Mahasiswa Nggak Ngumpulin Tugas Kuliah karena Kesibukan Pribadi Itu Sama Sekali Nggak Bisa Diterima!

Mahasiswa kok Sambat Tugas Kuliah Melulu, Terus Ngapain Kuliah?

Mahasiswa kok Sambat Tugas Kuliah Melulu, Terus Ngapain Kuliah? (Pixabay.com)

Anda yang masih atau pernah jadi mahasiswa, pernah nggak nemuin kawan yang kalau nggak ngumpulin tugas kuliah alasannya ke dosen karena ada kesibukan pribadi? Entah itu acara keluarga, pekerjaan, ataupun organisasi? Atau mungkin malah Anda sendiri pelakunya?

Baiklah. Mau Anda sendiri atau kawan Anda, penting untuk diketahui bahwa kesibukan pribadi mahasiswa itu blas nggak bisa dijadikan alasan ketika nggak ngumpulin tugas. Ya, gimana, tugas dosen ke mahasiswa itu cuma mengajar, bukan buat memahami dan membantu menyelesaikan kesibukan pribadi mahasiswa bak seorang asisten pribadi.

Tentu saja kalau perihal sakit, boleh jadi bisa dijadikan alasan dan dosen pun pasti bisa memahami. Tapi kalau udah masalah kesibukan pribadi, dosen bukannya nggak bisa memahami, melainkan nggak berhak buat memahami alasan itu. Bahkan menerimanya pun saya kira haram hukumnya secara profesionalitas.

Mengapa kok demikian? Walaupun saya bukan dosen, saya pikir kalau Anda mahasiswa sekaligus manusia, pasti setuju setelah memahami beberapa alasan berikut ini.

Sesibuk apa pun mahasiswa, tugas kuliah tetaplah tanggung jawab

Mau itu ada kesibukan keluarga, pekerjaan, ataupun organisasi, yang namanya tugas kuliah itu, ya, tetaplah tugas yang harus dikerjakan. Bukan berarti ketika ada kesibukan lainnya lantas mengerjakan tugas kuliah itu gugur tanggung jawabnya.

Kalau cara mainnya kayak gitu, ya sampai kiamat pun tugas kuliah nggak bakal bisa dikerjakan, Bos!

Sebabnya setiap hari kita ini pasti sibuk. Sekalipun misalnya, sebagai mahasiswa kupu-kupu, saya yakin pasti ada aja kesibukan di luar perkuliahan yang bisa dijadikan alasan buat nggak ngumpulin tugas. Entah itu sibuk cari mood, sibuk overthinking tentang masa depan, sibuk ngilangin badan pegel-pegel karena kebanyakan rebahan, atau apa pun lah itu.

Percaya sama saya, nggak ada habisnya kalau nurutin alasan-alasan buat nggak ngerjain tugas. Ada pepatah yang mengatakan, saya lupa namanya, tapi kurang lebih bunyinya begini, “kalau Anda mau berhenti, ada banyak alasan untuk mendukungnya, demikian juga kalau Anda mau terus melangkah, ada banyak jalan yang tersedia”.

Jadi, ini sebenarnya hanya perkara menempatkan prioritas. Mana yang harusnya didahulukan, dan mana yang harus dikesampingkan. Bukan berarti menghilangkan salah satu tanggung jawab. Melainkan bagaimana memosisikan berbagai tanggung jawab itu pada waktu yang tepat.

Tugas kuliah sebagai simulasi tugas di dunia kerja

Jika sedari mahasiswa kita sudah menghilangkan tanggung jawab tugas kuliah hanya karena ada kesibukan pribadi lainnya, bagaimana nasib kita ketika nanti masuk di dunia kerja? Apa mungkin kita akan melobi ke atasan seenak jidat gara-gara ada kesibukan pribadi? Saya jamin kita bukan hanya nggak diizinkan, melainkan juga dipecat.

Bukan maksud menakut-nakuti, pasalnya di dunia kerja memang sedemikian kerasnya. Bahkan, sejauh yang saya tahu, bisa jadi suatu perusahaan nggak memberikan kompensasi libur kerja meski ada kesibukan mendesak atau hari libur. Jadi, ini lagi-lagi tentang apa? Ya, tentang tanggung jawab.

“Kan, itu dunia kerja, bukan dunia perkuliahan?”

Woo… ya jelas. Justru karena berbeda itulah tugas di perkuliahan bisa jadi latihan atau simulasi mengemban tanggung jawab. Jelas?

Selain sebagai pegawai profesional, dosen juga manusia

Saya pikir, ketika kita nggak ngumpulin tugas gara-gara kesibukan pribadi, itu sebenarnya sama halnya kita sedang menghina profesionalitas dosen. Lha, kok bisa?

Dengan uraian saya sebelumnya, artinya dosen itu nggak hanya menuntun mahasiswa belajar mata kuliahnya. Tetapi juga menuntun mahasiswa agar bertanggung jawab. Maka ketika Anda nggak ngumpulin tugas dengan alasan ada kesibukan pribadi, secara nggak langsung Anda menyuruh dosen agar nggak menjalani tugasnya secara profesional. Logis, bukan?

Selain itu, apa kita ini sebegitu teganya menyuruh dosen buat memahami alasan kesibukan pribadi kita? Saya kira akal sehat kita cukup sepakat jika dosen selain sebagai pegawai profesional, pun sebagai manusia. Artinya, dosen juga punya kesibukan yang sama seperti kita.

Bahkan, sependek pengetahuan saya, dosen itu tugasnya nggak hanya mengajar mahasiswa. Tetapi juga penelitian, pengabdian masyarakat, rapat penyusunan kurikulum, evaluasi kinerja, dan masih banyak lagi tugas-tugasnya, baik sifatnya yang akademik maupun administratif.

Tentu saja kita nggak mau atau nggak berhak tahu soal tugas-tugas dosen tersebut. Justru karena itu, kita juga seharusnya paham kalau dosen pun nggak berhak memaklumi kesibukan pribadi kita sebagai alasan nggak ngumpulin tugas.

Kalau malas ya malas aja, akui dan berubah

Sejujurnya saya tahu, kalau kebanyakan kawan-kawan mahasiswa memakai alasan-alasan semacam itu hanyalah sebuah akal bulus biar nggak dikira malas sama dosen. Iya, saya pun tahu kok kalau sebagiannya lagi memang benar-benar ada kesibukan pribadi. Tapi tetap saja, bagi saya hal itu nggak patut atau nggak etis lah dijadikan sebagai alasan.

Bagi yang sering memakai akal bulus semacam itu ketika nggak ngumpulin tugas, sudahi lah kemunafikan itu. Akui saja kalau memang malas. Toh, ya masih mahasiswa, nggak ada salahnya kalau mengakui, lalu berubah jadi lebih baik.

Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mahasiswa kok Sambat Tugas Kuliah Melulu, Terus Ngapain Kuliah?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version