Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Nasib Kampung Inggris Pare selama Pandemi

Firda Alfiani oleh Firda Alfiani
4 Mei 2020
A A
kampung inggris pare kediri suasana kos kursus pandemi wabah corona mojok

kampung inggris pare kediri suasana kos kursus pandemi wabah corona mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Kalian yang pernah tinggal di sini mungkin sesekali masih rindu makan plecing Jawa berlauk tempe tepung dengan nasi hangat yang masih kebul-kebul di Warung Bakoel Jalan Brawijaya, poros utama Kampung Inggris Pare, Tulungrejo, Kediri. Menghabiskan sore dengan nongkrong bersama teman-teman satu kelas, satu camp, bahkan teman beda kursusan juga para tutor di warung tansu (ketan susu) sambil menikmati angin sepoi-sepoi dari ladang jagung yang kian berubah menjadi bangunan beton tempat-tempat kursus baru.

Ribuan orang keluar masuk Kampung Inggris Pare yang sudah lama jadi tempat belajar bahasa Inggris yang murah, aman, dan menyenangkan. Guru saya, salah satu tutor legend di sana, pernah mengatakan Kampung Inggris Pare adalah miniatur Indonesia. Para member (sebutan orang yang belajar ke Kampung Inggris Pare) tidak hanya berasal dari Jawa Timur, tapi juga datang dari seluruh penjuru negeri. Tujuan kedatangan berbeda-beda. Ada yang mengisi waktu liburan, belajar persiapan tes masuk PTN bagi anak-anak gap year, belajar TOEFL/IELTS untuk memburu beasiswa, kebutuhan pekerjaan, bahkan sebagai tempat pelarian karena putus dengan pacar atau ditinggal nikah mantan.

Kampung Inggris Pare kian hari kian diminati, ia bukan lagi kampung yang sepi, yang dikelilingi sawah dengan suara jangkrik, kriiik… kriiik… kriiik… nan gelap. Ia telah gemerlap oleh lampu coffee shop di sepanjang Jalan Anyelir, Lamtana, dan Flamboyan. Suara-suara beraksen British ataupun American memenuhi gedung-gedung lembaga kursus, warung makan, jalanan dan camp-camp dengan English area. Panggilan lu-gue dan umpatan hewan peliharaan ala anak Jakarta sudah terdengar biasa dan yang paling menarik, kisah cinta periode (kisah cinta antarmember yang akan usai ketika program kursus selesai). Pasangan cinta periode akan kembali ke kota masing-masing dengan cinta yang berakhir di Jalan Brawijaya. Peristiwa ini populer dengan istilah Pare Jahat.

Ada lebih dari 100 lembaga kursus yang ada di Kampung Inggris Pare yang dinaungi oleh FKB (Forum Kampung Bahasa), mulai dari kursusan dengan jumlah puluhan member, ratusan, hingga hampir seribu. Keberadaan lembaga pendidikan informal ini tentu saja membawa berkah bagi warga sekitar. Kedatangan member-member dari Sabang sampai Merauke menjadi penggerak perekonomian. Warga sekitar bisa membuka usaha makanan, minuman, penyedia jasa rental motor dan sepeda, laundry, pemilik asrama dan kos-kosan, dan lain-lain. Para penghuni Kampung Inggris, pemilik usaha kursusan, para pegawai administrasi, para tutor dan member hidup berdampingan dengan warga dan saling menjaga.

Namun, kenangan indah hidup bersama ini mulai berubah seperti kisah percintaan yang sedang berada di jurang putus asa. Awal Maret, penyakit Covid-19 dideteksi muncul di Indonesia, gerakan physical distancing segera digalakkan. Metode belajar di Kampung Inggris secara face-to-face alias tatap muka bahkan beresiko jadi sarana penularan.

Setelah melakukan rapat koordinasi antarlembaga kursus dengan beberapa pertimbangan, pembelajaran di kelas-kelas diputuskan masih dilakukan. Namun, ada prosedur yang harus dipatuhi oleh lembaga kursus, tutor, dan member untuk menjaga jarak, mencuci tangan setiap kali masuk kelas, diberi hand sanitizer, dan menggunakan masker. Kebijakan ini menimbulkan pro dan kontra karena berlawanan dengan edaran pemerintah ke sekolah-sekolah untuk melakukan sistem pembelajaran online.

Tidak bisa disangkal bahwa memang aturan untuk operasi lembaga pendidikan informal dari pemerintah pun tidak jelas sehingga hal ini bisa menjadi faktor penyebab lambannya lembaga-lembaga kursus untuk melakukan tindakan. Pada akhirnya, lembaga-lembaga kursus di Kampung Inggris Pare mencapai kesepakatan untuk melakukan keseluruhan kegiatan belajar dan mengajar secara online.

