Nissin Ramen Series, Mi Instan Terbaik yang Bikin Saya Murtad dari Indomie

Nissin Ramen Series Mi Instan Terbaik Bikin Saya Murtad dari Indomie

Nissin Ramen Series, Mi Instan Terbaik Bikin Saya Murtad dari Indomie (Wikimedia Commons)

Nissin Ramen Series rasanya mengalahkan Indomie Ramen Series, lho!

Menyimak perdebatan Mie Gaga vs Indomie yang belakangan sedang viral di media sosial bikin saya sadar bahwa saya sudah melupakan kedua merek mi instan tersebut. Padahal dulu saya penganut aliran Indomie garis keras, lho. Saat ini, saya justru kepincut produk mi Nissin.

Nama Nissin mungkin masih asing di telinga sebagian dari kita jika dibandingkan Indomie, Mie Gaga, Mie Sedaap, dll., tapi wajib diingat bahwa mi instan satu ini adalah dedengkot semua mi instan yang ada di muka bumi ini. Bukan tanpa alasan saya mengatakan demikian. Nissin sudah mulai berjualan mi instan sejak tahun 1958 di Jepang sebelum kemudian menyebar ke seluruh dunia, baik secara langsung maupun tak langsung.

Sejarah mi instan Nissin di Indonesia

Ekspansi mi Nissin ke pangsa pasar Indonesia sendiri sudah sejak lama. Peta sejarah situs resmi perusahaan milik Momofuku Ando ini menyebutkan bahwa Nissin Foods Asia sudah menjadi pusat penyedia mi instan di Singapura, Malaysia, Hong Kong, dan Indonesia pada pertengahan tahun 1980. Namun, mereka baru membuka pabrik di Cikarang pada tahun 1992 dan bergabung dengan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. empat tahun kemudian.

Sementara itu, Nissin baru mulai menjual produk mi instan di Indonesia pada bulan Maret 2008 dengan meluncurkan produk Nissin Top Ramen. Sejak saat itu, Nissin mulai meluncurkan berbagai produk mi instan lainnya seperti Gekikara Ramen, U.F.O., Cup Noodle, dll.

Pada bulan Desember 2014, PT. Nissinmas akhirnya berdiri sebagai kantor independen dan mengubah nama menjadi PT. Nissin Foods Indonesia, disusul pembukaan kantor baru di Jakarta satu tahun kemudian. Geliat perusahaan Nissin menjadi lebih pesat lagi sejak saat itu.

Baca halaman selanjutnya: Rahasia Nissin lebih memuaskan ketimbang Indomie!

Nissin Ramen Series, mi instan terbaik

Dalam artikel ini, produk mi Nissin yang akan saya bahas adalah Nissin Ramen Series. Produk ini pertama kali diluncurkan pada bulan September 2018 dalam tiga varian rasa, yakni Rasa Kari ala Jepang, Rasa Kaldu Ayam ala Jepang, dan Rasa Kecap Pedas ala Jepang. Pada bulan Maret 2021, kedua varian awal tersebut berganti nama menjadi Curry dan Torikara dan Rasa Kecap Pedas diganti menjadi Yakisoba Rasa Takoyaki.

Kini, ketiga varian Nissin Ramen Series dijual dalam dua varian isi, yakni reguler dan new pas size. Untuk varian reguler (±100 gram per bungkus), harganya dipatok sekitar Rp8.000 di minimarket terdekat. Sedangkan untuk varian new pas size (±75-80 gram per bungkus) hanya dihargai Rp4.000.

Jika kita bandingkan Nissin Ramen Series ini dan produk mi instan asal Korea Selatan dengan ukuran yang kurang lebih sama, jelas harga Nissin Ramen Series jauh lebih terjangkau. Meski harus kita akui juga harganya sedikit lebih mahal ketimbang mi instan lokal seperti Indomie, Mie Gaga, Mie Sedaap, dll.

Kalau kamu lagi bokek tapi pengin makan mi instan enak, Nissin Ramen Series bisa jadi jawaban.

Keunggulan Nissin Ramen Series: bumbu minimalis, tapi rasanya nendang!

Mungkin kalian akan bertanya-tanya, memangnya apa sih istimewanya mi instan Nissin? Kan sudah ada merek mi instan lainnya juga di pasaran, mulai dari produk lokal sampai dari Negeri Ginseng. Apa bedanya Nissin sama mi instan lainnya? Oke, jawabannya adalah bumbunya.

Kalau kalian terbiasa memasak mi instan kayak Indomie, Mie Gaga, Mie Sedaap, Supermi, dll., kalian familier dengan empat jenis bumbu dalam kemasan mi, yakni bumbu bubuk gurih, saus kecap (untuk varian goreng), bubuk cabai (atau saus sambal), dan minyak bumbu. Sementara bumbu Nissin Ramen Series cuma ada dua: bumbu bubuk dan minyak bumbu, itu pun minyak bumbunya cuma sedikit.

Kalau varian Curry dan Torikara sih nggak masalah ya dengan dua bumbu itu karena airnya pasti ikut dituang ke mangkok sebagai kuah. Jadi, nggak perlu khawatir karena minyak bumbunya cuma sedikit. Sementara di varian Yakisoba Rasa Takoyaki memang sengaja nggak ada kecapnya, Gaes. Jadi, saus kecap di varian Yakisoba Rasa Takoyaki ini sudah dikeringkan dan dipadukan dalam bumbu bubuknya. Nggak usah khawatir juga kalau minyak bumbunya cuma sedikit karena bumbu bubuknya yang akan “mencair” dan membuat proses mengaduk bumbu hingga merata jadi lebih mudah.

Saya sudah menjajal Nissin Ramen Series varian Curry dan Yakisoba Rasa Takoyaki. Sebenarnya varian rasa apa pun yang dipilih, rasanya tetap jadi yang nomor satu, sih. Varian Curry punya ciri khas kare Jepang yang autentik. Ini sesuai kesaksian ibu saya yang pernah makan ramen rasa kare di Jepang, lho, ya. Sementara varian Yakisoba Rasa Takoyaki jauh lebih enak daripada Indomie Ramen Series Rasa Takoyaki.

Intinya, rasa kedua Nissin Ramen Series tersebut sangat berkesan di lidah. Nggak nyegrak di mulut dan kerongkongan. Rasanya bahkan berhasil memurtadkan saya yang selama ini menganut aliran Indomie. Saya nggak gentar mengatakan ini karena rasa Nissin Ramen Series memang seenak itu.

Fun fact produk lainnya

Bicara soal bumbu mi instan Nissin, saya punya sedikit fakta seru, nih. Jadi, dua produk mi instan unggulan Nissin lainnya, Chikin Ramen dan Cup Noodle, nggak ada bumbunya, lho. Jadi, kalau mau dimakan tinggal diseduh dengan air panas. Mi instan Chikin Ramen dan Cup Noodle sudah dibumbui sebelum dikeringkan, makanya pihak Nissin nggak menyertakan bumbu dalam kemasan kedua varian itu.

Selain itu, konon, untuk varian Chikin Ramen ada ceruk dangkal di tengah-tengah minya, lho. Katanya sih untuk meletakkan telur. Sayangnya, saya belum pernah menjajal Nissin Chikin Ramen dan Cup Noodle.. Apalagi Nissin Chikin Ramen belum dijual di Indonesia.

Semoga setelah artikel ini tayang di Terminal Mojok pihak Nissin Indonesia terketuk hatinya untuk jualan Nissin Chikin Ramen, ya. Aamiin.

Penulis: Taufan Atalarik
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Mie Gaga versus Indomie? Pemenangnya Tetap Mie Sedaap.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version