Nostalgia dengan 5 Mi Instan Jadul yang Saya Harap Bisa Dipasarkan Lagi

Nostalgia dengan 5 Mi Instan Jadul yang Saya Harap Bisa Dipasarkan Lagi Terminal Mojok.co

Nostalgia dengan 5 Mi Instan Jadul yang Saya Harap Bisa Dipasarkan Lagi (Shutterstock.com)

Mi instan merupakan makanan populer jenis baru yang pertama kali diperkenalkan di awal 1960-an. Awalnya, produk ini memang masih mengimpor dari Jepang. Baru pada 1969, Indonesia memiliki pabrik mi instan pertama dengan merek dagang Supermi. Makanya, nggak heran ya kalau orang tua zaman dulu sering menyebut mi instan merek apa pun dengan sebutan Supermi. Seiring berjalannya waktu, ternyata mi instan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, banyak pihak berlomba-lomba membuat merek-merek baru untuk meramaikan pasar mi instan.

Puncaknya, mungkin terjadi di kisaran 1990-an sampai pertengahan 2000-an. Lantaran banyaknya merek yang beredar di masyarakat, lambat laun terjadilah seleksi alam. Banyak merek dan seri mi instan yang tumbang dalam pertarungan pasar kemudian perlahan menghilang. Sebut saja seperti Selera Rakyat, Sakura, Happy Mie, Alhami, dsb. Mungkin generasi 90-an ke atas yang familier dengan merek-merek ini.

Memasak mi instan (Shutterstock.com)

Dari berbagai mi yang tumbang dan sangat sulit bahkan tidak lagi bisa ditemui di pasaran ini, sebenarnya tidak semuanya punya rasa yang gagal, kok. Ada loh mi instan yang sebenarnya enak dan unik, tapi nggak dipasarkan lagi seperti daftar berikut ini.

#1 Salam Mie

Salam Mie yang diproduksi oleh PT Sentrafood Indonesia, terbilang kreatif pada zamannya. Pada 90-an rasa-rasa mi instan belum seberagam sekarang. Palingan cuma ada mi goreng, soto, ayam bawang, kaldu ayam (banyak juga yang menulis rasa ayam aja), dan kari ayam (nggak semua merek punya rasa kari). Namun, Salam Mie berani tampil beda dengan menawarkan varian rasa yang cukup beragam. Dari varian mi goreng, ada mi goreng original, mi Jawa, abon, dan sosis. Sedangkan untuk mi kuahnya, ada rasa ayam bawang, ayam spesial, kaldu ayam, dan soto. Lengkap banget, kan?

Dari banyaknya rasa itu, yang paling sering dibuat oleh ibu saya adalah varian mi gorengnya. Sedangkan yang paling berkesan bagi saya adalah rasa mi goreng Jawa karena menggunakan sambal cabai asli, bukan saus lo, ya. Jadi masih kelihatan kulit dan biji-biji cabainya.

Dibandingkan mi goreng originalnya, mi goreng Jawa ini rasanya cenderung manis gurih ala bakmi Jawa. Sedangkan sambalnya terlalu pedas bagi lidah masa kanak-kanak saya. Namun, saya yakin kalau ada kesempatan mencobanya lagi sambalnya tidak akan sepedas itu. Kalau disuruh untuk mendeskripsikan rasanya, saya akan menggunakan Indomie goreng original sebagai padanan agar lebih mudah dibayangkan. Tekstur minya lebih kecil-kecil dibandingkan Indomie.

Secara rasa, Salam Mie hampir serupa dengan Indomie, bahkan lebih enak. Di lidah saya Indomie goreng itu memang enak dan punya ciri khas yang melekat. Hanya saja, entah kenapa rasa asinnya terlalu mendominasi sampai awet di lidah meskipun minya sudah ditelan. Namun tidak demikian dengan Salam Mie. Manis dari kecapnya bisa mengimbangi rasa gurih asin dari bumbu bubuk sehingga cita rasanya lebih pas.

Mungkin mi abon bisa menduduki posisi kedua karena abonnya menambahkan keunikan rasa tersendiri, porsinya nggak pelit, dan abonnya asli. Bahkan sampai sekarang rasanya belum ada lagi deh yang memproduksi varian mi goreng abon. Sedangkan untuk mi kuahnya saya kurang familier dan lupa rasanya, jadi saya nggak bisa berkomentar.