Tidak berhenti disitu, nasib Kampung Inggris Pare pun semakin diuji. Meningkatnya kasus positif Covid-19 di daerah-daerah dan isu lockdown membuat para member yang kebanyakan berasal dari luar kota memutuskan meninggalkan Pare. Hari demi hari, Pare semakin lenggang ditinggal oleh penghuninya.

Baca Juga:

Tanpa Les, Tanpa Bimbel: Cerita Mahasiswa yang Selalu Dapet Skor TOEFL 500-an Berbekal Nonton Film dan Main Video Game

5 Rekomendasi Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare: Info Penting dari Orang Dalam

Bandara-bandara mulai ditutup, transportasi seperti kereta api dan bus pun dibatasi dan tak beroperasi, konser dan event-event dibatalkan, para penghuni Kampung Inggris Pare terutama para member yang berasal dari luar pulau terancam tidak bisa pulang kampung sehingga harus bertahan di camp-camp ataupun kos-kosan. Ibu-ibu penjual makanan kehilangan langganannya, para pemilik kafe tidak bisa menjual kopi-kopi andalan dan beverage mereka, tempat rental sepeda dan motor tak memiliki penyewa, tidak ada lagi suara ibu laundry berteriak mengirim baju sudah dicuci dan diseterika rapi, abang-abang gojek sepi order, tempat gym dan futsal tutup, toko dan swalayan lenggang, warung nasi padang berkali-kali ngangetin rendang, kelas-kelas kosong tak berpenghuni, tidak ada morning/night program atau punishment, para pengemis serta pengamen bahkan kehilangan recehannya.

Kepada salah satu pemilik kos putri di Kampung Inggris, panggilannya Uncle, saya bertanya apakah Kampung Inggris sepi, dengan cepat ia mengiyakan. Masih ada empat orang di kos-kosan, salah satunya orang Jakarta yang tak berani pulang karena takut tertular corona selama perjalanan pulang. Bisa dibayangkan berapa kerugiannya di saat musim pandemi ini, puluhan kamar kosannya tidak ada yang menyewa. Lembaga-lembaga kursus juga demikian, berbisnis di bidang pendidikan informal juga berisiko tinggi terdampak pandemi, mereka juga merugi. Tutor-tutor untuk sementara juga kehilangan pekerjaannya.

Tidak semua lembaga kursus siap menghadapi fenomena baru yang mana pembelajaran dilakukan serba-online. Belajar di Kampung Inggris Pare tidak hanya meningkatkan kemampuan bahasa Inggris tapi keunggulannya terletak pada value yang dibangun oleh lingkungan dan interaksi antarmember serta member dengan tutor dari latar belakang yang berbeda.

Lembaga pendidikan masih bisa berbenah menyusun dan melaksanakan online class. Tapi saya terpikir, bagaimana nasib para pemilik warung, pedagang kaki lima, mas-mas galon, bapak penjual kacang rebus, tukang sampah, dan ibu-ibu penjual pulpen yang pernah viral di Kampung Inggris, jika pandemi ini tidak kunjung berakhir.

Sumber gambar: Wikipedia

BACA JUGA Do’s and Don’ts Ketika Belajar Bahasa Inggris

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Mei 2020 oleh

Tags: kampung inggrisParewabah corona
Firda Alfiani

Firda Alfiani

Hobi lari pagi.

ArtikelTerkait

karya fiksi UT kuliah ekonomi kuliah sastra kuliah online mahasiswa s-1 dan s-2 Sebagai Penulis, Saya Sering Disangka Romantis dan Bisa Menjadi Sekretaris kuliah online

Satu Semester di Rumah, IPK Ditentukan oleh Kecepatan Sinyal, Mending Kuliah Online Bubar Aja

7 Juni 2020
Menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Lingua Franca di Kampung Inggris terminal mojok.co

Menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Lingua Franca di Kampung Inggris

19 November 2020
Cerita Prihatin yang Mungkin Dipahami Pedagang Pinggir Jalan Ketika Hujan terminal mojok.co

Berdamai dengan Corona Sama Saja Berdamai dengan Pemerintah Inkompeten

19 Mei 2020
maia estianty twit viral kritik pemerintah donasi kitabisa apd rumah sakit tes untuk masyarakat sosialita arisan tempey twitter mojok.co

Bunda Maia Estianty Jangan Ikut Memperkeruh Suasana ya, ya?

11 April 2020
Pare, Kota yang Dianggap Sebagai Destinasi Pelarian

Pare, Kota yang Dianggap Sebagai Destinasi Pelarian

24 Maret 2020
susu diamond nescafe classic cat rambut miranda oreo rasa vanila laku laris langka pandemi wabah lockdown karantina psbb tiktok tutorial promosi endors mojok

Selain Masker, 4 Produk Rambut dan Dapur Ini Juga Laris Manis selama Pandemi

28 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.