampai-sampai kuali dijadikan dekorasi eksterior, membuat Ha-ri dan Yi-Sang berpikir macam-macam.
Persepsinya keliru, tapi Han Yi-sang sudah mengumpulkan kayu bakar agar mereka bisa memasak. Tak dinyana, pemilik penginapan menyediakan makanan dan baju. Mereka melewati malam dengan saling bercerita. Yi-sang menceritakan muasal ketertarikannya pada fotografi, menjawab rasa penasaran kenapa selama ini hasil fotonya selalu hangat.
Paginya, sebagaimana fotografer pada umumnya yang kerap berburu keindahan dan momentum, Yi-sang bangun dan jalan lebih dulu untuk memotret burung-burung. Ha-Ri kemudian menyusul. Oh My Baby episode 5 ditutup dengan adegan yang membuat penonton menebak-nebak, apakah mereka berdua akan berciuman di tengah padang rumput, lalu melanjutkan kisah yang panjang? Atau tak ada apa pun, selain rekan kerja?
BACA semua sinopsis drama Korea Oh My Baby di sini.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.