Banyak laki-laki udah paham kalau perempuan nggak bisa baca GPS dengan baik. Ya emang sih baca GPS dengan baik dan benar bukan skill yang harus banget dibanggakan, tapi ya repot juga kalau skill dasar kayak gini nggak dimiliki semua orang. Apalagi, orang yang sering berkendara dan harus pergi ke tempat-tempat yang tidak mereka tahu sebelumnya.
Meskipun harusnya semua orang bisa karena mengikuti arahan GPS itu nggak butuh keterampilan khusus, tapi kok ya nggak tahu kenapa perempuan sering salah setiap baca GPS itu.
Sebagai perempuan saya mengakui hal tersebut. Meskipun sudah berusaha keras berpikir dan memperhatikan arahan yang tertera di GPS, sering kali saya ngasih arahan yang salah. Aneh emang, apalagi saya yakin betul arah yang saya tunjukan sama dengan arahan dari GPS. Kesalahan ini, saking seringnya, bikin saya mikir jangan-jangan saya dikutuk untuk nggak bisa baca GPS ya?
Salah dalam membaca maps memang nggak jadi persoalan yang serius-serius amat sih. Tapi ya cukup menjengkelkan. Terutama bagi laki-laki yang melakukan perjalanan dengan pasangan perempuannya. Jika dia salah sekali, atau dua kali dalam membaca GPS, si laki-laki bisa jadi tidak akan pernah memberikan kepercayaan lagi.
Alhasil di setiap perjalanan, semuanya dilakukan sendiri tanpa membutuhkan bantuan wanita. Membaca GPS sembari menyetir memang tidak mudah bagi laki-laki melakukannya. Sesekali mereka harus menepi untuk mengamati GPS tersebut. Bagi mereka, lebih baik menepi dibandingkan harus putar balik karena salah jalan. Wkwkw.
Hal ini kalau dijelaskan terjadi karena otak perempuan dan laki-laki memiliki struktur yang berbeda yang membuat kedua makhluk tersebut punya cara memproses informasi dan menafsirkan hal yang berbeda pula.
Dalam membaca GPS diperlukan sebuah kemampuan visual. Lobus (bagian) kanan pada otak besarlah yang mampu memproses hal itu. Menjadi sebuah kelebihan, karena lobus otak kanan pada pria lebih besar daripada wanita. Terlihat jika kemampuan secara visual pada pria lebih unggul dibandingkan wanita.
Themindsjournal menjelaskan bahwa otak perempuan memiliki sebuah jembatan neuron antara lobus kanan dan kiri dari otak besar, sedangkan laki-laki tidak memilikinya. Sehingga laki-laki tidak bisa melakukan berbagai pekerjaan dalam satu waktu yang sama. Contohnya mereka tidak bisa menyetir dengan memperhatikan GPS, atau tidak bisa menyetir sembari berbicara. Otak mereka dirancang dengan terklasifikasi. Jadi, benar saja jika mereka hanya dapat berkonsentrasi pada satu hal yang spesifik.
Sementara pada otak perempuan, konstruksi yang dimiliki menjadikan mereka sebagai orang yang multitasking. Jembatan yang menghubungkan bagian otak kanan dan kiri pada wanita membuat otak mereka selalu dalam kondisi aktif serta dapat melakukan berbagai hal. Akibat sistem kerja otak kanan dan kiri perempuan behubungan, maka sering kali pemikiran mereka menjadi saling tumpang tindih. Hal ini juga yang mendasari mereka sering salah dalam membaca GPS.
Kedua sisi otak yang bekerja bersamaan membuat perempuan kadang mengalami kebingungan dalam membedakan arah kanan dan kiri. Makannya dalam membaca GPS, mereka jadi kebingungan untuk menentukan arah kanan dan kiri. Sekitar 50% perempuan tidak bisa secara langsung menunjuk arah yang sesuai. Mereka harus mikir dulu tuh sepersekian detik.
Saya mengakui bahwa itu menjadi sebuah kebenaran. Sebagaimana akibatnya, dalam memberikan arah, saya menjadi sering salah ucap. Padahal yang dimaksud arah kanan tapi ngomongnya ke kiri. Makannya kadang ucapan dengan pikiran jadi kurang singkron.
Tapi mau salah atau benar, kami para perempuan punya ungkapan yang tidak dapat diganggu gugat dan diketahui oleh dunia. perempuan tidak pernah salah! Itulah ungkapan tersebut. Meskipun melakukan kesalahan, maka penyebabnya bukan dirinya. Ungkapan itu memang tidak masuk akal, tetapi sudah tertanam di pikiran. Terutama tertanam secara paksa di pikiran laki-laki.
Jadi, ketika perempuan salah dalam membaca maps, maka yang salah antara mapsnya atau pasangannya dalam berkendara. Jelas hal itu tidak akan diakui sebagai kesalahan perempuan! Sama halnya dengan apa yang saya lakukan. Memang jahat, namun kenyataannya saya juga melakukan hal itu.
Saya tetap menganggap bahwa tidak semua perempuan kurang paham dalam membaca GPS. Masih banyak wanita yang lihai. Semua bisa dilakukan karena terbiasa, mungkin mereka yang dapat membaca GPS adalah perempuan-perempuan pilihan yang tidak terkena kutukan.
BACA JUGA Google Maps Ternyata Juga Hobi Ngeprank atau tulisan Afrilia Sekar D lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.