#2 Kare

Seperti namanya, mi instan yang satu ini memang spesialis mi kuah rasa kari. Mi instan produksi PT Orang Tua ini menawarkan tiga varian rasa saja, yaitu mi kari sapi istimewa, kari ayam pedas, dan kari ayam. Di zamannya, Kare adalah mi instan rasa kari yang paling mantap, bumbunya pekat, dan berani. Rasa rempah-rempahnya nggak malu-malu, dan kuahnya lebih kental daripada mi kari merek lain. Sayangnya, mi ini malah nggak diproduksi lagi entah apa alasannya. Untungnya, masih ada Mie Sedaap Kari Spesial sebagai substitusinya. Setidaknya, saya jadi nggak sedih-sedih amat.

Mie Sedaap Kari Spesial (Shutterstock.com)

#3 Supermi Go

Pada 2000-an, Supermi pernah membuat inovasi yang sangat kreatif, melalui seri Supermi Go yaitu mi dengan varian rasa mi kuah yang dibikin versi goreng. Ada tiga pilihan rasa yang ditawarkan, yaitu goso (goreng soto), gobang (goreng ayam bawang), dan gokar (goreng kari) yang saya suka semuanya. Supermi Go juga dilengkapi dengan bawang goreng yang crunchy. Mi ini termasut hits pada zamannya yang iklannya pun dikonsep cheerfull khas anak muda.

Supermi Go ini cocok banget nih buat para penganut aliran sesat mi kuah yang digorengin. Bumbunya memang didesain untuk mi goreng dari sananya, jadi nggak usah takut keasinan. Baik banget kan Supermi mau menampung selera nyentrik kalian? Sayang banget Supermi Go sekarang nggak diproduksi lagi, padahal konsepnya menarik, loh.

#4 Indomie Seri Mie Goreng Kriuuk..8x

Masih pada 2000-an, Indomie mengeluarkan seri mi goreng kriuk 8x yang brand ambassasornya Tiga Diva (trio Tante Krisdayanti, Titi DJ, dan Ruth Sahanaya). Seri ini menawarkan tiga pilihan rasa yaitu mi goreng kriuk pedas, ayam, dan bawang. Porsinya lebih banyak sedikit dibanding Indomie goreng original. Sesuai judul, kriukan menjadi hghlight dari seri ini sehingga diberi porsi melimpah, tekstur super renyah, ukurannya besar-besar, dan rasanya cukup gurih.

Kriukan ini bukan bawang goreng ya, tapi semacam adonan tepung dengan rasa yang sangat khas sesuai jenis rasa minya. Rasa minya sendiri udah enak, tipikal mi goreng Indomie banget lah yang nggak pernah salah. Untuk saat ini, hanya mi goreng kriuk pedas yang masih bertahan, bisa dibeli di olshop meskipun sudah cukup langka.

#5 Indomie Seri Taste of Asia

Berikutnya, ada Indomie seri Taste of Asia yang dirilis pada 2013. Dalam seri premium ini, Indomie menawarkan tiga varian rasa yaitu tomyum, laksa, dan bulgogi. Sayang sekali seri ini sudah tidak diproduksi. Padahal menurut saya, dari segi cita rasa produk ini terbilang berhasil mendekati masakan aslinya. Yang paling juara dari seri ini adalah varian tomyum. Mi kenyal dengan kaldu udang yang gurih dan sedikit manis menyatu sempurna dengan rasa asam segar khas tomyum. Benar-benar inovasi yang unik, mengingat di masa itu belum ada merek lain yang terpikir membuat varian serupa.

Memakan mi instan (Shutterstock.com)

Untuk bulgoginya juga cukup mirip masakan aslinya yang dominan manis dan gurih dengan perisa daging sapi cukup pekat. Sedangkan untuk varian laksanya, cita rasa khas kaldu udangnya benar-benar nampol walaupun kurang creamy serta dilengkapi dengan sayuran kering dan potongan tahu kecil-kecil.

Nah itu dia daftar mi instan yang menurut saya enak, tapi sudah langka bahkan punah. Saya berharap semoga ada keajaiban yang membawa mi instan tersebut kembali ke pasaran.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Audian Laili

BACA JUGA 9 Mi Instan Murah di Bawah Dua Ribu Rupiah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version