Adalah wajar jika lolos universitas impian masuk wishlist banyak murid di luar sana. Apalagi kalau kamu termasuk murid pintar yang siap melibas semua tahapan SNBP dan SNBT. Namun, namanya impian, belum tentu menjadi kenyataan. Banyak alasan yang membuat impian itu gagal menjadi kenyataan. Salah satunya adalah tidak mendapat restu ibu.
Kamu nggak salah membaca. Iya, restu ibu. Bagi saya, memang sengaruh itu. Nggak percaya? Ya nggak masalah. Tapi coba, deh, kamu ambil keputusan tanpa restu ibu, lihat hasilnya, dan ambil hikmahnya. Sekali lagi, kalau saya pribadi, memang sengaruh itu.
Daftar Isi
Aktif di sekolah, status murid pintar, tapi gagal tembus SNBP dan SNBT
Namanya Naura. Dia adalah murid yang rajin, prestasinya banyak, aktif di banyak kegiatan akademik dan non-akademik, rajin ikut bimbel. Naura mengincar banyak kampus ternama dan sekolah kedinasan.
Dan, pada akhirnya, setelah semua usaha itu, Naura mendapat fakta bahwa DIA TIDAK DITERIMA. Naura sudah ikut SNBP dan SNBT. Dia mengincar total 8 kampus termasuk sekolah kedinasan. Apa yang terjadi? Anak sepintar kenapa bisa gagal?
Sebelum ikut SNBP dan SNBT, Naura sudah minta doa ke orang tua. Namun, ternyata, belakangan ini dia mendapat jawaban yang agak menyesakkan. Ternyata, si ibu tidak sepenuhnya rela memberi restu.
Kata yang keluar dari bibir “iya”, tapi di hati “tidak”. Semua karena si ibu resah karena akan jauh dengan Naura, yang kuliah di luar kota, dan tidak ada yang menemani si ibu.
Restu ibu itu penting bangetÂ
Naura tidak pernah membayangkan dia gagal di SNBP dan SNBT karena sang ibu tidak rela dan merestui. Mendapat penolakan 8 kampus, apalagi kampus impian, tentu sangat sakit. Semakin sakit karena Naura yakin jalannya untuk kuliah akan menentukan masa depannya kelak.
Tapi, semua kandas karena tidak mendapat restu dari ibu. SNBP, SNBT, 8 kampus impian, atau apa saja deh, kalau tidak ada izin dari ibu, bisa jadi kandas. Atau, minimal, kehidupan di kampus akan berat karena ada seorang ibu yang tidak memberi izin. Keresahan seorang ibu memang sekuat itu.Â
Memang, hal ini terlihat tidak adil. Apalagi Naura sudah berusaha sangat keras untuk menjadi anak pintar. Dia siap menghadapi SNBP dan SNBT. Naura siap menyambut salah 1 dari 8 kampus impiannya.Â
Beberapa dari pembaca mungkin tidak terlalu mempercayai hal-hal seperti ini. Namun, bagi saya, doa orang tua, terutama ibu, penting banget. Rasa-rasanya, doa ibu itu bisa menembus langit sampai lapis ke-7. Yah, itu kalau saya. Nggak tahu kalau kamu.
Naura sendiri tetap kuliah, dan masih di daerahnya sendiri, dekat dengan keluarga. Lantas, apakah dia bahagia? Tentu saja tidak. Tetapi dia tetap menjalaninya, walaupun terkadang rasa setengah hati itu muncul. Sejak semester 1 sampai 8 semuanya berjalan sangat lancar tanpa hambatan. Yah, kali ini, si ibu memberi restu.
Bicara baik-baik sama ibu
Untuk pembaca yang sedang bingung karena tekanan dari orang tua perihal kuliah, saya cuma bisa bilang lebih baik dibicarakan aja. Meski akan mendapatkan penolakan, setidaknya kita sudah mencurahkan isi hati. Dan semoga, sebagai orang tua, ibu akan tergerak hatinya memberi restu.
Tentu saja, kalian harus bertanggung jawab kepada pilihan, jika kelak mendapatkan restu ibu. Tanpa doa orang tua, mau SNBP, SNBT, atau mendaftar sampai ratusan kampus, selalu ada kemungkinan mentah semua.
Oleh sebab itu, segala keputusan yang kamu ambil, kamu nggak akan bisa tanpa restu ibu. Impian kita tanpa restu ibu hanyalah omong kosong belaka.
Penulis: Najwa Filzah
Editor: Yamadipati Seno
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.