Niat Beli MacBook Pro 2020 biar Awet, Kenyataannya Bikin Kering Dompet

macbook pro 2020 terminalmojok

macbook pro 2020 terminalmojok

Oke, tak perlu lama-lama, sesi curhat dimulai. Jadi kronologinya saat itu saya baru saja menggunakan MacBook Pro 2020 untuk mengerjakan pekerjaan saya. Tapi, cerobohnya, setelah saya selesai menggunakan Macbook tersebut, saya tidak menutup layar MacBook secara sempurna. Alias hanya slip sekitar 45 derajat, dan saya tinggal tidur selama semalam. Ya itu memang salah saya sih, tapi udah lah kita lanjut.

Jadi keesokannya, saya pun bermaksud untuk melanjutkan kerjaan saya, dan mulai membuka layar MacBook Pro 2020 yang baru saya beli bulan Desember tahun lalu itu.

Tapi eh tapi, setelah saya membuka layar justru saya mendapati tampilan layar yang bergaris-garis berwarna ungu-hitam. Waduh, kenapa ini?

Oke saya mencoba untuk tenang, nggak lama saya coba tutup layarnya secara penuh dan saya buka kembali. Hasilnya malah di layar nggak ada tampilan sama sekali alias mati total. Hanya terdengar suaranya aja.

Saya coba cas MacBook Pro 2020 tersebut saat itu juga, tapi layarnya tetap mati dan nggak ngaruh terhadap apa pun. Hanya suaranya saja yang masih terdengar.

Setelah menyadari ada yang nggak beres sama si doi, akhirnya saya memutuskan untuk membawanya ke iBox. Setelah curhat panjang lebar permasalahan yang terjadi semalam, akhirnya pihak iBox membongkar MacBook Pro 2020 tersebut dan hasilnya si doi divonis kena korosi.

Ya, pihak iBox menjelaskan bahwa telah terjadi korosi dan ada hangus di bagian logic board, disebabkan terkena air. What, air? Saya nggak ngerti tuh maksudnya gimana. MacBook bisa kemasukan air, dari mana masuknya? Pihak iBox mengatakan bahwa air bisa saja masuk melalui engsel.

Waduh saya makin nggak ngerti tuh maksudnya gimana. Soalnya seingat saya saat itu di meja kerja saya nggak ada air, mungkin lembab iya karena AC dan cuaca lagi hujan. Tapi, saya nggak pernah menemukan meja kerja saya dalam keadaan basah, entah gimana ceritanya si MacBook bisa sampe ketumpahan air.

Aneh sih, entah ini kesalahan klaim dari pihak iBox atau memang sayanya yang teledor sampe bisa bikin komponen MacBook Pro 2020 mengalami korosi.

Oke akhirnya dengan wajah pasrah dan sok menerima keadaan, saya pun mengajukan klaim garansi ke pihak iBox. Tapi, kekecewaan saya masih berlanjut, karena telah terjadi korosi yang menyebabkan komponen si MacBook jadi hangus akhirnya si garansi pun ikut hangus, nggak bisa diklaim.

Setelah berbicara panjang lebar dengan pihak iBox, akhirnya terciptalah sebuah konklusi di mana MacBook tersebut bisa diperbaiki dengan dua cara.

Cara yang pertama adalah dengan melakukan servis sendiri, dengan biaya sendiri, ganti part sendiri, dan nyeseknya pun sendiri. Pasalnya, perihal service sendiri biaya yang harus dikeluarkan kisarannya harganya setara dengan motor Vario 150 Exclusive, yaitu sekitar 24 jutaan.

Iya guys 24 jutaan, itu duit kalo di beliin cimol bisa kebagian satu warga Provinsi. Biar kalian nggak penasaran, saya kasih rincian biaya service yang memakan dana begitu besar.

Pertama, beli Logic Board 1.4 GHZ., 8 GB, 256 GB, Universal, seharga Rp11.200.000. Kedua, beli Touch ID Board (1), seharga Rp2.700.000. Ketiga, beli Space Gray, Top Case with Battery, ISO, seharga Rp11.200.000. Terakhir, biaya service sebesar 688.000

So, total keseluruhan yang harus saya keluarin kalau saja melakukan servis sendiri adalah Rp24.788.000.

Jumlah biaya yang harus saya keluarkan memang wajib bikin saya geleng-geleng kepala, harus! MacBook Pro 2020 yang saya beli saat itu harganya sekitar 22 juta-an. Menurut saya penjabaran dari pihak iBox ini nggak masuk akal, masa iya komponennya bisa semahal itu. Tapi yaaa, saya tetap menghargai penjelasan dari iBox-nya.

Dan opsi yang kedua adalah dengan klaim asuransi. Saat saya tanya-tanya tentang asuransi ternyata pihak iBox mengatakan untuk setiap pembelian MacBook itu kita mendapatkan dan terkaver asuransi selama satu tahun.

Pihak iBox menawarkan klaim asuransi jika saya tidak berkenan melakukan service sendiri. Ya jelas saya nggak mau lah! Lagian masnya ini udah ada opsi yang lebih friendly buat saya kenapa di awal malah nawarin servis sendiri yang harganya bikin tepok jidat itu, sih mas.

Mendengar opsi kedua ini hati saya agak sedikit plong, terima kasih Ya Allah karena ternyata masih ada opsi kedua yang bisa sedikit meringankan beban batin saya.

Tapi, saat kita mengajukan klaim asuransi kita tetap dikenakan charge sebesar Rp2,5 juta-6 juta untuk preminya, tergantung pada yang ditentukan pihak iBox setelah melihat dan meng-cross check tingkat kerusakan pada MacBook saya.

Oiya, masa inspeksi untuk klaim asuransi ini selama 30-90 hari. Setelah pihak iBox menyatakan bahwa MacBook tersebut bisa diklaim asuransi maka unit MacBook-nya akan dikirim ke pihak iBox.

Pihak iBox mengatakan jika komponen MacBook ini masih bisa diperbaiki, akan diganti dengan komponen-komponen yang baru. Namun, jika komponennya tidak bisa diperbaiki, akan diganti dengan unit yang baru. Cuma ya itu tadi, kita harus bayar premi sekitar Rp2,5 sampai 6 juta dan menunggu masa inspeksi maksimal selama 90 hari.

Jujur aja, masalah ini cukup bisa membuat saya migrain mendadak. Pasalnya salah satu alasan saya membeli MacBook adalah dengan harapan jangka pemakaian yang bisa lebih panjang dan lebih awet daripada laptop lainnya.

Setahu saya dari dulu MacBook terkenal dengan keawetannya. Secara pengalaman pun saya pribadi lebih suka menggunakan MacBook daripada laptop lainnya. Cuma karena kondisinya seperti ini, tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan, sepertinya saya akan mempertimbangkan kembali apakah MacBook itu masih layak beli atau tidak suatu saat nanti. Harapannya bisa mengoptimalkan kinerja saya, ini malah menghambat kerjaan.

Ini bisa jadi bahan pertimbangan untuk teman-teman yang berniat beli MacBook. Di samping harga belinya yang cukup mahal, kita juga harus menyiapkan budget lebih untuk mengantisipasi kerusakan-kerusakan contohnya seperti yang saya alami saat ini. Biasanya semakin bagus spesifikasi dari suatu gadget—dalam hal ini MacBook, akan semakin tinggi pula tingkat sensitivitas dari produk tersebut. So, cintai macBook-mu, minum Yakult tiap hari.

BACA JUGA Dilema Pecinta iPhone Pengidap Trypophobia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version