‘Nevertheless’: Cerita Fakboy Gaya Baru, Bukan Lagi Buaya, tapi Kupu-kupu

'Nevertheless': Cerita Fakboy Gaya Baru, Bukan Lagi Buaya, tapi Kupu-kupu terminal mojok.co

'Nevertheless': Cerita Fakboy Gaya Baru, Bukan Lagi Buaya, tapi Kupu-kupu terminal mojok.co

Baru-baru ini para penikmat drama Korea dikejutkan dengan tayangnya drama baru yang berjudul Nevertheless. Drama yang menampilkan dua aktor dan aktris yang lagi naik daun, Song Kang dan Han So-hee ini sejak episode pertama sudah dikasih rating 19+. Memang, sih, di dalam drakor Nevertheless ini ada banyak percakapan dan tindakan yang nggak bijak kalau dikasih liat ke anak usia di bawah 19 tahun.

Kehebohan soal rating ini disusul oleh sosok Song Kang, yang memerankan Park Jae-eon, yang memicu kekesalan dan sakit kepala. Dalam drakor ini, Park Jae-eon adalah seorang mahasiswa jurusan seni yang ganteng banget, tapi kegantengannya itu ia gunakan buat ngedeketin sekaligus nge-PHP-in banyak perempuan. Temen-temen saya yang sudah nonton Nevertheless duluan semuanya bilang kalau mereka mangkel banget sama Park Jae-eon dan laki-laki sebangsanya.

Menariknya dalam drakor Nevertheless ini, Jae-eon digambarkan punya rasa suka cenderung obsesif pada kupu-kupu. Sebagai anak seni, tentunya ia dapet tugas praktik. Karya seni yang dibuatnya nggak jauh-jauh dari kupu-kupu. Pemantik api yang ia punya juga dipasangi stiker kupu-kupu. Dan yang paling bikin heboh adalah Jae-eon punya tato kupu-kupu di tengkuknya. Yang terakhir inilah yang mungkin membuat banyak penonton berpikiran kalau simbol kupu-kupu ini digunakan untuk menggambarkan para laki-laki playboy dan suka mainin perasaan perempuan. Penggunaan istilah “buaya” untuk mengartikan hal yang sama mungkin sudah cukup kuno dan patut dilengserkan oleh “kupu-kupu”. Pendekatan yang dilakukan oleh para fakboy cap kupu-kupu sebangsa Jae-eon juga sudah mengalami upgrading di setiap tahap PDKT sampai PHP-nya.

Jae-eon ini memang sudah punya modal tampang. Wajahnya itu bisa untuk cuci mata dan bikin orang jadi ngerasa seger setelah melihatnya. Selain itu, kepribadian Jae-eon juga asyik banget. Ia nggak kaku kayak kanebo kering. Malah ia bisa dengan mudahnya mendekati para perempuan secara psikis. Na-bi yang baru kenal sama Jae-eon saja udah langsung cerita bermacam hal personal yang mungkin nggak pernah ia ceritain ke temennya, seperti filosofi namanya dan masalah dirinya dengan ibunya. Jae-eon ini ahli dalam membuat perempuan nyaman buat bertukar cerita. Nah, kalau sudah ada kepercayaan dan keterbukaan dari si perempuan ke dirinya, Jae-eon bakal melangsungkan tahap-tahap lain untuk ngedeketin mereka.

Jae-eon nggak jual kepalsuan atau gombalan klise, seperti, “aku cuma nge-chat sama kamu aja, kok.” Cara main Jae-eon lebih mulus dan hampir nggak disadari kalau ia lagi melakukan PDKT. Pertama, ia mendekati mangsanya dengan ngajak cerita. Nggak bisa dimungkiri kalau setiap orang butuh tempat untuk bercerita. Ketika ia merasa nyaman bercerita pada seseorang, kemungkinan besar ia juga akan lebih terbuka akan hal lain sama orang yang bersangkutan.

Kedua, Jae-eon mulai melakukan banyak kontak fisik, misalnya dengan mengelus rambut, menyentuh bahu, dan memegang pergelangan tangan. Jae-eon juga suka banget melakukan kontak mata intens. Kontak fisik dan mata ini kemudian diterjemahkan sebagai tanda ketertarikan. Jae-eon membuat para perempuan yang didekatinya jadi berpikiran kalau Jae-eon suka pada mereka.

Ketiga, ketika bunga yang ia incar sudah mekar sempurna, Jae-eon melancarkan aksi lainnya. Na-bi yang mulai membuka hati langsung diajak oleh Jae-eon main ke rumahnya.

Cara ngajak Na-bi main ke rumahnya ini lumayan unik, yaitu dengan iming-iming ngeliat kupu-kupu di rumahnya. Mungkin invitasi tersebut bisa kita sepadankan dengan ajakan “Netflix and chill” dalam bahasa Inggris atau “mau makan ramen?” dalam bahasa Korea. Hanya saja, lagi-lagi, karena ia suka kupu-kupu dan kali ini mangsanya juga punya arti nama yang sama, dipakailah ajakan untuk melihat kupu-kupu di rumahnya itu.

Yu Na-bi mengartikan ajakan melihat kupu-kupu ini secara literal. Padahal kalau dipikir-pikir, agak nggak mashok kalau seseorang memelihara kupu-kupu. Lha wong masa hidup kupu-kupu cuma sebentar dan rata-rata dalam hitungan pekan bakal kembali ke Rahmatullah.

Strategi Jae-eon buat ngedeketin perempuan sangat implisit. Secara nggak sadar perempuan tersebut bakal terperdaya gara-gara Jae-eon, sama seperti kupu-kupu. Ia punya kuasa untuk memilih bunga yang ia sukai, tapi ia baru bisa mendapatkan nektar kalau bunganya sudah mekar. Ketika bunga yang ia targetkan masih kuncup alias belum membuka hati, kupu-kupu nggak bisa melakukan apa pun dan harus mencari bunga lain. Jae-eon ini lumayan ahli dalam menemukan bunga yang cantik sekaligus bersedia untuk menyerahkan hatinya. Yu Na-bi adalah salah satu bunga cantik nan harum, tapi nggak mampu menolak kedatangan kupu-kupu yang bertandang.

Akan tetapi, mana ada kupu-kupu yang cuma berkunjung ke satu bunga? Kupu-kupu punya sifat nemplok sana-sini. Secantik dan seharum apa pun bunga yang barusan ia datangi, ia pasti akan cari bunga lain yang lebih molek dan membuat bunga sebelumnya merasa cemburu. Mari kita doakan saja Jae-eon si kupu-kupu ini salah milih bunga. Masuk ke perangkap kantong semar atau venus flytrap kayaknya boleh, tuh, dijadiin ide karma buat dia. Xixixi.

Sumber Gambar: YouTube The Swoon

BACA JUGA Tokoh Park Jae Uhn di Drakor ‘Nevertheless’ Layak Dapat Gelar Buaya Tingkat Dewa dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version