Bermimpi menikahi idola K-Pop atau aktor Korea kesayangan sudah menjadi hal yang umum dilakukan oleh fangirl. Meski sekarang muncul pemahaman bahwa idola hanya boleh kita cintai sebagai seorang fans, tapi coba tanyakan pada diri kalian sendiri, pernah nggak halu dan berharap bisa punya pasangan orang Korea yang merupakan idola kalian sendiri? Atau minimal yang sifatnya mirip gitu~
Selain punya resolusi menikahi bias, ada beberapa penggemar budaya Korea yang juga berambisi menikahi orang Korea. Banyak yang menjadikan pria Korea sebagai pria idaman. Nggak harus artis, orang biasa juga nggak apa-apa. Lumayan kan bisa tinggal satu negara sama oppa-oppa walau nggak jadi istrinya. Heuheuheu.
Beberapa waktu lalu, segelintir ARMY asal Indonesia (Indomy) dibuat geger, patah hati, dan kehilangan harapan gara-gara sebuah cuitan yang memberitahukan bahwa anak pertama laki-laki dalam sebuah keluarga Korea nggak diperbolehkan menikahi orang asing. Sontak saja informasi yang mengiris hati ini membuat Indomy yang menyukai RM, V, dan Jimin harus mundur teratur lantaran nggak memenuhi kualifikasi jadi istri bias.
Saya juga kaget waktu pertama kali mengetahui bahwa ada adat semacam itu. Saya kira orang Korea, terlepas dari ia anak ke berapa dalam keluarganya, boleh menikahi pujaan hatinya yang berasal dari kewarganegaraan mana pun. Apalagi sebagai penonton channel YouTube Keluarga Kimbab dan Yannie Kim yang bahagia, saya kira nggak ada batasan etnis dan bangsa bagi pasangan yang mau menikah.
Berbekal rasa penasaran, saya pun menelusuri berbagai situs, forum tanya jawab, hingga tweet di jagat maya demi menemukan kebenaran informasi ini. Pendapat orang asli Korea hingga orang asing yang pernah mengalami hubungan percintaan dengan anak laki-laki pertama di keluarga Korea saya rangkum dan saya mendapatkan kesimpulan: kalau kalian kepingin nikah sama cowok Korea yang merupakan anak pertama bisa, kok!
Sebenarnya, pernikahan antarbangsa di Korea sudah cukup lama terjadi, meski secara statistik jumlahnya memang nggak sebanyak pernikahan sesama Korea. Penelitian yang dilakukan oleh Lee, Seol, dan Cho dalam jurnal yang bertajuk “International Marriages in South Korea: The Significance of Nationality and Ethnicity” menemukan bahwa tren menikah antara orang Korea dengan pasangan yang memiliki kewarganegaraan berbeda semakin meningkat dari masa ke masa.
Nah, meskipun kalian bisa menikahi anak laki-laki pertama dalam keluarga Korea, ada kondisi yang (((kalau bisa))) kalian penuhi. Tentunya selain syarat dokumen yang harus kalian bahwa ke KUA lho, ya!
Pertama, kalian harus mendapatkan restu calon mertua. Penolakan mertua terhadap calon mantu yang merupakan orang asing disebabkan karena beberapa dari mereka masih memegang teguh adat tradisional. Sebagian orang tua Korea memiliki kontrol yang besar dalam memutuskan apakah kalian dan calon suami diizinkan buat menikah. Jika orang tua nggak mengizinkan anaknya untuk menikah, maka pernikahan itu nggak bakal terjadi.
Berkenaan dengan izin nikah, tempat tinggal calon mertua juga memengaruhi, lho. Wilayah tempat tinggal yang masih konservatif cenderung lebih kaku dan berpeluang lebih kecil bagi calon mertua untuk menerima kehadiranmu sebagai menantu mereka. Seorang observer budaya Korea mengungkapkan bahwa Provinsi Gyeongsang di bagian tenggara memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menerima orang asing sebagai bagian dari keluarga besar mereka.
Ada pula beberapa orang tua Korea yang punya preferensi etnis. Mereka memperbolehkan anak lelaki pertamanya menikahi orang luar, asalkan dengan etnis Korea di Tiongkok. Masih bersumber dari jurnal Lee dan kawan-kawan, orang yang berasal dari etnis ini masih punya kedekatan budaya dengan Korea asli, salah satunya kemampuan berbahasa Korea yang cenderung masih kental. Etnis ini juga mendapatkan beberapa privilese dalam konstitusi “The 2004 Revision Of the Koreans Abroad Law”.
Jangan berkecil hati dulu. Nggak sedikit kok cowok Korea yang punya istri dari Asia Tenggara. Biasanya perempuan dari Asia Tenggara punya kecenderungan buat menikah dengan laki-laki lajang yang berasal dari desa. Perempuan Asia Tenggara juga lebih adaptif dalam budaya Korea, termasuk dalam dunia kerja di negara tersebut. Ayo, Gaes, kalian punya peluang~
Kedua, bisa menempatkan diri. Anak laki-laki tertua dalam keluarga punya tanggung jawab yang besar. Selain harus menjadi pemimpin bagi adik-adiknya, ia juga bertanggung jawab untuk merawat orang tua di hari senja mereka dan bertugas menyelenggarakan upacara adat Korea, seperti Chuseok dan Tahun Baru Seollal.
Nah, karena kalian punya kemungkinan buat tinggal di Pondok Mertua Indah, maka kalian perlu mempersiapkan banyak hal. Nggak jauh beda dengan menantu perempuan di Indonesia yang kudu memuaskan hati mertuanya. Tapi tambahannya, kalian harus berusaha untuk bisa bicara dalam bahasa Korea dan memasak makanan khas negeri tersebut. Nggak mau kan diem-dieman sama mertua selamanya karena nggak berbicara bahasa yang sama?
Perlu diingat bahwa masyarakat sifatnya dinamis dan heterogen, jadi nggak bisa kita pukul rata bahwa semua calon mertua bakal menolak menantu non-Korea. Nggak ada salahnya buat punya pasangan orang Korea yang jadi anak pertama di keluarganya. Apalagi sekarang anak muda Korea sudah banyak yang berpola pikir progresif dan orang tuanya nggak terlalu saklek sama tradisi. Jadi, boleh banget dicoba nyari jodoh orang Korea. Semangat berburu!
BACA JUGA Panduan Memahami Panggilan ‘Kakak’ dalam Bahasa Korea biar Nggak Salah Panggil dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.