Akhir-akhir ini konsep frugal living memang banyak diterapkan. Bagi saya, salah satu cara untuk memulai frugal living bukan hanya memilih kebutuhan yang prioritas, melainkan lebih dulu dengan memilih tempat tinggal. Dan Kabupaten Nganjuk merupakan tempat yang cocok untuk menerapkan gaya hidup ini.
Nganjuk memang daerah yang nggak begitu terkenal. Ketimbang daerah-daerah lain di Jawa Timur, kabupaten ini mungkin terdengar asing, jauh dari peradaban. Kalaupun dikenal, mungkin karena hal-hal nyeleneh. Misalnya seperti berita soal bos gangster asal Meksiko beberapa waktu lalu, tempat tinggal Billie Eilish, gaya kocak Kekeyi, dll.
Meski kerap dipandang sebelah mata, nyatanya kabupaten ini cocok untuk orang-orang yang ingin hidup tentram dan malas menggelontorkan uangnya. Dengan kata lain, Nganjuk adalah tempat yang pas untuk menerapkan gaya hidup frugal living di Jawa Timur alias hidup ngirit dengan beli sesuatu yang perlu-perlu saja sekaligus meningkatkan uang tabungan.
Daftar Isi
Kabupaten Nganjuk yang masih asri bikin warganya otomatis jadi frugal living
FYI, Kabupaten Nganjuk adalah bagian dari plat AG bersama Tulungagung, Kediri, Blitar, dan Trenggalek. Namun dari beberapa daerah tersebut, saya yakin yang kenal Nganjuk hanya beberapa. Saya pun menyadari kalau kota kelahiran saya ini memang kalah jauh dibandingkan kota-kota tetangga. Pantas saja kalau Nganjuk jadi kota tersepi sekaligus paling asing di deretan wilayah plat AG itu.
Misalnya begini. Kalau mengacu pada luas wilayah dan kepadatan penduduk, tanah kelahiran saya ini mengawali kekalahannya. Wilayah Nganjuk yang nggak luas-luas amat itu, yakni sekitar 1.224,25 kilometer persegi, menjadi pemicu mengapa daerah ini jarang dikenal. Selain itu, jumlah penduduk yang sedikit membuat kota ini seolah-olah menjadi anak tiri.
Meski begitu, saya bersyukur lahir di sini. Bukannya apa-apa, lantaran kehidupan di sini lengang dan jarang dijamah manusia, artinya Nganjuk masih asri hingga saat ini. Di sini masih lengkap area persawahan, gunung-gunung, dan kebun-kebun yang luas, lho.
Artinya lagi, godaan-godaan untuk membeli barang yang nggak diperlukan juga jarang dirasakan orang Nganjuk. Beda dengan daerah padat. Godaan untuk membeli barang akan meningkat. Dari situ saja sebenarnya membuat siapa pun yang tinggal di sini akan menjadi warga yang teguh pada konsep frugal living. Kalau saya bilang, aliran frugal living warga Nganjuk radikal, malahan.
Baca halaman selanjutnya: Uang aman karena minim hiburan…
Uang aman karena minim hiburan
Jika kalian berkunjung ke Nganjuk dan ingin hiburan, jangan pernah berharap kalian akan menemukannya. Sebab, kabupaten ini memang se-enggak punya apa-apa itu, Cah. Letak geografisnya yang berada di tengah-tengah daerah plat AG lainnya membuat Nganjuk terbatas soal wisata dan hiburan.
Beda dengan kabupaten-kabupaten tetangga yang punya banyak tempat wisata dan hiburan. Misalnya saja pantai selatan di wilayah Tulungagung, Trenggalek, dan Blitar. Bahkan untuk hiburan sendiri, Nganjuk lebih tertinggal jauh dari Kediri.
Wajar saja, kampung halaman saya ini memang nggak punya mall, nggak punya bioskop besar, maupun tempat-tempat kuliner yang menyuguhkan berbagai macam makanan. Hiburan paling nyata yang bisa disaksikan warga tiap hari paling banter hanya hijaunya hamparan sawah dan angin. Jiiian blas se-ra enek kui, Cah. Tenan. Pehhh!
Tentu minimnya tempat hiburan ini dapat membuat minim pula referensi bepergian warga. Dengan kata lain, kalau kalian ke Nganjuk tujuannya untuk menghabiskan uang, kalian menuju ke tempat yang salah. Di sini, uang kalian sulit berkurang.
Biaya hidup murah
Kebutuhan orang Nganjuk tentu ditentukan dengan pendapatan yang didapatkan. UMR kabupaten ini memang sangat kecil, yakni sebesar Rp2,2 jutaan. Bahkan, jarang sekali orang Nganjuk yang berlabel sultan. Karena, ya, memang sekecil itu. Malahan warga Nganjuk sendiri jarang untuk berbelanja kebutuhan dapur ke pasar. Kebanyakan lebih sering mengambil sayuran di sawah maupun di pekarangan sendiri.
Pengalaman saya selama 21 tahun tinggal di Nganjuk membuktikan. Saya nggak pernah menghabiskan uang lebih dari Rp10 ribu untuk beli makan. Bayangkan saja, satu porsi nasi pecel hanya dibanderol dengan harga Rp6 ribu di sini. Tambah es teh totalnya Rp8 ribu. Bahkan mie dan soto ayam jumbo cukup saya bayar Rp10 ribu lengkap dengan minumnya.
Jian, tempat yang cocok untuk orang-orang yang ingin ngirit banget, bukan? Wes jarang dijamah, minim hiburan, biaya hidupnya murah lagi. Pehhh! Nikmat mana lagi yang kamu dustakan, Bolooo?
Oleh sebab itu, sebagai tempat untuk menerapkan konsep frugal living, Kabupaten Nganjuk adalah tempat yang pas. Keasrian dan kenyamanan hidup di sini menjadi kunci sebenar-benarnya frugal living. Dijamin, deh, pengeluaran kalian di sini akan sedikit, dan tabungan kalian akan melejit!
Penulis: Desy Fitriana
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.