Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Pengalaman Pertama Makan Nasi Goreng Jagung di Kodam V Brawijaya Surabaya: Bikin Tenggorokan Seret, Hilang Nafsu Makan, dan Menyesal

Naufalul Ihya Ulumuddin oleh Naufalul Ihya Ulumuddin
15 Februari 2024
A A
Pengalaman Pertama Makan Nasi Goreng Jagung di Kodam V Brawijaya Surabaya: Bikin Tenggorokan Seret, Hilang Nafsu Makan, dan Menyesal

Pengalaman Pertama Makan Nasi Goreng Jagung di Kodam V Brawijaya Surabaya: Bikin Tenggorokan Seret, Hilang Nafsu Makan, dan Menyesal (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu, saya sempat membaca tulisan Mas Prasta tentang Kodam V Brawijaya yang ada di Surabaya. Membaca tulisan tentang Kodam Surabaya, bikin saya teringat pengalaman pertama nyobain salah satu makanan yang ada di sana, yaitu nasi goreng jagung.

Iya, nasi goreng jagung memang hal aneh. Biarkan saya cerita dulu.

Mencoba hal baru nggak selalu menyenangkan

Ketika pertama kali merantau sebagai mahasiswa, saya diberi petuah kuliner oleh orang tua saya. Katanya, kalau di tempat baru, cobain makanan yang khas, unik, atau makanan yang nggak pernah ada di tempat asalmu. Tujuannya agar kita punya pengalaman yang luas soal makanan-makanan di luar daerah kita. Gitu.

Petuah itu masih saya pegang ketika pertama kali berkunjung ke Kodam V Brawijaya. Saya datang ke Kodam sebagai mahasiswa akhir bulan dengan satu orang teman yang sama-sama sedang kekurangan uang. Saya tentu saja menarget makanan unik, tapi tetap mengenyangkan.

Benar seperti kata Mas Prasta di tulisannya, Kodam V Brawijaya ini luas sekali dan banyak jenis makanan. Buanyak banget. Saking banyaknya, saya dan teman saya sampai bingung mau makan apa dengan uang yang pas-pasan. Meskipun pada akhirnya, kami berdua berlabuh di tukang nasi goreng.

Nasi goreng uniknya di mana? Nah awalnya saya juga berpikir demikian. Sampai saya nemu salah satu menu di penjual nasi gorengnya, yaitu nasi goreng jagung. Menurut saya, nasi goreng jagung itu unik dan nggak pernah saya temui di daerah asal saya, Bangkalan Madura. Alhasil, saya pesanlah makanan unik itu.

Ekspektasi saya, nasi goreng jagung itu berisi nasi yang digoreng lalu diberi toping jagung dengan bumbu khas. Eh ketika datang malah nggak ada nasinya blass. Isinya hanya jagung rebus yang diparut, lalu digoreng. Seketika saya menyesal mengikuti petuah orang tua saya soal makanan. Ah, atau barangkali bukan petuahnya yang keliru, tapi sayanya yang bodoh.

Nasi goreng jagung bikin seret

Sekali lagi saya perjelas, nasi goreng jagung itu nggak ada nasinya. Isinya adalah jagung rebus yang diparut lalu kemudian digoreng. Kira-kira kalau dimakan rasanya seperti apa? Yup betul, bikin seret tenggorokan. Nasi goreng ini nggak bisa dimakan, karena bikin tenggorokan seret. Saking seretnya, di suapan ketiga sudah nggak bisa ditelan oleh tenggorokan normal saya. Alhasil, yaa nggak dimakan sampai habis. Mana uang pas-pasan, pesan makanan malah datangnya ampas jagung yang nggak bisa dimakan. Hadeeeh.

Baca Juga:

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Bikin nggak selera makan yang lain

Melihat ekspresi saya yang murung, karena makanan yang saya pesan tak bisa dimakan, teman saya menawarkan makanannya yang normal. Dia memesan nasi goreng biasa. Nasi gorengnya normal seperti nasi goreng pada umumnya. Teman saya main aman, karena sedang lapar dan uangnya juga pas-pasan. Tidak seperti saya yang sok ngide makan-makanan unik.

Tapi tawaran berbagi makanan dari teman saya itu tak saya terima. Meskipun saya juga sedang lapar, tapi nafsu makan saya tiba-tiba hilang akibat nasi goreng jagung keparat itu. Saya sampai bingung, kok ada orang jualan makanan yang nggak bisa dimakan gini ya? Apes.

Jadi saran saya, untuk yang mau ke pasar malam Kodam V Brawijaya yang ada di Surabaya, jangan sekali-kali nyobain nasi goreng jagung kalau nggak mau menyesal seperti saya. Cobain kuliner yang lain sebanyak-banyaknya, tapi jangan nasi goreng jagung. Kasian tenggorokan kalian, serettt, plus bikin nafsu makan hilang.

Untuk abang-abang yang jualan nasi goreng jagung, saran saya segera ganti menu deh. Makanannya nggak ramah tenggorokan. Kalau pun mau tetap pakai nama nasi goreng jagung, tetap dikasih nasi. Jagungnya dijadikan toping aja dengan bumbu khas yang enak. Pokoknya nggak usah aneh-aneh, dah.

Penulis: Naufalul Ihya’ Ulumuddin
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kenapa ya Nasi Jadi Makanan Pokok Orang Indonesia?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Februari 2024 oleh

Tags: Kodam V Brawijayanasi gorengnasi goreng jagungSurabaya
Naufalul Ihya Ulumuddin

Naufalul Ihya Ulumuddin

Pegiat sosiologi asal Madura. Tertarik isu pendidikan, kebijakan sosial, dan keluarga. Cita-cita tertinggi jadi anak yang berbakti dan suami ideal untuk istri.

ArtikelTerkait

Surabaya di Mata Orang Sidoarjo Nikmat, tapi Bikin Baper (Unsplash)

Bagi Orang Sidoarjo, Surabaya Adalah Kota yang Penuh Kenikmatan, Asal Kamu Betah Panas dan Nggak Baperan

15 Maret 2024
Nasi Gila, Adiknya Nasi Goreng yang Rasanya Waras

Nasi Gila, Adiknya Nasi Goreng yang Rasanya “Waras”

7 Agustus 2023
Museum di Surabaya Memang Banyak, tapi Teks Deskripsinya Bikin Pengunjung Gagal Paham

Museum di Surabaya Memang Banyak, tapi Teks Deskripsinya Bikin Pengunjung Gagal Paham

26 Juni 2024
Sudah Saatnya Jember Punya Jalan Tol, agar Kabupaten Ini Nggak Semakin Tertinggal

Sudah Saatnya Jember Punya Jalan Tol, agar Kabupaten Ini Nggak Semakin Tertinggal

19 Juli 2024
Hal yang Saya Rasakan Tinggal di Kota Surabaya: Wilayah Terpanas di Indonesia terminal mojok.co

Hal yang Saya Rasakan Tinggal di Kota Surabaya: Wilayah Terpanas di Indonesia

21 September 2021
Nasi Usus Sawahan, Kuliner Surabaya yang Memanjakan Lidah

Nasi Usus Sawahan, Kuliner Surabaya yang Memanjakan Lidah

2 April 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.