Nasib 2 Skincare Lokal Murah: Udah Dibully, Dituduh Bermerkuri

Nasib 2 Skincare Lokal Murah Udah Dibully, Dituduh Bermerkuri Terminal Mojok

Nasib 2 Skincare Lokal Murah Udah Dibully, Dituduh Bermerkuri (Unsplash.com)

Kalau kalian baca judul di atas dan mengira saya mau nulis soal krim Kelly, kalian salah, Brodieee. Kalau soal krim Kelly yang dituduh bermerkuri sudah pernah saya bahas di sini.

Selain krim Kelly, di luar sana masih ada sejumlah skincare lokal yang dicurigai, difitnah, dituduh, dan di-ieuwh-ieuwh-in segenap militan skincare newbie yang kurang info, tapi sibuk ributin skincare yang dikira bermerkuri. Ya bagus sih buat ansisisapi, eh, antisipasi. Tapi sayangnya mereka kurang teliti.

Soalnya begini. Beberapa produk kecantikan yang dituduh mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, hidrokuinon, dan sebangsatnya itu adalah produk lawas dan masih eksis sampai saat ini. Iya, yang difitnah itu kebanyakan produk jadul dan masih dijual sampai sekarang ini. Masa iya sih, BPOM tidur nggak bangun-bangun?

Di luar sana, beberapa produk skincare lokal murah ada yang bernasib sama kayak Kelly. Meski begitu, mereka masih hidup sampai sekarang, kebal dengan segala fitnah dan tuduhan khalayak ramai. Karena mereka memang aman-aman saja. Saya mencatat ada dua skincare lokal murah yang bernasib sama seperti krim Kelly.

Pertama, Meco Pearl Cream. Nah, krim ini sejujurnya mirip banget kayak Kelly. Dari segi warna, dia nyaris sama. Mungkin ini juga yang bikin orang-orang berpikiran kalau doi masih saudaraan sama Kelly yang dituduh bermerkuri itu.

Dari segi tekstur, Meco Pearl Cream memang sedikit berbeda dengan Kelly. Masih sama-sama memberi efek oily kalau dipakai ke muka, sih, tapi si Meco ini agak lembut sedikit dibanding Kelly. Jatuhnya krim satu ini jadi lebih enak dipakai di muka lantaran gampang di-blend. Kalau Kelly kan agak keras tuh, nge-blend-nya sampai bikin posisi tangan ancang-ancang kayak mau lempar Chidori. Wangi dari Meco juga oke-oke saja. Nggak nyegrak, enak kayak bau bedak. Bedak jadul, sih…

Awalnya saya pakai Meco Pearl Cream gara-gara penasaran dengan resep kinclong ala uwak saya. Blio bilang pakai krim Meco. Waktu pertama melihat wujudnya, saya auto teringat Kelly. Waktu saya beli dan saya cobain, eh, ternyata enak juga. Mbak saya pakai Meco dan muka blio jadi cerah berseri-seri gimana gitu. Plis, deh, ini krim muka apa air wudu, sih???

Yang menambah kecurigaan saya pada tuduhan orang-orang soal krim Meco ini adalah harganya. Meski lebih mahal ketimbang Kelly, Meco masih termasuk skincare lokal dengan harga murah meriah. Berbekal duit 20 ribu saja kalian masih bisa dapat kembalian beli Meco. Mana satu jar bisa dipakai sampai sebulan, dan bahkan lebih kalau kalian irit kayak saya!

Jadi, kalau di luar sana kalian masih dengar selentingan dan fitnah keji terhadap krim satu ini, nggak perlu khawatir. Meco Pearl Cream ini komposisinya aman, kok. Mungkin kalian yang punya kulit sensitif bakal ketar-ketir sama kandungan paraben di dalamnya. Tapi, sejauh yang saya ketahui, paraben sebenarnya nggak perlu ditakuti setengah mati selama digunakan dalam batas yang sudah ditentukan. Lagi pula, Meco Pearl Cream sudah ada izin BPOM-nya, Gaes.

Kedua, Seger Snow. Waktu kuliah, saya ingat ada seorang teman yang pakai Seger Snow Lightening Cream. Packaging-nya kayak balsem warna pink gitu, Gaes.

Nah, teman saya ini sering banget diceng-cengin teman lain gara-gara pakai skincare satu ini. Saya pernah icip-icip Seger Snow Lightening Cream ini, sih. Sejujurnya, teksturnya cukup pekat. Krim satu ini punya warna putih, tapi ada semacam glossy-glossy ala logam gimana gitu. Harganya murah banget, lho. Kalau kalian beruntung, kalian bisa menemukan krim satu ini di warung-warung kecil.

Seger Snow Lightening Cream ini semacam pelembap untuk muka kalian. Klaimnya sih bisa mencerahkan, bukan memutihkan. Kalian nggak perlu khawatir sama isu-isu negatif yang beredar di luar sana soal krim ini, soalnya Seger Snow sudah halal dan terdaftar di BPOM.

Nah, itulah dua skincare yang punya nasib serupa krim Kelly yang hits itu. Mahal dibilang nggak ngotak, eh, murah dituduh isi merkuri. Serba salah, deh.

Penulis: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version